𝟎𝟗. 𝐏𝐢𝐧𝐭𝐮

1.5K 212 7
                                    

Mika’s PoV

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mika’s PoV

Jam tujuh pas, Diandra udah sampai di depan pager rumah Afzal. Berhubung Afzalnya hilang gak muncul, akhirnya gue yang nyambut Diandra masuk.

Diandra duduk di seberang gue, sementara Kak Vero udah pewe senderan di bahu kanan gue sambil dengerin musik pakai wireless earphone. Mungkin dia mencoba buat tenaning diri biar gak ambyar dan melupakan Afzal?

Di meja udah tertata rapi buku matematika minat dan biologi.

“Tuan rumah mana?” tanya Diandra dengan raut wajah biasanya, datar.

“Ng... nggak tau juga, kayaknya lagi di kamarnya?” jawab gue. Diandra langsung ambil hape dan nelpon seseorang.

“Turun. Lo mau rapot lo dibakar?”

Beberapa detik kemudian, Afzal turun dengan raut wajah canggung begitu Ia melihat Kak Vero selonjoran di karpet ngadep samping. Akhirnya, Ia mau gak mau duduk di sebelah Diandra, di seberang Kak Vero.

DOK! DOK! DOK! DOK!

“PUNTEEN!! PAGERNYA GAK BISA DI DORONG, ANYIING!! Kalo gue dobrak ntar dikira preman, gue panjat pager dikira maling, jadi tolong ini pagernya bukain lah pagernyaa?!!”

Kami berempat noleh ke sumber suara karena kaget dengan suara sekaligus gedoran dari depan pager. Dhimas udah dateng.

Afzal ngelirik gue minta penjelasan. “Pagernya nggak gue kunci, kok...?” jawab gue.

“Weh!! Anying, kacang mahal ya, brow!! Gue balik nih, kalo gak dibukain pintu pagernya!!” seru Dhimas. Kak Vero tiba-tiba berdiri terus keluar dari rumah.

Gredek...

“Digeser lah pintunya, goblok!” umpat Kak Vero.

“Aw! Iya, ampun, maaf!” Gue yang bego, lo yang pinter, adaw! Sorry, gue yang salah!”

Gue gak tau apa yang terjadi di luar sana, tapi Dhimas masuk-masuk udah merah telinga sama pipinya.

***

Ctak! Ctek! Ctak!

“Si Rafan lama banget, sih?!" dumel Dhimas yang mainin pulpen. Suaranya cetak-cetek gregetan pingin gue colokin ke hidung Dhimas.

Diandra lagi-lagi buka hape dan nelpon seseorang, kayaknya sih si Rafan. “Cepetan dateng. Minta dihancurin besok basecampnya?”

“!!!”

“Gimana?” tanya Dhimas.

“Otw, lagi di pom bensin.”

Dhimas mengangguk datar. Dia duduk di sebelah kiri gue, di ujung meja.

“Yaudahlah, tinggal aja. Ini udah jam berapa juga, Mika ayo kita mulai aja." Kak Vero langsung buka buku matematika minatnya.

"Tapi setiap anak materinya beda, Kak?" tanya gue bingung, gimana cara ngajarinnya kalau materi masing-masing itu beda?

“Lotre,” usul Diandra. Akhirnya, kami lotre pakai gulungan kertas kecil biar adil. Materinya antara lain, matematika minat, biologi, fisika, matematika wajib.

Gue ambil kertas HVS trus ngegambar sebuah segitiga siku-siku. Mereka keliatan banget seriusnya. Gue jadi semangat, karena gue kira mereka bakalan ngeremehin.

“Kita sekarang bakal belajar bab awal tentang sudut rangkap, fungsi sinus dan cosinus. Jadi, segitiga kan ada tiga sisi, yaitu sisi depan, samping, sama miring. Disini ada sudut alfanya...”

Gue mulai jelasin tentang rumus sudut rangkap fungsi sinus dan cosinus lengkap dengan contoh soalnya.

“Jadi, ini cos dua alfa sama dengan tiga per akar tiga belas kuadrat dikurangi dua per akar tiga belas kuadrat...”

Kak Vero itu yang paling sering tanya soal, nggak yang jawabannya, caranya, bahkan nggak paham sama maksud soalnya itu apa.

“Ini bawahnya disamain dulu pecahannya, baru dibalik jadi perkalian...”

“... ohh, gitu?! Oke, paham-paham!”

Kadang, Dhimas juga nyeleneh, padahal dia itu pinter. “... padahal materi ini gue paham bener, serius. Tapi napa sekarang jadi lupa lagi sih, anyiiing!! Mika, ini gimana?!!"

Tutornya ternyata gak semenegangkan seperti yang gue pikir. Akhirnya, gue bisa enjoy...

BRAK!!

"HEH, BUKA PINTUNYA!! GUE DARI TADI MANGGIL-MANGGIL GAK ADA YANG NYAUT, ANJING!!"

... atau nggak. Terdengar suara si manusia ngegas dari luar sana, Rafanello yang maha barbar sudah datang untuk menghancurkan kedamaian bumi yang hakiki.

Asem.

Asem

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
MikailaWhere stories live. Discover now