Mikaila Davino, cewek nolep yang hobinya rebahan.
Luarnya sih pendiem, gak banyak omong. Tapi kalo udah di rumah, bobroknya keluar.
Mika dengan otaknya yang berkapasitas diatas rata-rata. Sekalinya ditarik ke jalan setan, keluarlah jiwa premannya.
D...
Makan apa, ya? Sore-sore adem kayak gini enaknya makan yang berkuah. Gue maunya yang berdaging, tapi gue lagi gak mau yang kuahnya pekat. “Hm... mau sop buntut, Ka!”
“Mana ada sop buntut jam segini, oneng?!” omel Eka.
Jam lima lewat tiga, gue lagi cuci piring bekas sop buntut sementara Eka sibuk nonton TV. Yang jadi babu siapa, yang punya rumah siapa.
“Eka, tar lagi gue siap-siap trus berangkat ke rumahnya Afzal!” teriak gue. Eka menyahut mengiyakan.
“Jagain rumah, ya!”
“Iyaaa!”
Selesai cuci piring, guepun pergi ke kamar buat ganti baju pakai kaus oblong warna biru dongker, celana jeans karet warna hitam, dan jaket cokelat. Nggak lupa, gue masukkin buku-buku pelajaran khusus matematika, fisika, biologi, Bahasa Inggris, dan kimia ke dalam totebag.
Duduk di sebelah Eka yang fokus ke drakor di TV, sambil nunggu jam enam, gue buka hape dan ngechat beberapa anak.
Mikail : Permisi, Afzal boleh minta save nomernya, nggak?
Afzal_Ditri : Iya Afzal : Udah
Mikail : Makasih...
Afzal : Sama-sama
Gue gak nyangka, ternyata Afzal nggak sejutek keliatannya waktu di ruang kepsek, bahkan dia fast respon.
Mikail : Permisi, Diandra boleh minta save nomernya, nggak?