31.

4.8K 661 327
                                    



     "Mama!!!!" teriak Hiko, Sanzu menahan tubuh Hiko yang hendak ingin melompat ke laut.

     "Bahaya Hiko, tenanglah mama mu akan baik baik saja. " ucap Sanzu, ia memeluk Hiko erat sambil mengusap pelan surai Hiko.


  sementara (Name) dibawah sana,,,




   ' aku, jatuh? menyebalkan '



   (Name) menatap kebawahnya, tidak terlalu dalam namun terlihat sedikit menyeramkan. (Name) menggerakkan tangan nya naik, terdengar isak tangis seorang gadis dari atas sana.

     "Uwaahh. " ucap (Name) lalu mengambil nafas sebanyak banyak nya, Rindou menjulurkan tangan nya dan menarik (Name).

     "Kau tak apa?" tanya Mikey, (Name) menggeleng pelan. (Name) menatap Hiko yang masih terisak didepan sana, saat melihat wajah itu (Name) mengingat kembali wajah Izana.

     "Izana. " lirih (Name), Rindou memeluk (Name) erat lalu mengusap pelan surai (Name).






- - - -




   (Name) mengurung dirinya, semenjak ia terjatuh di air tadi terasa sesuatu yang kurang pada dirinya. Hakazu dan Hiko cemas akan sikap (Name) yang tiba tiba aneh, Rindou dan Sanzu membawa kedua anaknya tidur dikamar Mikey.

     "Dia kenapa lagi?" tanya Kakucho.

     "Biarkan saja, mungkin dia tertekan?" ucap Ran sambil menghisap sebatang rokok.

     "Aah aku tau apa yang akan dia lakukan. "









   Malamnya, (Name) menyelinap keluar. (Name) berjalan dipinggir pantai dengan lingerie bewarna putih, rambutnya indahnya terurai indah dibawah cahaya bulan.

     "Aku tau kau disana, Izana. "

     "Benarkah?"

     "Aku membuat Hiko menangis, yaa meski tidak sengaja namun wajahnya mengingat kan ku pada dirimu. "

     "Hiko hanya takut kau kenapa napa, tenanglah. "

   Langkah lelaki itu perlahan mendekati (Name), sebuah pelukan mendarat ditubuh indah milik (Name). Sesekali ia mendusel lalu mengecup leher (Name),

     "Mikey... "

     "Ketahuan ya? Tidak asik. " kesal Mikey,

     "Bagaimana cara, melupakan seseorang yang sudah pergi?" tanya (Name), Mikey tertawa kecil.

     "Dengan senyuman. " ucap Mikey sambil tersenyum, meski tersenyum, (Name) tau kalau senyuman itu adalah menutupi penderitaan nya.

     "Mikey, liburan yuk!!" ajak (Name), Mikey langsung mengangguk.

     "Kita mau kemana? Gunung? Luar negeri?" tanya Mikey, (Name) tersenyum lebar.





     "Hawaii!!!! "








   Paginya, (Name) dan yang lain bersiap. Hiko dan Hakazu sangat senang sampai membuat rumah berantakan, (Name) menyusun semua baju untuk dirinya dan anak anak.

     "Ooh, Hiko apa ini punya mu? " tanya Ran sambil mengangkat sebuah bh, Hiko menggeleng pelan.

     "Itu punya mama, Hiko kan masih kecil papa!!" ucap Hiko, Ran tertawa kecil lalu berjalan menuju kamar (Name).

     "Dalaman ku yang dibeli di Jerman hilang. " ucap (Name), Sanzu yang berada dikamar (Name) mengangkat lampu tidur yang berada disampingnya.

     "Disini tidak ada. " ucap Sanzu,

     "Itu dibawah lampu, yang benar benar saja. " kesal (Name), Ran masuk lalu memeluk (Name) dari belakang.

     "Mencari ini hm?" tanya Ran, (Name) mencoba mengambil dalaman nya namun Ran menarik benda itu kembali.

