14.

7.1K 1K 771
                                    

   Setelah (Name) melepaskan pelukan nya, Kakucho, Mochi dan Takeomi sudah berada dibelakang (Name). (Name) menoleh saat merasakan ada tangan yang menyentuh pundak nya.

     "Apa kami juga dapat?", tanya Takeomi sambil mengangkat dagu (Name).

     "Eeh? Dapat apa?", tanya (Name) bingung.

   Takeomi tersenyum lalu mencium lembut bibir (Name), (Name) membulatkan mata kala merasakan ada tangan yang menyentuh pinggang nya, dan itu tangan Kakucho. Kakucho mengusap pelan bagian perut (Name), geli memang namun disaay itu juga (Name) merasakan sesuatu yang........

   ya itulah

   Setelah Takeomi melepas ciuman nya, Kakucho langsung mengarahkan wajah (Name) kebelakang dan mencium sekilas bibir (Name). Kakucho sudah tau kalau (Name) kekurangan nafas karena sudah beberapa kali berciuman.

     "Aku menyayangi mu, (Name)", ucap Kakucho lalu mencium lama jidat (Name).

     "Bagaimana dengan ku?(Name)?", tanya Mochi sambil melebarkan tangan nya. (Name) tersenyum lalu berlari ke pelukan Mochi, Mochi terkekeh, tak lama ia mengangkat dagu (Name).

     "Mochi, aku mencintai mu, aku mencintai kalian semua", ucap (Name) sambil sedikit berteriak, Mochi tersenyum lalu mendaratkan bibirnya di bibir pink milik (Name).

 

"(Name), kami mencintai mu, lebih dari apapun", batin semua mem Bonten.

- - - - - - - -

   Sudah sekitar seminggu semenjak (Name) kembali, rumah itu menjadi hidup kembali. Mikey dan Sanzu yang saling rusuh, rela mengadakan lomba demi tidur dengan (Name) dan lainnya.

   Pagi itu, tubuh (Name) terasa tidak enak. Tubuhnya terasa hangat dan juga badannya lemas,

   
TOK TOK TOK

     "(Name)? Kau disana?", tanya Rindou.

     "Rindou, tolong", lirih (Name).

BRUKK

   Mendengar suara itu, Rindou membuka pintu dengan keras. Iris matanya membulat saat melihat (Name) terkapar di lantai sambil memegang thermometer.

     "(Name)!!!", Rindou dengan sigap menggendong (Name) lalu menidurkan wanitanya diatas kasur. Rindou kaget saat melihat angka yang ditampilkan thermometer tersebut, 38,9.

     "Kau demam,(Name)", ucap Rindou lemas, ia memeluk tubuh (Name) lalu sedikit mendusel dibagian leher (Name).

     "Mau ke dokter?", tanya Rindou.

     "Aku mau disini saja, nanti dibilang corona", mewek (Name).

     "Akan ku bawa kompres dan juga obat, tunggu ya", ucap Rindou sambil menyelimuti (Name) lalu pergi.

   Didapur, semua anggota tertinggi Bonten mengerutkan keningnya, pasalnya Rindou yang selalu malas bekerja tiba tiba rajin.

    "Kau kesambet apa, Rin?", tanya Ran yang memperhatikan gerak gerik Rindou.

    "Paracetamol? Kau demam?", tanya Koko.

𝐁𝐨𝐧𝐭𝐞𝐧 𝐆𝐢𝐫𝐥Where stories live. Discover now