𝟏𝟏. 𝐌𝐨𝐠𝐨𝐤

1.4K 198 22
                                    

3rd PoV

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

3rd PoV

Jam 10 malam, sebuah motor muncul di depan rumah Afzal. Vero segera membereskan barang-barangnya.

"Mika, lo pulang sama siapa? Gue udah dijemput sama ojek langganan gue di depan."

Mika tersenyum kaku. "Gue udah pesen ojol kok, Kak, tenang aja."

"Udah di jalan, drivernya?" tanya Vero. Mika menggeleng pelan. "Ini lagi nunggu, nggak ada yang ngambil orderan gue..."

Dhimas tiba-tiba menanggapi,"Mika pulang sama gue aja, gimana?"

Semuanya menoleh ke arah Dhimas. "Serius lo, mau nganterin Mika pulang?" tanya Vero.

Dimas mengangguk,"Iya, beneran. Ini gue juga udah mau pulang, emak gue nyepam chat ini dari tadi. Kalo nggak pulang sekarang, nama gue diblacklist dari KK."

"Yaudah, gue nitip Mika ke lo. Awas kalo macem-macem, gue jadiin kasim, lo," ancam Vero.

"Iya-iya, bawel banget, sih? Kak Vero kan bukan keluarganya Mika, nggak perlu overprotect, dong?"

Vero melempar tangkai cabe ke wajah Dhimas. "Heh! Gue gini tuh karena kami sesama wanita! Wajar dong saling jaga satu sama lain? Apalagi disini cowoknya tiga."

Dhimas nggak berkutik, dia lanjut makan gorengan.

"Kalo gitu, Mika, gue duluan, ya? Nanti kalo Dhimas atau yang lain macem-macem, telpon gue, atau langsung lapor polisi aja," tutur Vero.

Mika hanya mengiyakan dan tertawa canggung. Kini tinggal mereka berempat. Dhimas beres-beres buku dan memasukkan kresek isi gorengan yang terisa kedalam tasnya.

"Gorengannya dibawa pulang?" pertanyaan Afzal lebih mengarah ke penolakan.

"Iya, daripada lo nanti makan sendiri gak habis? Mending gue makan di rumah."

"G--"

"Gue tau, lo mungkin bisa ngabisin ini semua, tapi gorengan nggak baik buat kesehatan lo. Udah begadang, rebahan di depan layar hape yang terang, ditambah gorengan. Lo tau apa akibatnya? Lo bakal sakit, lalu penyakitnya bakal kronis, sampai lo gak bisa bangun dari tidur, serba infus lewat selang, dan sampai pada saat lo nggak bisa melek untuk selamanya."

Ucapan Dhimas berhasil bikin Mika merinding, sementara Afzal dan Rafan menganggapnya sebagai angin lewat.

"Udah bacotnya? Kalo mau minta ngomong aja minta, gak usah sok jual mahal, lah," celetuk Rafan.

"Dih, lo kali yang sok jual mahal. Iri ya lo gorengannya gue ambil?"

"Najis, bacot."

Setelah perbacotan mereda, akhirnya Mika pulang diantar Dhimas. Bersamaan dengan itu, Rafan juga pamit pulang, meninggalkan Afzal yang harus bersih-bersih rumah sendiri.

Sedihnya lagi, disaat Dhimas dan Mika tengah bersantuy ria menikmati udara malam di jalanan, tiba-tiba motornya Dhimas mogok. Mereka menepi di depan sebuah minimarket.

"Mik, sorry ya motornya mogok, padahal baru selesai dibenerin di bengkel minggu lalu. Gara-gara gue, lo pulangnya kemaleman gini..." ujar Dhimas sembari duduk di teras minimarket.

"Nggak masalah, kok. Justru gue yang nggak enak karena nyusahin lo..." balas Mika.

"Nggak, gue yang nggak enak karena udah janji sama Kak Vero, tapi ternyata nggak bisa nepatin." acara nggak enakan pun dimulai, Mika dan Dhimas saling bersungkan ria.

"Gimana kalo lo coba hubungin orang rumah? Mungkin ada yang masih bangun?" usul Dhimas. Mika segera menghubungi Eka, tapi nggak diangkat-angkat. Mungkin Eka udah tidur, pikir Mika.

"Nggak diangkat, Dhim..."

Dhimas mengurut pelipisnya, pusing. Dia merasa bersalah dan terbebani. "Hmm... kalo ojol, gimana? Udah bisa?"

Mika mencoba aplikasi ojolnya, tapi tetap nggak ada yang ngambil orderannya. "Nggak ada juga, Dhim."

"Duh... sorry banget, gara-gara gue, lo pulang telat. Kalo gue sih, gak masalah pulang jam segini, paling mentok juga suruh ngeronda di pos bareng bapak-bapak lainnya. Tapi, lo kan cewek. Nanti kalo orang rumah lo ngamuk, gimana? Gue jadi gak enak..."

"Nggak papa, kok, di rumah cuma ada Eka yang nginep. Santai aja," ujar Mika menenangkan kecemasan Dhimas.

"Oh, gitu? Yaudah sih, tetep aja anak perempuan gak boleh pulang kemaleman sampe jam sepuluh gini."

"Makanya, gak usah sok pahlawan jadi cowok. Jadi gini kan akhirnya? Ngegembel pinggir jalan," celetuk seseorang yang baru saja keluar dari dalam minimarket.

 Jadi gini kan akhirnya? Ngegembel pinggir jalan," celetuk seseorang yang baru saja keluar dari dalam minimarket

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.
Mikailaحيث تعيش القصص. اكتشف الآن