4.

12.3K 1.7K 580
                                    

Rindou sedang membilas bersih paha (Name), (Name) juga membantu, bantu liatin. Setelah selesai Rindou mengeringkan kaki (Name) lalu membiarkan (Name) memasang sepatunya, sesudah semuanya selesai (Name) menggenggam tangan Rindou dan kembali.

"Sudah selesai?", tanya Takeomi.

"Sudaaah", ucap (Name) dengan gembira.

"Apa kita akan kembali?", tanya (Name).

"Memangnya mau ngapain lagi", Mikey menarik tangan (Name) dan memeluk (Name) dari belakang, Mikey suka mengusap tato (Name) yang berada dileher bagian kanan (Name). (Name) hanya diam, (Name) melihat Koko dan Ran membersihkan mayatnya.

"Kau mengambil dorayaki ku", (Name) mempoutkan bibirnya.

"Hanya satu"

"Disini sudah selesai, besok kita kirim bagian tubuhnya", jelas Takeomi.

"Yeee, (Name) harusnya kau berterima kasih karena aku meminjam kan katana ku", Sanzu mendekati (Name) lalu menariknya dari Mikey.

"Kau mau apa?", tanya (Name).

"Manjakan aku saat dirumah", ucap Sanzu lalu mengecup hidung (Name).

"Manjakan?", (Name) bingung.

"Sudahlah, masih banyak yang mau kita urus ayo", Kakucho.

Mereka menaiki mobil dan pergi menuju tempat lainnya, belakangan ini semakin banyak pernghianat di Bonten. (Name) hanya perlu laptop dan nama lengkap dari seseorang, dengan itu semua identitas orang itu akan langsung (Name) dapatkan sampai ke bagian terkecil.

"Sanzu mau coba", (Name) melihat Sanzu memakan pil obat, dia sudah memakanya sebanyak 2 buah hari ini.

"Mau nyabu juga, ini", ucap Sanzu yang memberikan tiga buah pil tanpa rasa bersalah.

"Sanzu, jangan macam macam", Mikey mengambil pil itu dan membuangnya.

"Khusus dirimu tidak boleh mengkonsumsi narkoba, dengar?", Mochi mencium hidung (Name), (Name) mengangguk mengerti.

"Hump", (Name) mempoutkan bibirnya.

"Nanti aku belikan kue", bisik Ran.

"Janji ya, jauh jauh dari Mikey", jawab (Name) sambil berbisik.

"Iyaa", Ran mengusap rambut (Name) lembut.



-------



"Sudah sampai", Sanzu.

"Bu-bukan kan mereka dilarang bertemu dengan kita secara langsung?", (Name).

"Hanya kau sayang, karena kau perempuan dan tak ada yang tau tentang itu,tahan sebentar sampai kita masuk ya?", Sanzu menutup kepala (Name) menggunakan paperbag besar, (Name) dibimbing turun lalu digendong dibelakang oleh Kakucho.

"Ga-gadis?!"

"Mereka membawa seorang gadis?!"


"Mereka berbisik atau apa si", (Name).

"Mereka bodoh, maklumi saja", Rindou.

"Seperti Mikey?", percakapan itu tak sengaja terdengar oleh Mikey.

"(Name), akan aku habiskan semua cemilan mu", ucap Mikey.

"A-ampun Mikeeyyy", (Name) merengek.

Saat pintu tertutup, segera Kakucho menurunkan (Name) dan melepaskan paperbagnya dari kepala (Name). Kakucho, Ran, Koko, Rindou kaget saat melihat wajah (Name) yang menangis,

"Mikey jahat", (Name) terlihat seperti bayi saat menangis, bukannya menenangkan mereka malah mencubit pipi (Name) gemas. (Name) marah dan menarik rambut mereka, (Name) berhenti saat Takeomi dan Mochi menenangkan (Name), hanya mereka berdua yang sangat tenang.

"Jangan cari masalah", Mochi.

"Haik", jawab mereka semuanua kecuali Mikey.

"Kalian semua, cepatlah", Sanzu.


Mereka semua berjalan menuju suatu ruangan, disana duduk beberapa orang yang diikat dengan sangat erat. (Name) duduk diatas meja, disampingnya ada Rindou, Ran dan Koko. Sesekali (Name) memainkan rambutnya sambil melihat Sanzu menembak orang orang yang diikat tepat dikepalanya.

"Mereka, dibunuh?", ucap (Name) sambil memainkan rambut Koko.

"Mereka penghianat Bonten", jelas Koko.

"SIAPA PUN YANG MENJADI PENGHIANAT BONTEN ADALAH RONGSOKAN!!", ucap Sanzu sambil berteriak, mungkin itu akan terdengar sampai keluar.

"Apa dia bosan hidup? Menyedihkan", (Name) meninjak badan orang yang baru Sanzu tembak.

"Rongsokan seperti mereka sudah tidak dibutuhkan", Sanzu memakan pil yang tadi (Name) minta.

"Terus bagaimana? Siapa yang akan membersihkan mereka?", tanya Kakucho.

"Mereka yang ada diluar", Takeomi.

"Pulaang, aku ingin pizza", (Nme) merengek.

"Aku yang gendong", Mikey berlari mendekati (Name) lalu kembali memasangkan paperbag untuk menutupi kepala (Name), Mikey mengendong (Name) seperti karung beras, saat berjalan keluar, anak buah Bonten saling berbisik.

"Mikey, aku lapar", (Name) memeluk leher Mikey, sontak semua bawahan Bonten kaget tidak percaya.

"Aku ingin tau rupa gadis it-", tanpa sadar, katana Sanzu sudah brada dileher si pria, Sanzu menatap pria itu sambil menyeringai.

"Jangan sebut dia gadis dari mulut menjijikan mu itu", Sanzu.


Mereka sudah sampai dirumah utama, (Name) segera mandi dan memakai baju kaus milik Izana yang kebesaran. Sebagian besar barang Izana diberikan kepada (Name), jadinya (Name) lebih sering memakai baju Izana.

"Haus", (Name) turun dari tangga dan pergi menuju dapur. (Name) mengambil gelas lalu mengambil air putih, (Name) bosan berada dirumah.

"Kokoo", panggil (Name).

"Ada apa (Name)?", ucap Sanzu sambil berbisik.

"Mau pizza", (Name).

"Tidak ingin yang manis manis?", tanya Sanzu.

"Ada apa (Name)?", Koko turun dari tangga sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk, namun tidak menggunakan baju, abs nya sungguh kekar.

"Mau pizza", pinta (Name).

"Pizza?", (Name) mengangguk kencang.

"Baiklah, tunggu saja", Koko mengambil hp nya dan memesan pizza.

"Hihi arigatoo", (Name) tersenyum.

"Jadi, mana jatah ku?", Sanzu memeluk (Name).

"Hahh", (Name) menghela nafas lalu mengecup kedua pipi Sanzu dan mengecup lembut hidungnya. Sanzu tersenyum sangat manis, tiba tiba tubuh (Name) merasakan ada tangan yang memegang setiap bagian tubuhnya.

"Hey, aku juga mau", ucap mereka semua.






'kalian ini'

'tidak apa'

'aku milik kalian'












tbc

𝐁𝐨𝐧𝐭𝐞𝐧 𝐆𝐢𝐫𝐥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang