Chapter 14 : The Series Killer

2.4K 100 2
                                    

Layla’s P.O.V

Ah................. Dasar anjing konyol kenapa dia masih belum membunuh korbannya? Tapi sepertinya aku melihatnya dengan muka yang agak marah, atau itu hanya perasaanku? Hah........ bosan..... ya entahlah ternyata manusia lebih menjijikkan dari yang kukira sebelumnya, tidak peduli kelamin, tinggi, pendek, gendut, kurus, atau dll. Kebanyakan dari mereka munafik,

"Layla?"

Eh? Sepertinya aku mendengar namaku dipanggil? Mungkin cuman perasaanku lagi.

John’s P.O.V

Aku............... takut......................... tapi? Aku ingin bisa berguna? Ah!!!! Sial!!! Kenapa aku jadi penakut??? Nona bahkan bisa membunuh dengan sekali tebas!! Sial!! Sambil berteriak dalam hati tanpa sengaja aku menyenggol seseorang,

“Ah? Maaf” aku lalu berkata begitu

“Makanya jalan itu pake mata jangan Cuma kaki!!” lalu aku diteriaki oleh orang itu, lalu aku menunduk menandakan permintaan maaf. Sial aku harus lebih serius, kemudian perlahan aku melihat orang itu lagi lalu berbicara dengan seseorang orang itu..............

“Yo!! Diego!! Gimana lu udah menang taruhan belum?”

“Matt? Gua kira elu gak pasang hari ini??”

“Hahahaha... Tadinya gak mau tapi.... gimana jadi udah berhasil?” saat menguping pembicaraan itu Matt sekarang mulai mencurigakan?

“Ehm..... Ahahahaha.... Miss. Shaber memang tolol dia telah berhasil ku kelabuhi dan sepertinya rekan-rekan kita juga sangat puas bukan?” saat mendengar itu aku menyadari aku memilih orang yang salah??? Yah Tuhan!!! Kenapa aku memilih dalang dari permainan?? Harusnya aku memilih yang lain saja........... Hah.........

“Woi, Matt ngomong elu liat Fionna gak? Atau Tersesa? Atau rekan-rekan kita yang lain?”

“Kayaknya belum deh?”

Saat mendengar itu aku terdiam lalu melihat ke langit-langit dan berusaha tersenyum, hahahaha...... kurasa rekan-rekanmu yang lain sudah jadi pajangan di kamar 413* (*Mayat) dan kamar mandi? Tiba-tiba seseorang memegang pundakku secara spontan aku menarik tangannya dan mau membantingnya tapi dia bertahan dan menyengkat kakiku, sesaat sebelum jatuh ku pukul perutnya dan dia juga jatuh. Saat kami berdua jatuh aku melihat siapa yang ku pukul dan siapa yang menyengkatku,

“Eh? Athena??”

“Shhhh.... jangan keras-keras nanti mereka dengar!!” bisik Athena padaku

“Ah!! Maaf!!” lalu aku memelankan suaraku,

“Sial... pukulanmu dalam juga kurasa tulang rusukku hampir patah!?”

“Eh.............. maaf....” lalu aku menunduk sedikit,

“Ah sudahlah kau seperti anak kecil saja kau sudah membunuh target mu belum sepertinya jika tidak segera Lai akan memotong dan menjahit kepalamu seperti milih para korbannya??” saat mendengar itu aku langsung merinding karena aku tau Nona memang lebih cerdik dari aku.

“Oi!! Aku harus pergi sekarang menuju korban terakhirku Max Amstrong  jika aku benar dia ada di sebelah targetmu?”

“Eh? Kukira namanya Matt? Aku mendengarnya di panggil Matt oleh Diego”

“Ah... mungkin itu panggilan sayang mereka!!” lalu aku merasa jijik karena panggilan kata sayang, lalu sesaat kemudian kami berdiri tegak dan mengendapi mereka.

“Dog? Jadi bagaimana?? Eh?? Jerf maksudku!!”

“Ath-, Aita sebaiknya menunggu mereka berpisah saja?”

How Do I Turn into a Psychopath (In EDITING)Where stories live. Discover now