35.

4.1K 600 362
                                    

"Jangan bercanda (Name)!!" teriak Mikey, Sanzu menjatuhkan katana miliknya.

"Mereka memasukan sensor bom pada tubuh ku, pada tertentu jika aku jauh dari tempat ini atau terluka maka bom nya akan meledak." jelas (Name), Hakazu menatap ibunya.

"Mama, mama bercanda kan??" tanya Hakazu, (Name) mengusap pelan surai Hakazu.

"Mama beneran, itu suntikan sensor nya." ucap (Name) sambil menunjuk ke bawah, mata Hakazu membulat saat melihat jarum suntik dengan darah di ujungnya.

"Kalian harus pergi." ucap (Name).

"Jangan bercanda bajingan, kau bercanda kan? Katakan ini hanya lelucon!!" teriak Sanzu, suara nya menggema sampai ke tempat dimana Mochi dan Takeomi berdiri. Tubuh (Name) merinding hebat, belum pernah Sanzu membentak dalam hidupnya.

"Gomen hiks."

"Aku tidak akan pergi, jika kau harus mati maka aku juga akan ikut." ucap Koko, kakinya melangkah mendekati (Name). Koko mengusap pelan pipi (Name), sebuah kecupan lembut mendarat di kening (Name).

"Koko...." (Name) memeluk Koko erat, Koko mengusap pelan surai (Name).

"Kalian benar benar harus pergi, setidaknya ledakan nya tidak akan membuat hancur satu pulau ini." ucap (Name), mereka semua berdecih pelan.

(Name) membuat luka gores dari jarum suntik tadi, suara seperti jarum jam berdetik mulai terdengar. Mikey menutup luka nya menggunakan tangan namun mustahil, (Name) mengecup pelan bibir Mikey.

"Tenang ya Mikey, tolong jaga anak anak."ucap (Name) sambil menatap Hakazu dan Hiko. Hakazu memeluk (Name) begitu juga Hiko, tangan (Name) mengusap pelan surai kedua anak nya.

"Dengerin kata papa yaa? Jangan nakal." ucap (Name), ia kecup perlahan kedua kening anaknya.

"Larilah, waktu kalian hanya sebentar lagi untuk keluar." ucap (Name), Rindou dan Ran menggendong kedua anak mereka. Semuanya sudah keluar, dan hanya (Name) yang tersisa.

"Izana, aku datang."















DDUUAAARRRRRRRR














Para mantan anggota Bonten tidak melihat ledakan tadi, kini istri tercinta mereka sudah pastinya mati. Hiko tak berhenti menangis dipelukan Rindou, Hakazu meremas kuat baju milik Ran.

"Mama."















Sebulan telah berlalu, semuanya terasa berbeda setelah kepergian (Name). Hakazu dan Hiko yang periang sudah berubah, mereka lebih sering mengurung diri dikamar, begitu juga dengan para ayah.

Sanzu masuk ke kamar (Name), ia dudukan dirinya perlahan. Ia menatap hanafuda milik Izana yang masih (Name) simpan sampai sekarang, Sanzu membaringkan tubuh nya.























TING TONG










TING TONG










TING TONG

TING TONG

















"Cih berisik." ucap Rindou, dengan cepat dia berjalan lalu membuka pintu.

"Rindou apa kabar?" tanya seorang gadis, Rindou menyipitkan matanya.

𝐁𝐨𝐧𝐭𝐞𝐧 𝐆𝐢𝐫𝐥Where stories live. Discover now