33

227K 39.1K 2.2K
                                    

“AAA!!! KAK SAGARA LOVE YOU SO MUCH!”

“YANG NOMOR 4 JANGAN SAMPE LEPAS!”

“SAGARAAAA!”

“KAK SAGARA DI KELOMPOK GUE TUH!”

“SAGARA MAU JADI DEDEK GEUMUS KAKAK GAK?!!”

“KYAA! RAHIM DEDEK HANGAT BIG BOS! HAMILIN DEDEK SEKARANG!”

Semua pandangan langsung tertuju pada Zahair yang ikut berteriak dengan heboh, yang dibalas laki-laki itu dengan cibiran. “Napa?! Bukannya itu yang mau lo pada bilang?”

Skaya tertawa ngakak melihat tatapan jijik semua orang tertuju pada Zahair.

“Dia siapa sih? Sok iye banget.” gumam gadis-gadis itu dan kembali mengangkat spanduk untuk menyemangati Sagara yang bermain di lapangan.

“AAAA! SAGARA THREE POINT!”

Skaya menatap pertandingan basket di depannya. Hari ini perlombaan resmi dimulai yang membuat seluruh penjuru lingkungan sekolah semakin ramai dan hidup dibanding biasanya.

Dia memerhatikan Sagara yang berlari lalu menerima operan bola dari rekan setimnya, melompat untuk melempar bola ke ring dan mencetak poin. Sontak Skaya ikut bertepuk tangan dengan semua siswi yang semakin menjeritkan nama Sagara.

Di lapangan, Sagara nampak berkali-kali lebih keren dengan jersey basket berwarna hitam dengan tubuh yang dipenuhi peluh namun menambah kesan maskulinnya.

Skaya terkekeh, menyikut Zahair yang masih ikut memekik nama Sagara untuk mengambil atensinya. “Gue beli minum dulu.”

Zahair mengibaskan tangan seolah mengusirnya. “Hus, hus.” lalu kembali berteriak. “AAAA! BIG BOS!”

Menggeleng melihat Zahair yang sedari tadi berusaha mengacaukan pekikan gadis-gadis itu, Skaya pergi sendiri menuju kantin.

Melewati berbagai tempat, Skaya dapat melihat dari kejauhan mengenai kemeriahan diberbagai lapangan seperti bulu tangkis, sepak bola, hingga voli. Senyuman mengembang di bibirnya, merasa bahwa sangat menyenangkan menjadi bagian di sini.

Membeli dua botol air mineral, Skaya malah bertemu sosok yang dikenalnya di kantin. “Raya?”

Raya menoleh, melebarkan mata sejenak lalu tersenyum lebar. “Skara! Udah lama gak liat lo. Tunggu gue bayar dulu baru kita pergi bareng?”

Skaya mengangguki dan menunggunya membeli beberapa bungkus permen dan air. Setelah membungkus belanjaannya, Raya dan Skaya berjalan bersama keluar dari kantin.

“Kelompok lo pertandingan apa aja hari ini?” tanya Raya membuka topik pembicaraan.

“Banyak.” sahut Skaya. “Btw Big Bos lagi main basket loh. Gak mau liatin?”

Mendengar nama Sagara, ekspresi Raya sedikit berubah. “Oh. Nggak deh.”

Alis Skaya terangkat. Bukannya Raya sangat menyukai Sagara? “Kenapa?”

“Gue... mau move on aja. Sagara susah banget dideketin.” Setelah pembicaraan terakhirnya dengan Sagara, Raya memutuskan menjauh dan melupakannya.

Sebagai gadis yang selalu disukai orang-orang di sekolah, Raya memiliki gengsi dan harga diri yang tinggi. Bagaimana bisa dia merusak imagenya hanya karena ingin mendapatkan Sagara? Awalnya dia berpikir mereka akan menjadi pasangan yang serasi jika bersama. Tetapi Sagara nampaknya tidak memiliki ide tersebut. Jadi selain mundur, Raya juga ingin mengembalikan harga dirinya seperti semula.

Kening Skaya mengerut. Bibirnya terbuka hendak menyemangatinya agar tidak putus semangat, namun kata-katanya tersangkut di tenggorokannya. “Kalo itu keputusan lo, oke.”

