3.

13.3K 1.8K 697
                                    

     “Eeum”, (Name) membuka matanya, kini (Name) berada dikasur.

     “Ohayou”, Ran masuk dan langsung memeluk (Name), (Name) yang masih setengah sadar mengusap lembut surai Ran yang berantakan, Ran mendusel dusel di dada (Name).

     “Cih, aku telat”, Koko berlari kecil lalu memeluk tubuh (Name) dari samping.

     “Ohayou huaamn”, ucap (Name) sambil menguap.

     “Ohayou, tidur mu sangat nyenyak kau tau”, Koko berbisik.

     “Sangat nyenyak, cemilan ku aman kan?”, (Name) menatap Koko, Koko mengangguk.

     “Kalian, segera bersiap”, ucap Takeomi yang berada didekat pintu.

     “Haaikk”, jawab (Name), (Name) mengusap surai Ran, ia duduk lalu memeluk (Name) erat. Koko ikut duduk dan menghirup aroma rambut (Name).

     “Aku lapar”, (Name) memeluk Koko, Koko menggendong (Name), sedangkan Ran merapikan rambut (Name) agar tidak terlalu berantakan. Koko mendudukan (Name) disofa lalu mengecup lembut kening (Name).

     “Ohayou!!”, Sanzu memeluk (Name) dari belakang, (Name) kaget dan langsung berbalik. (Name) mencubit pipi Sanzu lalu memukul dada Sanzu, tidak terlalu keras si.

     “Aku kira jantung ku akan copot”, (Name) memegang area dada nya, Kakocho yang melihat itu langsung panik dan heboh.

     “Apa aku akan mati?”, ucap (Name) seperti adegan drama.

     “Tolong jangan mati dulu!! Hidupku hampa tanpa mu”, Kakucho ikut ikutan.

     “Kalian beneran bodoh ya?”, Sanzu.

     “Semuanya sudah bangun ya”, ucap Mikey yang duduk dipinggiran tangan tangga.

     “Ayo segera”, ucap Mikey sambil tersenyum.

  
   (Name) memakai baju polos abu abu dengan luaran jas oversize bewarna hitam, (Name) menggunakan celana pendek jeans, dan sepatu sneakers bewarna pink.

     “Aku siap”, ucap (Name) dengan sangat percaya diri.

     “Kita akan bertugas (Name), bukan jalan jalan”, Mochi tertawa.

     “Tapi aku ingin”, (Name) mempoutkan bibirnya.

     “Sudahlah, ayo cepat”, Koko.

   Mereka menaiki mobil dan pergi ke markas A, selama dijalan (Name) sibuk bertanya hal yang mungkin tidak penting.

     “Aku lebih baik seksi atau imut”, tanya (Name).

     “Keduanya”, jawab mereka bersamaan.

     “Mana bisa gitu”, (Name) mencubit pipi Rindou yang duduk disebelahnya.

     “Tentunya bisa, sudahlah ayo turun”, Sanzu memarkirkan mobilnya dan turun.

  Ran dan Rindou membuka pintunya, lebih tepatnya ini adalah gudang utama. Saat masuk kesana, (Name) sudah melihat empat orang yang diikat dan bagian mulutnya disumpal dengan kertas yang dibasahi bensin.

     “Jadi, bagaimana?”, tanya Takeomi.

     “Kalian menyedihkan”, (Name) mengangkat dagu salah satu dari mereka menggunakan kaki.

     “Kau bisa mengamuk sepuasnya (Name), aku akan sangat menikmatinya”, ucap Mikey sambil mengunyah dorayaki.

     “Dorayaki ku”, (Name) mempoutkan bibir nya lalu mencari senjata andalan nya, senjata khusus untuk membunuh atau menghabisi nyawa seseorang.

     “Sabit? Atau kapak?”, tanya (Name) bingung.

     “Aku hanya penonton”, Rindou.

     “Membosankan, Sanzu pinjam katana”, (Name) berlari kecil dan mengambil katana milik Sanzu yang baru saja ia bersihkan.

   Sebelum memulai ini, (Name) membuka semua sumpalan yang berada dimulut mereka.

     “Ada kata kata terakhir?”, tanya (Name).

     “Ka-kau, perempuan?! Bonten mempunyai wanita di organisasinya?! Mustahil”, ucap Tanaka Ryoju dengan nada bergetar.

     “Tentu, aku adalah gadis nya Bonten paham”, (Name) menebas dengan cepat kepala Tanaka, tersisa tiga orang yang berteriak ketakutan karena melihat Tanaka yang sudah tiada dalam sekejap.

     “Bagaimana dengan mu, Tomogi Yuki?”, (Name).

     “Ampuni aaarrrghh”, satu tusukan menembus dada dibagian kiri Tomogi, itu adalah bagian jantung.

     “Tersisa dua, mau kucincang?”, tanya (Name) dengan wajah mengerikan.

     “Tolong lepaskan kami”, (Name) berjongkok dan menatap mata pria itu.

     “Izana lebih manis, kau gagal”, (Name) menebas dua orang sekaligus dengan sekali mengayunkan katanya nya.

     “Kaki ku kotor”, (Name) melihat kakinya yang dipenuhi darah, (Name) menjilati darah yang ada dikatana itu dan meludahi mayat segar yang baru (Name) bunuh.

     “Rindou”, rengek (Name) lalu berlari kecil mendekati Rindou.

     “Ayo bersihkan diri mu”, Rindou terkekeh dan mengusap lembut surai (Name), Rindou meletakkan katana nya lalu pergi keluar untuk membersihkan kaki (Name).

     “Kalian, pastikan betul mayatnya bersih tak tersisa”, Kakucho.

     “Hasil karya (Name) sangat berantakan haha”, Sanzu tertawa.

     “Setidaknya gadis itu sudah bisa membunuh sebnayak 65 orang dalam sebulan”, ucap Takeomi bangga.

     “Tetap saja, dia gadis ku”, ucap Mikey.

     “Ekhem, gadis kita”, ucap mereka bersamaan.




tbc

𝐁𝐨𝐧𝐭𝐞𝐧 𝐆𝐢𝐫𝐥Where stories live. Discover now