Part .30

29 2 0
                                    

"Kau... Ingin bermain kecil terlebih dahulu hem?" Ucap Leon sembari mengusap pipi juga rahang Roseanne dengan lembut.

"Ssstt, jangan mencoba membuatku tergoda Grey... Karena aku tidak akan tergoda!" Lalu wanita itu tertawa merasa menang karena berhasil menodong kan pisau pada si pria.

"Grey hem? Grey... Apa ia masih hidup? Ada baik nya untuk tidak tau tentang semua hal, tapi kau? Sangat menyedihkan untuk tidak mengenal musuh mu." Semua perkataan Leon seolah petir, petir mematikan yang menyambar gadis itu.

"Tidur lah dengan nyenyak, dan perkenalkan, aku Leon." itu adalah perkataan terakhir Leon yang wanita itu dengar malam ini.

"Tidak mungkin! Aku telah menukarnya." Namun dengan cepat wanita itu terlelap.

*****

Pintu terbuka, seorang lelaki dengan tinggi yang hampir sama dengan tinggi pintu pada ruangan yang ia masuki berjalan dengan pelan sembari mengitari pandangannya.

Ia berjalan dari sudut satu ke sudut lainnya. Menyentuh barang yang menurutnya harus di sentuh, menyibakkan selimut, memindahkan bantal untuk tau apa yang ada dibaliknya.

Tidak ada yang istimewa, sampai satu barang menarik perhatiannya. Sebuah kotak berukuran sedang yang terletak di atas lemari.

Ia mengambil kotak itu, lalu mencoba membukanya, kotak yang tidak dikunci membuatnya mudah terbuka.

Lelaki itu mengambil barang-barang yang terdapat di kotak tersebut satu persatu, gelang, sebuah kain berwarna beige juga topi dengan warna senada. Sampai pada barang terakhir, sebuah bingkai foto dimana terdapat dua orang gadis cantik dengan wajah serupa.

"Rose..." Lirih lelaki itu.

*****

"Bang Xav, apa kau sudah sampai di Bali?"

"Ya, ada apa Le?"

"Aku minta tolong dengan sangat, datang kembali ke tempat Dimana Rose beberapa hari lalu diculik."

"Okay, sebentar, jangan kau matikan, lima menit lagi aku lewat daerah itu."

Dengan gelisah juga rasa penasaran yang membara, Leon mengetatkan rahangnya dengan tangan yang mengepal erat.

Ya, Xavier sudah kembali terlebih dulu ke Indonesia, hanya seorang diri.

"I've arrived Le, what's next?"

"Okay-" Leon pun menjelaskan tentang bingkai foto yang ditemuinya.

"Sekarang, bisakah kau mencari petunjuk yang bisa kita jadikan bukti di sana?" Lanjut Leon.

"Ya, I will look for it, wait a minute."

"Le, tempat ini lumayan besar, bagaimana jika kau mengerahkan anak buah mu untuk datang kesini membantuku? Aku pun ada urusan."

Setelah mengatakan hal itu, terdengar suara mobil yang datang, tidak, bukan sebuah namun beberapa.

"Apakah itu?" Takjub, sungguh takjub Xavier pada si little brother nya.

Setelah pencarian yang tidak terlalu melelahkan itu, di temukan sweater Roseanne yang hari itu dikenakan, namun Leon, Xavier, juga Veron ingat betul saat mereka menjemput Roseanne, sweater ini sedang dikenakan oleh gadis itu.

"Leon, selain sweater itu kami juga menemukan sebuah handphone, aku akan mengeceknya, lalu... There are a lot of cups here, that's great..." Hah... Barang barang itu akan memudahkan mereka mencari kebenarannya.

Saat Xavier dan anak buah Leon akan pergi, salah satu dari mereka menemukan sebuah tanda pengenal berbentuk persegi panjang yang terletak di selipan sofa.

ConfusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang