𝟑𝟑. 𝐒𝐢𝐧𝐞𝐭𝐫𝐨𝐧

374 61 0
                                    

3rd PoV

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

3rd PoV

“Lo apa-apaan sih pake acara nyekap gue sama Mika?! Mau daftar jadi antagonis sinetron, hah?!” omel Dhimas ke Andra yang nyentil upilnya ke samping.

“Duh, bacot bener anak satu,” ujar Andra sambil menghela napas. “Gue sebenernya mau bawa Mika doang, tapi berhubung ada lo, yaudah gue bawa sekalian. Daripada ntar lo ngadu ke orang-orang.”

“Terus? Kalo udah keculik, trus lo mau ngapain Mika? Awas aja lo macem-macem!”

“Macem-macem? Nggak kok, lo tenang aja. Palingan besok Mika gak bakal bisa jalan. Itupun kalo dia masih kuat ngadepin rumor, hahaha!”

“Andra! Gue ingetin sekali lagi, lo jangan nyentuh bahkan seujung rambut Mika kalo lo masih mau hidup!”

“Dhim, lo gak usah sok heroik, deh. Urusin aja dulu diri lo sendiri. Apa lo bisa ngelindungin Mika dengan kondisi kayak gini? Ngelawak gak gini juga, anjing.”

Andra mendekat kearah Dhimas yang masih terikat di kursi.

“Jangan deket-deket, anjing!” teriak Dhimas.

Andra mencengkeram dagu Dhimas keatas, saling mendekatkan wajah. Dhimas segera menolehkan wajahnya ke samping.

Syalan, dasar humu! batin Dhimas.

“Kenapa? Lo takut gue apa-apain? Tenang aja, lo gak bakal dimutilasi. Palingan balik-balik badan lo udah cacat.”

Dhimas bergidik ngeri. Bukan, bukan karena ancaman Andra.

“Bukan itu, bangsat! Mulut lo bau jengkol! Lo habis makan gak sikatan, ya?!”

Ucapan Dhimas bikin Andra kicep. Wajahnya udah asem.

BUGH!

Tinju dilayangkan ke wajah Dhimas.

BUGH!

Berulang kali Andra menonjok Dhimas sampai babak belur. Setelah itu doi keluar dari ruangan.

Wajah Dhimas sudah lebam-lebam, hidungnya meler keluar darah. Situasi yang buruk, kesadarannya udah diambang batas.

Sementara itu, di sisi lainnya, Mika sedang berjuang buat ngambil gunting yang dia temukan di dalam nakas di sebelah kasur.

“Dikit lagi... ayo, dikit lagi...!” kaki kanan Mika meraih ke dalam slot nakas, meraba-raba benda logam yang dingin itu.

Tadi, Mika mencoba untuk membuka nakas di sebelahnya menggunakan jempol kakinya. Sebuah keberuntungan, dengan sedikit dongakan, Mika melihat sebagian ujung sebuah gunting.

Srak!

Kaki Mika menemukan sesuatu di dalam nakas. Doi meraba permukaan benda yang seperti bungkus obat lalu mencapitnya diantara jempol dan telunjuk kaki.

“... bajingan,” gumamnya pelan, menahan amarah. Waktu doi ngangkat benda kecil ukuran sejempol kaki, doi mendapati pembungkus alumunium foil yang isinya biasa dipakai di pelacuran.

Mika buru-buru lempar benda itu dan nyari gunting.

“Ketemu!” susah payah Mika nekuk kaki dan badannya biar guntingnya nyampe ke tangannya.

Beberapa menit berlalu, akhirnya Mika terlepas dari tali rafia. Doi bawa gunting sebagai alat pertahanan diri.

“Sekarang waktunya buat nyelamatin Dhimas,” gumamnya pelan.

***

Andra balik ke ruangan Dhimas sehabis sikat gigi dan kumur-kumur pake listerine.

Iyalah. Siapa yang gak tersinggung dikata bau mulut di depan mata?

Andra jalan masuk sambil bawa tongkat kayu di tangannya.

Bugh!

“AGH!” Dhimas langsung sadar dan berteriak kesakitan begitu Andra tiba-tiba mukul pahanya pakai kayu.

Andra mau Dhimas dalam keadaan sadar waktu dipatahkan tulang kakinya.

“Dhimas, Dhimas, Dhimas... ada kata terakhir sebelum gue patahin kaki lo?” tanya Andra dengan seringaian gilanya.

Dasar sinting.

“Ada...” ujar Dhimas pelan.

“Apa?”

“Gue gak main-main soal tadi, Ndra. Lo berani nyentuh Mika, gue bakal pastikan lo bakal tinggal batu nisan di dunia ini...”

Tatapan Dhimas penuh dengan kebencian ke arah Andra.

“Lo suka sama Mika, ya?” tanya Andra tepat sasaran, karena doi lihat rahang Dhimas makin mengeras.

Tatapan Dhimas makin menggelap. Sayang sekali dia lagi diikat. Kalo nggak, auto habis Andra di tangannya saat ini juga.

“Wah~ lo beneran suka sama Mika? Bakal seru, nih! Gue penasaran gimana rasanya ketika lo tau gue bakal ambil--”

BRAK!

“ANDRA!” 

“ANDRA!” 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
MikailaWhere stories live. Discover now