Part || 10

46.7K 4.1K 12
                                    

Jam sudah menunjukkan ke pukul 14

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jam sudah menunjukkan ke pukul 14.45, Setelah pulang dari Minimarket tadi Kanaya segera memasakkan masakan untuk anaknya.

Setelah selesai makan Kenzo pun naik ke lantai atas untuk tidur, jadi Kanaya melanjutkan membuat kue, roti, dan cake untuk ia jual besok.

Tanpa terasa Kanaya sudah membuat kue selama berjam-jam, sekarang sudah malam.

Setelah selesai makan malam dan mengajari anaknya belajar tadi Kanaya melanjutkan membuat kue.

Kenzo pun sudah tidur dari tadi, dan sekarang Kanaya malah kelaparan.

Ia lupa jika bahan-bahan dapur sudah habis, bahkan tadi ia lupa membeli mie instan saat di minimarket.

Daripada kelaparan Kanaya memutuskan untuk ke toko yang berada tidak jauh dari rumahnya.

Ia jalan kaki kesana karna malas mengeluarkan sepeda, dan juga karna memang jarak toko manisan tersebut tidak terlalu jauh.

Kanaya berjalan sambil melihat-lihat akun media sosial nya yang sudah sangat lama tidak ia buka.

Dan matanya tertuju pada salah satu postingan, yang tak lain adalah postingan adik tirinya.

Ia memposting fotonya dengan mantan tunangan Kanaya yang tak lain adalah Satria dengan caption 'fiance💍❤' Kanaya tersenyum sinis melihat postingan tersebut, ia tak menyangka adiknya tega melakukan semua itu padanya, bahkan ia tega merebut calon tunangan nya.

"Cih.. Ternyata baru tunangan, padahal kupikir kalian sudah memiliki anak dan hidup bahagia."Ucap Kanaya dengan senyum sinis nya.

Sebenarnya hatinya sangat sesak ketika mengingat penolakan Satria dulu, bahkan ia tak mau mendengarkan ucapan Kanaya saat ia mau menjelaskannya, bahkan ia tega meminta Kanaya untuk menggugurkan anak dalam kandungan nya. Apakah tak cukup waktu untuk mengenalnya? Bahkan mereka sudah bersama-sama sedari lama, apakah tidak bisa mempercayai nya barang sedikit?

Kanaya memegang dadanya yang sesak, tanpa sadar air matanya sudah turun membasahi kedua pipi nya.

Kanaya tak melanjutkan perjalanannya, ia duduk di bangku pemberhentian bus.

Air matanya kian lama kian membasahi pipi nya, ia kembali teringat kejadian-kejadian pahit dulu.

Ayah kandungnya yang tak pernah menganggap nya karna menganggap Kanaya bukanlah anak kandung nya, ia menganggap almarhumah ibu Kanaya telah berselingkuh, padahal itu hanya tipu muslihat dari Siska yang tak lain adalah sahabat ibunya sendiri.

Ia tega memfitnah dan menghancurkan rumah tangga sahabatnya, ia iri melihat kehidupan sahabat berbanding terbalik dengan nya, dan yah sekarang berhasil ia juga sebenarnya orang dibalik kematian sahabatnya yang tak lain adalah ibu dari Kanaya.

Dan yang lebih menyakitkan ibu tiri nya selalu memperlakukan Kanaya dengan buruk, tapi tidak dengan adik tirinya, Kanaya tertawa miris ia kira adiknya tulus seperti adik kandung nya, Cihh ternyata itu hanya tipu muslihat nya.

Kanaya juga mengingat sahabat kecilnya, mereka sudah saling mengenal sedari lama bahkan hampir menjadi keluarga, yah dia adalah Tria yang tak lain adik dari Satria.

Sahabat yang selalu menolongnya, sahabat yang selalu membelanya bahkan mereka selalu saling melindungi. Tapi ia tega tidak mempercayai ucapan Kanaya bahkan ia mengatakan hal-hal yang menyakiti hati Kanaya, ia juga setuju dengan kakaknya dan menyuruh Kanaya menggugurkan kandungan nya.

