Chapter 28 : Thinking About....?

1K 50 2
                                    

[Layla's P.O.V]

Aku terus merasa kepalaku masih berdenyut-denyut, jujur saja aku kehilangan sedikit memoriku walau aku masih bisa mengingat foto-foto yang sedikit flashback didalam kepalaku. Sedikit kejadian dari jam 07.30 mulai hilang sampai jam 03.00 pagi tadi..... apa yang terjadi? Aku tidak ingat aku mulai kembali, saat jam 04.00 sampai jam 05.00 pagi... setelah itu kurasa aku sedikit mengobrol dengan Daniel dan mengundangnya datang...

*Kriing-Kriing*

Aku melihat kesekitar sebentar, aku sadar telepon yang ada di ruanganku berbunyi. Aku mendekatinya dan mengangkat telepon tersebut.

"Halo?" seruku perlahan, "Ah? Miss? Apa benar kau mengundang teman ke sini? Dia bersih keras masuk? Masalahnya juga dia tau nama asli anda? Apa sebaiknya aku membunuhnya?" tanya panjang dan lebar menurutku dia penuh dengan perkataan basa-basi.

"Hm... Apa dia? Daniel Sebastian Guster?" tanyaku pelan mulai membereskan kertas dekat telepon.

"Em..... Hei!!! Siapa namamu??....."

"Sudah ku bilang aku Daniel!!! Dengar!!!"

Suara teriakan dari seberang telepon sudah membuatku yakin, aku mengeleng kepala lalu menarik dan duduk di atas kursi.

"Sudah biarkan dia masuk, aku mengenalnya" seruku kemudian dia terdengar sedikit kaget di seberang telepon.

"Eh? Tapi Miss?-"

"Apa kau mau menentangku?"

"Tidak!! Miss!!! Dia akan kuantar ke elevator"

"Bagus" setelah itu aku ingin menutup telepon, tapi dia menyaut lagi.

"Em..... Miss?"

"Apa lagi?" tanyaku sedikit jengkel,

"Tentang.... tidak maaf" tiba-tiba dia mematikan telepon, apa peduli? Dasar pengecut. Aku melihat kearah leherku di cermin terlihat ada bekas luka, kapan aku mendapatkannya? Mungkin aku tadi sedikit mengoresnya saat menyentuh pecahan kaca? Sudahlah....

*Tok Tok*

Suara pintu terketuk, aku mendekati pintu perlahan menyentuh gagang pintunya perlahan dan membuka kunci pintunya serta membukanya sambil sedikit tersenyum.

"Hello? My little GIRL?" aku langsung membelakangkangkan mata, pistol langsung berhadapan di depan ku dan yang memegang pistol itu. aku sangat mengenalnya sangat.. sangat tidak dapat di percaya... Aku harus membunuhnya!! Sang pembunuh Mama!!! Aku tersenyum perlahan aku harus bisa mengendalikan amarahku sekarang ini, tidak sanggupnya jiwaku berkenan memandangnya masih bisa berdiri dan memilihku 2 tangan.

"Hahahaha.... look at you Little girl? Now you growing?" serunya sambil tersenyum, akan ku bunuh kau Brengsek!

"Ohoho? My F*CKING Old man? Still alive? How you day? Die?" seruku sambil tersenyum, aku mengigit bibir hingga hingga ingin berdarah rasanya. Aku benar-benar tidak tahan!! Mati.... kau harus MATI!!! Kenapa kau tidak di di kubur hidup-hidup saja!!! mendengar ucapanku alis laki-laki tua itu langsung berkerut kesal dan dia menghentakan giginya dan terus mengarahkan pistolnya kearahku. Dia menekan penukar isi pistol dan mau menembakku sekarang. Sial!!! Aku tidak akan MATI!!

*SHOOT*

Dia menembak mengenai atau tepatnya mengores bagian pundakku, sekarang aku merasa bodoh. Aku menarik napasku beberapa kali, hingga aku kembali berdiri tegak. Aku menatapnya tajam di mata dan menendang pistolnya jatuh kelantai. Dia berusaha merahi pistolnya aku menahan tangannya lagi, sekarang dia menjengut rambutku dan mulai membuatku jatuh karena rambutku. Sekarang aku mulai benci punya rambut panjang.

How Do I Turn into a Psychopath (In EDITING)Where stories live. Discover now