20.

7.3K 904 642
                                    

"Kenapa?!", teriak (Name), Mikey berdiri lalu memeluk (Name).

"Akan kuberi tau nanti saat misi selesai", bisik Mikey, (Name) mengangguk.










'kumohon, jangan hal buruk', batin (Name).










- - - - - -










Besoknya (Name) dan anggota Bonten lainnya sudah berangkat, kali ini adalah tugas yang cukup berat.

"Balai kota sangat indah yaa", ucap (Name), Mochi yang berada disebelah (Name) tersenyum lalu mengusap pelan rambut (Name).

"Ran, kau tau itu apa?", tanya (Name) yang menunjuk ke sebuah toko, di bagian depan toko itu terdapat kotak yang bertuliskan 'permen'.

"Ooh itu pengaman, kau mau?", ucap Ran menyeringai, karena mendengar kata permen (Name) pun mengangguk kencang.

"Pengaman? Tapi kenapa tulisannya permen", tanya (Name) dengan polosnya.

"Itu digunakan un--"

"Ran, jangan aneh aneh", ucap Kakucho menjitak kuat kepala Ran, (Name) bingung lalu menatap kotak itu lama.

"Permen itu tidak sehat, (Name), jangan dengarkan ajaran sesat", ucap Sanzu lalu memakan satu buah pil.

"Tidak sehat? Tapi kenapa dijual?", tanya (Name) lagi, Mikey menutup mulut (Name) lalu menatap mata (Name) tajam.

"Jangan tanyakan lagi, atau aku akan benar benar menerkam mu tanpa ampun", ucap Mikey, (Name) mengangguk paham.

'apa permen itu sangat tidak sehat?'

"Mikey ternyata kanibal", gumam (Name), ia merinding ngeri.

"(Name), kau tidak sepolos itu kan?", tanya Takeomi, (Name) menoleh lalu menggeleng kan kepalanya.

Mobil mereka berhenti di belakang gedung tua, masing masing dari anggota Bonten membawa senjata.

"Mari buat kesan terakhir yang baik", ucap Mikey, mereka semua menyeringai lalu membuka pintu gedung itu.

"Wah wah, sedang apa kalian?", ucap Sanzu lalu mengeluarkan katana nya, mereka semua terlihat sangat kaget.

"Itu Bonten, habisi mereka!!!!", teriak walikota, para penjaga mulai menyerang anggota Bonten.

Satu persatu mereka maju, Mikey dengan tendangan nya, Ran dan Rindou memakai pistol mereka, Takeomi menggunakan pisau daging, Mochi dan Kakucho memakai kapak dan sabit.

"Mereka, memiliki anggota wanita?! Bunuh wanita itu sekarang!!", teriak para dewan, segerombolan datang mendekati (Name).

(Name) mengeluarkan smirk nya lalu melompat, (Name) mengayunkan cepat tongkat itu sampai mengenai beberapa bawahan para dewan. (Name) dengan lihai mengayunkan tongkat itu secara santai, para bawahan jadi kewalahan karena kini pertarungan mereka hampir diambil alih sepenuhnya oleh Bonten.

Tanpa disadari, tongkat (Name) kini berada di leher walikota.

"Kenapa para rakyat mau memilih pemimpin yang bodoh, aku heran negara ini mulai aneh", (Name) menusuk leher walikota dengan tongkat yang dia pakai tadi.

"Satu mati, kalian mau juga?", ucap (Name), aura menyeramkan mulai menambah kesan kejam dari wajah (Name).

"Bajingan", salah satu dewan melayangkan pisau pada (Name), (Name) dengan entengnya menahan pergerakan pisau itu.

"Yah, berdarah", (Name) memukul dewan tadi lalu mengambil alih pisau nya, (Name) menikam berkali kali dewan tadi sampai tubuhnya hancur.

Dibelakang (Name) sudah berdiri wakil dewan tadi, ia melayangkan tongkat kayu ifu lalu memukul keras punggung (Name). (Name) yang geram langsung berbalik dan membanting kuat orang tadi, ia memutar lengan dewan itu sampai patah, begitu juga dengan kaki dan tangan satu lainnya.

𝐁𝐨𝐧𝐭𝐞𝐧 𝐆𝐢𝐫𝐥Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum