Chapter 32: Another Voice

952 48 0
                                    

[Layla's P.O.V]

"Dany..... sekarang jam berapa?" tanyaku sambil sedikit bangun dari ranjang, dia mencium punggungku dengan lembut.

"Em...... emang kenapa Lay? Mending kita bobo aja yuk?" terdengar suaranya malas, kenapa dia pemalas sekali sih?!!

"Najis luh! Kita masih ada kuliah? Meningan kita berangkat aja" seru sambil berusaha berdiri, terasa sedikit aneh.. tubuhku terasa bagai bukan milihku seutuhnya.

"Em.. padahal ini masih jam 10 pagi" seru Daniel dengan santai, tunggu dia itu gedung mana juga? Dia di ketahui pintar dari beberapa gosip dan juga..

"Dany? Sebenernya elu jurusan apa?" tanyaku sambil duduk di atas ranjang dengan baju putih tipis. Dia menatapku dan tersenyum lembut.

"Ahaha, aku akan menjadi ahli bedah" serunya sambil megelus pipiku lembut. Dasar bodoh... masa depanmu kau bisa tukarkan dengan gadis monster seperti aku. Kenapa aku bisa jatuh cintaq dengan aksimu yang sangat konyol dan bodoh? Jika bisa terlahir kembali..? bisakah aku menjadi gadis idamanmu?

"Hey? Lu bener-bener konyol" seruku sambil mencium keningnya perlahan. Sedih sepertinya sedikit menyambar hatiku, kenapa aku terus dan terus berusaha bicara dengan hatiku yang mengeras? Seperti dia ingin kembali lembut seperti dulu..

Dia membalasku dengan senyuman ringan, aku perlahan pergi dan memasukki kamar mandi. Aku menginjak lantainya yang terasa sangat dingin bagaikan es dan melangkah kedalam shower......

Dingin..... kakiku terasa dingin, walau aku sudah memakai air hangat? Kenapa terasa diriku dan tindakkkanku terasa sangat terbebani?

"Ahahaha!! Layla!!! Jangan bilang hatimu melembut!!!! Karena baru saja selesai melakukan hal ITU saja dengan seorang pria?!!"

"DIAM!" aku memukul tembok keramik di hadapanku, replika samar itu bagaikan hilang. Aku tidak bisa mengendalikan ke-Insane-an ku terus jika terus begini.

"Lay? Elu gak papa?" panggil Dany dari depan pintu, aku membuka mataku lagi ternyata sejak tadi aku sedang melamun?

"Ah? Tidak aku hanya tidak sengaja menyenggol sesuatu" seru dengan agak keras,

"Lu gak papa kan?"

"I'm fine!!!" seruku sedikit jengkel. Terdengar dia sedikit tertawa dan meninggalkan hadapan pintu.

Sungguh sedih untuk mengakuinya, aku bukan gadis yang bisa menjadi pilihan seorang pendamping hidup. Aku lebih mirip pemusnah kehidupan, sekarang aku harus apa..? bolehkah aku menjadi gadis baru dengan identitas baru? Atau....

"Dasar konyol? Tentu saja tidak bisa? Hey? Layla lihat aku jangan bodoh! Kau lupa lihat semua kolam darah ini!! Kau tidak bisa membuat semua darah ini kembali seperti semula!! Darah ini akan selalu merah selamanya dan kau akan selalu.... selalu... mencintainya."

Bagaikan hujan darah, membasahi semua tubuhku dan rambutku membuat semua air di kakiku mengalir bagaikan sungai darah. Aku sadar aku sudah rusak seperti bunga yang rusak sekali rusak dia akan mati.

'Tuhan jika boleh aku terlahir kembali? Bisakah aku menjadi seorang yang lebih baik? Boleh kah aku bertemu dengannya lagi?.... ahaha.. untuk apa aku berharap? Apa Tuhan akan mendengarkan doa seorang pembunuh??'

Aku kemudian mengeringkan rambutku, aku merasa banyak mayat yang menempel di kakiku dan terus dan terus berteriak. "..........TOLONG!!..... Tolong......... tolong............." dari semua orang yang pernah kusiksa tidak kalian memang pantas mati. Aku berbalik dan melihat kearah mereka mereka semua bagaikan organ yang menyatuh dan bertumpuk dengan lengketan-lengketan lendir panas merah yang menjijikkan.

How Do I Turn into a Psychopath (In EDITING)Where stories live. Discover now