Raya bersenandung. Dia menatap Skaya ragu-ragu sebelum bertanya, “Sagara ada ngomong sesuatu tentang gue ke lo, nggak?”

Tanpa memikirkannya, Skaya menggeleng. Dia tidak pernah mendengar Sagara menyebutkan nama Raya bahkan siswi lain selama ini.

Melihat responnya, Raya menjadi rileks. Dia kira Sagara akan memberitahu Skaya tentang pembicaraan tidak menyenangkan mereka mengenai Skaya gay, namun ternyata tidak. Ini membuatnya merasa jauh lebih nyaman berinteraksi dengan Skaya kedepannya karena dia menyadari bahwa Skaya adalah teman curhat yang baik. Bahkan setelah waktu itu dia menyesal kenapa karena cinta harus menjelekkan Skaya yang selalu baik kepadanya.

“Lo ikut lomba apa?” tanya Skaya melihat Raya terdiam.

“Gue lomba lari. Lo?”

“Voli.”

“Woah! Kapan tandingnya? Nanti gue nonton!” ujar Raya semangat.

“Sebentar lagi udah tanding.”

Mendengarnya Raya langsung cemberut. “Yah, gak bisa dong gue liatnya. Gue mesti ke gedung C buat persiapin perlengkapan.”

“Sans. Kan ada beberapa kali tanding kalo hari ini kelompok gue menang.”

Raya mengacungkan jempol. “Gue bakal sempetin nonton. Semangat Skar! Gue duluan ya.”

Skaya melambaikan tangan dan bergegas kembali ke lapangan basket. Berdiri di sebelah Zahair, Skaya memberi satu botol kepada Alwin dan membuka tutup botolnya lalu meneguknya beberapa kali.

Ketika terdengar bunyi peluit, permainan menegangkan tadi terhenti seketika dan para pemain segera menuju pinggir lapangan karena sekarang waktunya jeda babak.

Melihat Sagara melangkah menuju kelompoknya, mereka semua menjadi heboh dan berlomba-lomba ingin memberikan handuk dan air untuknya. Namun alih-alih mengambilnya, dia malah merebut air sisa di tangan Skaya dan meneguknya, mengabaikan gadis itu yang menatapnya terkejut.

“OMG! Big Bos keren banget! Bagi dedek TTD dong oppa, muah!”

“Sialan.” umpat Sagara pelan sembari melemparkan botol air yang sudah kosong ke arah Zahair yang mengejeknya.

“Big Bos, itu air gue...” cicit Skaya masih terbayang saat-saat Sagara meneguk airnya.

Sagara akhirnya meliriknya dengan alis terangkat. “Kenapa air lo?”

Skaya membungkam. Itu bekasnya! Ciuman secara tak langsung! Bisa-bisanya Sagara tidak berpikiran sampai di sana.

Zahair melirik jam tangannya dan menepuk pundak Skaya. “Skar, waktunya lomba voli. Kuy pergi.”

“Oke-oke.”

Sebelum gadis itu berbalik, Sagara menarik lengannya membuat Skaya hampir terdorong menabrak tubuh laki-laki itu.

Sagara menundukkan kepala untuk menatap gadis itu. “Nanti gue nonton.”

Mata Skaya salah fokus melirik peluh yang mengalir dari pelipis laki-laki itu turun melewati pipinya. Mengerjap pelan, dia mengangguk kaku.

“G-gue pergi dulu!” seru Skaya dan berlari kecil menjauh dari Sagara, meninggalkan laki-laki itu menatap sosoknya yang menjauh dengan senyum dangkal di bibirnya.

Sagara belum tahu bagaimana perasaan Skaya. Jika gadis itu juga menyukainya, itu akan jauh lebih mudah untuknya. Namun jika Skaya belum menyukainya, Sagara akan membuat Skaya menjadi jauh lebih menyukai dirinya dari apa yang gadis itu pikirkan.

Dan hal pertama untuk menjerat gadis itu adalah dengan menggunakan pesonanya.

TBC

June 12, 2021.

Skaya & the Big Boss ✓Where stories live. Discover now