Memang sakit ketika dihina oleh calon mertua serta keluarga nya sendiri, tapi Kanaya lebih kecewa karna mereka tak ingin mempercayai ucapan Kanaya sedikit pun.

Tanpa sadar hari sudah semakin malam dan Kanaya masih setia duduk di bangku pemberhentian bus, ia masih saja meratapi nasib nya dengan air mata yang kian lama semakin deras.

"Nih,"Ucap seorang pria menyodorkan sapu tangannya pada Kanaya, Kanaya mengambil nya lalu mengucapkan terimakasih kasih, saat ia melihat wajah pria itu ia sekali lagi merasa familiar dengan wajahnya.

Ya lelaki itu adalah Arga, ia tadi tanpa sengaja melihat Kanaya keluar dari toko nya padahal hari sudah lumayan malam, karna kawatir Arga mengikutinya diam-diam.

Ia tadinya hanya melihat dari kejauhan saat Kanaya menangis sendirian, Lama-lama hatinya sesak mendengar tangisan Kanaya yang memilukan.

Setelah beberapa saat sama-sama terdiam, Arga memberanikan diri untuk membuka percakapan.

"Kamu Kanaya yang punya toko kue itu kan?"Tanya Arga.

"Iya, kalau boleh tau mas nya tinggal dekat sini juga yah, soalnya saya kaya gak asing aja."Ucap Kanaya.

"Iya saya tinggal tepat didepan toko kue nya,"Ucap Arga, Kanaya hanya ber 'oh' ria, ia berfikir mungkin ia merasa familiar karna Arga tetangganya dan pernah ketoko kuenya, jadi ia tak terlalu memikirkan nya.

"Ngapain malam-malam kok keluar?"

"Tadinya mau ke toko manisan deket sini cuma ada masalah dikit aja, kalo mas nya?"Ucap Kanaya dengan sedikit murung.

"Eh, emm saya juga mau kesana,"

"Mau cerita?"Tanya Arga lagi.

Awalnya Kanaya sedikit ragu menceritakan masalahnya pada Arga orang yang bahkan baru ia kenal.

Tapi entah keberanian dari mana ia bercerita dari awal sampai akhir tanpa menutup-nutupi sedikit pun, entah kenapa Kanaya merasa nyaman saat bercerita tentang masalah hidupnya pada Arga.

Berbeda dengan Kanaya yang lega karna sudah menceritakan masalahnya, Arga justru diam mematung ketika mendengar penuturan Kanaya, ia merasa senang dan terkejut dalam waktu bersamaan.

Jadi anak yang selama ini bersama Kanaya adalah anak kandung nya, tanpa sadar ia meneteskan air mata, ia menyesal tak mencari Kanaya dengan usaha sendiri, ia merasakan sakit di hati nya saat mendengar Kanaya bercerita tentang keluarga dan kehidupan nya yang begitu menyakitkan.

Arga bertekat ingin terus membuat Kanaya dan anaknya bahagia, ia akan balaskan penderitaan Kanaya selama ini.

Kanaya yang melihat Arga meneteskan airmata pun sontak kaget, ia berfikir apakah hidup pria ini tak jauh beda darinya mangkanya ia sampai menangis?

Kanaya menatap wajah Arga dari samping, deg... ia baru sadar jika wajah Arga sedikit mirip dengan putranya.

Mulai dari hidung, bentuk bibir bahkan perawakan wajahnya, yang membedakan nya hanyalah bentuk mata Kenzo yang mirip dengan nya.

"Ka-kamu.."Kanaya menutup mulutnya tak percaya, apakah benar lelaki disamping nya ini adalah ayah kandung dari anaknya.

Sepintas Kanaya seperti mengingat wajah Arga pada saat itu, dan yah wajahnya sangat mirip dengan pria itu.

"Maaf,"Ucap Arga masih dengan menunduk dan berlinang air mata.

TBC
.
.
.
.
.
.
.

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN DENGAN CARA VOTE DAN KOMEN CERITA NYA🙏😊

FOLLOW JUGA AKUNKU:D

YOUNG MOTHER [END]✔Where stories live. Discover now