9.

8.9K 1.2K 213
                                    

   Kini (Name) sudah selesai mandi, makan malam hari ini adalah...





     “Daging!!”, sorak (Name) dan Sanzu.

     “Apa kita akan bakar bakaran?”, tanya Takeomi.

     “Tidak, ini hanya dijadikan Teriyaki”, Koko.


   (Name) dan Sanzu yang awalnya sangat bersemangat langsung  pundung, Ran terkekeh lalu membawa (Name) menuju teras.

     “Coba lihat rasi bintang yang itu”, Ran menunjuk ke arah langit, (Name) berbinar saat melihat banyak butiran bintang yang memenuhi langit malam.

     “Cantik”, (Name).

     “Kau suka?”, tanya Mikey tiba tiba, (Name) dan Ran sempat kaget.

     “Jangan suka mengejutkan orang, Mikey”, Sanzu.

     “Bintang jatuh!”, histeris Mochi.

     “Buatlah permintaan”, Rindou.





   Mereka semua sudah berada di teras, mereka membuat permintaan yang sama kecuali (Name).

     ‘buat (Name) ku bahagia’

   Sedangkan permintaan (Name),

     ‘aku ingin berlama lama bersama mereka, dan jika bisa biarkan diri ku bertemu Izana’








     “Sudah selesai?”, tanya Mikey.

     “Sudah”

     “Oi, makan malam sudah selesai”, Koko.







- - - - - -

   jam  03.20

     “Haus”, (Name).

   (Name) duduk lalu melihat sekitar, ia benar benar kaget saat melihat posisi tidur mereka, Kaki Mikey yang berada di wajah Kakucho, rambut Koko yang berantakan, posisi Ran dan Rindou yang saling berebut selimut, dan Sanzu yang awalnya tidur di futon kini tidur di lantai. (Name) menghela nafas, ia berdiri lalu berjalan menuju dispenser.

     “Kata orang, kalau dispenser itu berbunyi ditengah malam, katanya ada hantu yang lagi minum”, (Name) merinding saat air dispeser nya berbunyi.

   (Name) memberanikan dirinya lalu mengambil air secepatnya, setelah selesai (Name) langsung berlari menuju futonnya lalu tidur. (Name) terjaga saat mendegar suara burung hantu yang bergema diruangan itu, (Name) langsung duduk lalu memperhatikan sekitar dengan seksama. (Name) mengambil nafas dalam lalu berusaha untuk tidur.

     “AAAAHHH!!!! HAANNTUUU”, (Name) berteriak, mereka semua terbangun dengan wajah dipenuhi iler.

     “(Name)!! mana hantu”, Mikey membawa tongkat.

     “Dibalik futon ku!!”, (Name) menarik futonnya, teryata itu hanya buku yang ia baca kemaren. (Name) menghela nafas lega, Rindou yang terbangun tadi menjauh dari Ran lalu tidur disebellah (Name).

     “Sekarang ayo tidur”, ucap Rindou sambil memeluk (Name).

     “Aku join”, Koko memeluk lengan kiri (Name), Mikey  mengimpit tubuh (Name) lalu memejamkan matanya. (Name) yang menjadi guling mereka perlahan tidur karena sudah merasa aman.

- - - - - - -









     “(Name), bangun”

     “(Name)”

     “Oi, mau jalan jalan tidak?”

     “Ikut!!”, (Name) langsung duduk, gadis itu sedikit menguap lalu mengucek matanya.

     “Tidak baik”, ucap Sanzu yang melepaskan tangan (Name) dari matanya lalu mengecup pipi (Name).

     “Yang lain, dimana?”, tanya (Name).

     “Di pantai, kita akan melihat labirin bunga matahari, itu yang kau inginkan bukan?”, Sanzu.

     “Mandi dulu?”

     “Gausah, ayo”, Sanzu berjongkok didepan (Name) sebagai isyarat,

  ‘biar aku gendong’

      “Ohayou”, sapa (Name) saat melihat mereka semua sedang mengobrol.

     “Ohayou, (Name)”, ucap Mochi yang mendatangi (Name) lalu mencium pipi (Name).

     “Ayoo ke labirin matahariii”, teriak (Name) dengan semangat.

     “Aku teringat kejadian semalam”, Rindou.

     “Tolong lupakan itu”, ucap Mikey dan (Name) bersamaan.

    
   Tak perlu berjalan jauh, mereka disambut bunga matahari yang mekar. Cahaya matahari pagi menambah kesan cerah pada bunga mataharinya, (Name) turun dari gendongan Sanzu lalu berlari masuk ke dalam labirinya. Mereka mengejar (Name) namun terpisah, (Name) sibuk menyentuh setiap bunga mataharinya. Sedangkan yang lainya mencari (Name) untuk bisa difoto lalu dipajang di figur.

     “(Name), kau dimana?”, Kakucho.

     “Karena tubuhnya kecil jadi dia tak terlalu keliatan”, Rindou.

     “Padahal aku membawa kamera”, Ran.

  sementara (Name)

     “Sepertinya, aku tak sendiri”, (Name) berjalan masuk ke dalam labirin bunga matahari itu, ia berkeliling terus sendiri, jantung (Name) hampir lepas saat seseorang menepuk kepalanya.

     “Tak baik sendiri”, Koko.

     “Ku pikir setan”, (Name).

     “Kau kenapa (Name)?”, tanya Koko.

     “Aku merasa, bukan hanya kita yang liburan”, (Name).

     “Apa maksudmu?”, Koko.

     “Aku melihat seorang gadis berbaju putih berlari, entah khayalan ku atau sesuatu disini”, (Name).

     “Ternyata kau juga melihatnya?”, Koko.

     “Itu bukan seorang gadis bukan?”, (Name).

     “Ayo kembali untuk lebih memastikan”, Koko.

   (Name) dan Koko berjalan menuju pintu masuk labirin, tak disangka Mikey hampir pingsan karena tersesat sendiri. (Name) tertawa lalu mengusap surai Mikey untuk menenangkan nya, mereka semua kembali menuju Villa lalu memakan cemilan.

     “Kami melihat seorang gadis”, Koko.

     “Gadis? Bertopi merah?”, Ran.

     “Be-benar”, (Name).

     “Setau ku itu adalah anak dari penjahat Jepang, Mohito”, jelas Takeomi.

     “Mohito? Orang yang memecahkan rekor bersin dengan suara terbesar?”, (Name).

     “Dia juga penjahat (Name), orang itu memohon pada ku beberapa kali untuk masuk Bonten, tapi Mikey tidak mengizinkannya”, Ran.

     “Itu berarti, kita diawasi”, (Name) berdiri lalu memperhatikan beberapa sudut ruang, (Name) menghidupkan senter diponselnya.

     “Kamera?!”, Sanzu.

     “Hee, cerdik”, Rindou.

     “Mari kita turuti apa kemauan mereka”, Mikey.

     “Liburan kita ditunda yaa?”, (Name) menyeringai.

     “Tentunya”, Kakucho.

     “Mari kita beri mereka pemahaman”, Mochi.




tbc

𝐁𝐨𝐧𝐭𝐞𝐧 𝐆𝐢𝐫𝐥Onde histórias criam vida. Descubra agora