     "Cium dulu, baru dapat. " ucap Ran, (Name) memalingkan wajahnya. Ran meraih dagu (Name) lalu kembali mengarahkan padangan (Name) pada dirinya,

     "Ayo sayang, cium. " ucap Ran, (Name) memejamkan matanya lalu memanyunkan bibirnya. Ran menyeringai lalu mencium bibir (Name), lidahnya langsung menyusup dan mengajak lidah (Name) menari. Sanzu yang melihat itu tertawa kecil, Sanzu merangkak menuju ke belakang (Name) lalu membuat kissmark disana.

     "Mhhn aahh mhhnnh. "

     "Papa." panggil Hakazu, Ran langsung melepas ciuman nya dan menyembunyikan wajah (Name) didadanya. (Name) menghirup banyak banyak oksigen yang berada disekitarnya, sedangkan Sanz tidak peduli akan adanya Hakazu.

     "Papa lagi ngapain?" tanya Hakazu, Ran tersenyum.

     "Membantu mama merapikan baju, kalian juga cepat yaa, nanti pesawatnya ketinggalan" ucap Ran dengan nada layaknya seorang ayah, Hakazu mengangguk lalu berlari keluar.

   Ran menghela nafasnya pelan, ia menatap wajah (Name) yang sayu. Sanzu tersenyum saat menatap Ran, Ran mengangguk lalu kembali mencium bibir (Name).

     "Kau selalu cantik kalau seperti ini. " ucap Sanzu berbisik, bisikan itu diakhiri jilatan sensual.

     "Berhenti nanti Hiko tau aahh. " ucapan (Name) terpotong saat Ran mencubit kecil puting (Name), Sanzu terus membuat jejak petualan pada leher (Name).

     "Yappari, kalian sudah memulainya duluan. " ucap Koko, ia masuk lalu menutup pintu kamar (Name). Koko mendekati (Name) lalu mengenggam tangan (Name), Koko menjilat punggung tangan (Name).

     "Mama!!" teriak Hiko, anak itu mendobrak pintu kamar (Name). Mereka semua sontak menjauh dari (Name), Hiko berlari kecil lalu memeluk (Name).

     "Mama, barangku sudah siap lhoo, eeh leher mama kenapa? Sakit?! " panik Hiko, Sanzu dan Koko tertawa pelan. (Name) merona lalu memangku Hiko,

      "I - itu tanda lahir" ucap (Name), Hiko berbinar lalu mengusap pelan leher (Name) yang memerah.

     "Hiko juga mau!! " ucap Hiko, (Name) menggeleng gelengkan kepalanya, Koko dan Ran tertawa lepas.

     "Mau? Papa bisa buatkan kok. " ucap Sanzu, botol skincare milik (Name) langsung mendarat dijidat Sanzu.

     "Tanda lahir nya bisa Hiko dapatkan kalau sudah besar yaa. " ucap (Name), Koko menggendong Hiko lalu membawa Hiko keluar.

     "Papa, Hiko mau seperti mama. " ucap Hiko, Koko menggaruk leher belakangnya.

     "Mama bilang kalau sudah besar kan? Kalau begitu tunggu saja. " jelas Koko, Hiko berbinar lalu mengangguk.

     "Baik, papa. " ucap Hiko lalu memeluk erat Koko, Koko tersenyum lalu membalas pelukan Hiko.










  'fiuh.. selamat!!'







     "Nii - chan, kalau sudah besar nanti ayo buat tanda lahir." ajak Hiko, Hakazu yang masih belum paham mengangguk kencang lalu mencium pipi Hiko.

     "Ayoo"








    'sesat, harusnya mereka tidak melihat itu!! ' batin Rindou.













tbc



up nya kelamaan ya? gomen
btw book chipuy n kazu udh up yaa,, book toman nya aku up kalo Bonten udh end

𝐁𝐨𝐧𝐭𝐞𝐧 𝐆𝐢𝐫𝐥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang