12.

7.4K 1.1K 579
                                    

     “(Name), kau menakuti kami”, Koko gemetar.

     “Aku sungguh merindukan mu, (Fullname)”, ucap Mikey lalu mencium batu nisan (Name).

     “Baka, aku tidak mati”

     “Hentikan, berhenti membuat diri ini berharap”, Mikey.

     “Kalian bodoh”, satu tendangan mendarat sempurna ke punggung belakang Mikey, mereka semua membulatkan matanya, orang yag menendang punggung Mikey tadi berdiri tepat diatas batu nisan.

     “Ini aku bodoh”, (Name).

     “(Name)!!”, teriak mereka.

     “Mayat hidup?!”, kaget Sanzu.

     “Kalian, sebegitu kagetnya? (Fullname) tidak akan bisa mati semudah itu”, (Name) turun lalu memeluk Mikey.

     “Bagaimana bisa?”, ucap Mikey yang masih tidak percaya.

     “Kau tau, tiga hari ini cukup melelahkan”, (Name) mencium singkat pipi Mikey lalu berlari memeluk Koko.

     “Apa ini sungguh dirimu, (Name)?”, tanya Koko.

     “Apa aku harus membuat kantung mata lagi untuk membuat mu percaya hm?”, (Name) mendusel di leher Koko, (Name) merasakan tubuh Koko bergetar hebat.

     “Bagaimana bisa, kau harusnya sudah mati”, Rindou.

     “Ahaha, kalian ini, aku memindahkan kesadaran ku sama seperti yang dilakukan Reiner. Dengan bodohnya kalian membawa ku kerumah sakit, disana aku mulai mengembalikan kesadaran ku lalu menyuap dokter itu agar merahasiakan diri ku yang masih hidup, kalian tau wajah dokter itu sangat pucat saat melihat ku masih hidup”, (Name) tertawa.

     “Dimana kau tinggal, bagaimana dengan uang? Apa yang kau lakukan? Tidak jual diri kan?!”, histeris Takeomi.

     “Kau pikir badan ku plastik hah? Aku tinggal  di hotel yang cukup murah, aku masih bisa mendengar desahan dari kedua kamar disebelah ku, menjijikan”, (Name) merinding.

     “Lalu, apa yang kau lakukan selama tiga hari ini?”, tanya Ran.

     “Membunuh semua orang yang mengenal Mohito, aku juga membunuh 12 anak nya dan juga orang yang pernah melihat dirinya walau tidak ada hubungan sekalipun”, (Name).

     “(Name), sepertinya kau tau harus berbuat apa hm?”, Mochi.

     “Pulang?”, (Name) memiringkan kepalanya.

     “Hukuman”, Mikey menatap (Name) dengan tatapan mengerikan.

     “Sepertinya aku lebih baik mati”, (Name) menyegir.

   Setelah kejadian itu, (Name) dan lainya sudah kembali ke markas. Selama perjalanan, Mikey terus memeluk (Name) tanpa melepasnya. Begitu juga saat memasuki rumah, Mikey tetap tidak mau melepaskan pelukan itu.

     “Mikey, turunlah”, (Name) mengusap lembut surai Mikey, Mikey tidak menjawab mau pun berdehem.

     “Mikey”, panggil (Name) lagi.

     “Kau jahat, (Name)”, Mikey.

     “Maafkan aku ya, Manjiro?”, (Name) mengecup pipi Mikey singkat, Mikey mengangkat kepalanya lalu...















cup


















   Bibir pink milik Mikey mendarat dengan sempurna di bibir (Name), jantung (Name) berdetak sangat sangat cepat akan itu, semenjak Izana sudah tiada baru ini ada orang lain yang mencium bibir (Name). (Name) mencoba mendorong Mikey sedikit keras, namun Mikey bertingkah seolah tidak peduli.

     “Mpph mhmn”

     “(Name), jangan pergi lagi”, ucap Mikey yang baru saja menyudahi ciuman nya lalu kembali memeluk (Name) erat.

     “Tidak akan, maafkan aku ya?”, ucap (Name) sambil mengelus rambut Mikey, meski terlihat tenang namun wajah (Name) surah mirip seperti kepiting sekarang.

     “Jangan pergi”, isak Mikey, (Name) merasa iba saat merasakan sesuatu mengalir di bahunya.

     “Manjiro, ayo istirahat aku tau selama tiga hari ini kau bbahkan tidak memejamkan mata”, (Name) memposisikan tubuhnya untuk tiduran, (Name) agak susah melakukan itu karena Mikey tidak melepaskan pelukannya.

     “Tidurlah”, (Name) mengecup singkat jidat Mikey lalu mengusap surai nya pelan, jantung (Name) masih belum berhenti berdegup karena ulah Mikey.







   ‘gomen nee, manjirou









- - - - - - -















  Paginya

     “Mikey, ayo bangun”, (Name) menggoyang goyangkan pelan tubuh Mikey, Mikey tidak menjawab, tidurnya sangat nyenyak.

     “Hahh, cepat bangun ya”, (Name) turun dari kasurnya lalu membuka dan menutup pintu dengan sangat perlahan.

     “(Name)”

     “Rindou, Ran ada apa?”, (Name) mendekati kedua pria itu.

   Rin menarik pinggang (Name) dan Ran mengangkat dagu (Name), (Name) menatap dalam mata Ran. Ran mendekatkan wajahnya lalu menjilat telinga (Name), Rindou yang dibelakang mengendus leher (Name) lalu membuat jejak petualang disana.

     “Aaahh”, (Name).

     “Mikey sudah menyentuh ini bukan?”, Ran mengusap pelan bibir (Name), (Name) mengangguk dengan rona yang menjalar hingga telinganya.

     “Kalau begitu, apa kah aku dan dia boleh menyentuhnya juga?”, Ran.










tbc

𝐁𝐨𝐧𝐭𝐞𝐧 𝐆𝐢𝐫𝐥Where stories live. Discover now