76

176K 36K 15.1K
                                    

Ada perasaan tidak enak dalam benak Skaya. Namun seberusaha apa pun dia mencarinya, dia tidak menemukannya. Skara belakangan suka menghilang setelah pulang sekolah, untuk alasannya sendiri dia tidak mengetahuinya.

Menatap layar ponselnya untuk beberapa waktu, kening gadis itu mengerut lalu melemparkan benda pipih itu ke samping.

“Eh gile, ini kok makin banyak pedofil ya?” Suara Fia menggema dalam ruangan.

Raya yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan masker di wajahnya mendekati Fia dan menunduk menatap layar ponselnya. “Siapa nih?”

“Gak tau, gak disebutin nama omnya,” balas Fia acuh tak acuh sembari kembali menscroll layarnya.

“Salah si om-nya sih, jadi orang kok gatel amat,” timpal Skaya yang tengah rebahan.

“Eits, jangan salah.” Cici ikut berbicara. “Ada dua kemungkinan nih. Yang pertama si cewek emang nyari sugar daddy, yang kedua si bapak emang mata keranjang sampe anak di bawah umur pun dinapsuin.”

“Brrr, jadi takut gue. Mana gue masih suci tak ternodai lagi,” sahut Fia sambil memeluk dirinya sendiri.

“Yee hati-hati, Fi. Biasa ngomong gitu tuh nanti...” ledek Cici sengaja menggantungkan kalimatnya membuat Fia menoleh ke arahnya sambil mendelik.

Raya menepuk wajahnya pelan. “Cita-cita gue jadi sugar mommy ah, keknya enak sama berondong.”

Cici mengangkat tangan. “Gue join anjir.”

“Gue—”

“Skaya nggak. Pacar lo marah mampus lo,” potong Cici langsung.

“Lo ada pacar, Skay?” tanya Fia penasaran.

Skaya mengerjap pelan lalu terkekeh kikuk. “Ada.”

“Gantengan mana, pacar lo apa Raja sekolah kita si Sagara?” timpal Raya ikut penasaran.

Senyum Skaya membeku. Tatapannya jatuh pada Cici yang sekarang duduk di meja belajar, menatapnya dengan tatapan menggoda sembari menunggu jawabannya.

“Haha, Big Bos ya?”

Sebelum Skaya melanjutkan, Fia menyela, “Kok Big Bos sih?”

“Temen sekamar Sagara sering manggil Sagara Big Bos,” ucap Raya menjelaskan.

Fia dan Raya sontak menatap Skaya lamat. Sedangkan Cici bersiul menggoda. “Skaya?”

Skaya merutuk dalam hati. Cici minta disleding!  “Anu, itu... Skara sering nyebut Sagara Big Bos, jadi tanpa sadar gue ikutan.”

“Gitu toh.” Fia mengangguk-angguk. Kali ini dia menatap Skaya dengan santai. “Sebenernya ya Skay, gue tuh curiga lo pacaran sama Sagara.”

Tenggorokan Skaya tercekat. Jika dia sedang minum sekarang, mungkin dia akan terbatuk saking kagetnya dengan celetukan Fia. “Terus?”

“Ya gak papa sih.” Fia menggaruk rambutnya kikuk. “Back to topic, nama pacar lo siapa?”

“Akasa.” Skaya menjawab jujur. Nama Sagara kan Akasa Sagara Rahardian. Dia hanya menggunakan nama yang jarang digunakan laki-laki itu.

Not bad,” Fia mengangguk-angguk.

“Wihhh, sabi nih.” Bisa juga alasan Skaya. Tambah Cici dalam hati sambil bertepuk tangan.

Mungkin Raya dan Fia biasa saja dengan ucapan Cici, namun Skaya yang mengerti langsung merasa kesal dan memelototinya ganas. Baru hendak berkata, ponselnya bergetar.

“Gue keluar bentar ya, kakak gue nyariin.” Skaya berpamitan lalu bergegas keluar dari kamar.

Skaya berlari menuruni tangga. Begitu keluar dari gedung tersebut, dia melihat sosok yang berdiri di depan gedung sembari memainkan ponselnya.

Skaya & the Big Boss ✓Where stories live. Discover now