29.

5.2K 712 193
                                    

      "Hakazu, bukan anak biasa" ucap Koko, (Name) kembali menatap cctv. Hakazu mengarahkan pistol nya pada salah satu dari mereka, lagi lagi peluru itu masuk tepat kedalam dada orang itu.

     "Hakazu", lirih (Name),

     "Dia kuat", ucap Koko.

     "Sanzu, Mikey, Hakazu berada didekat kalian, dekati segera", ucap (Name) lewat earphone, Sanzu dan Mikey langsung berlari menuju lokasi yang (Name) bilang.

   Hakazu kembali menembak salah satu dari mereka, suara tembakan tadi membuat Mikey dan Sanzu tambah khawatir. Mereka terkejut saat melihat Hakazu memegang pistol, para gerombolan itu tidak bisa menembak Hakazu karena ragu.

     "Anak ku memang yang terbaik", ucap Sanzu lalu mulai mengeluarkan katana nya, Mikey tersenyum kecil.

     "Darah ku juga mengalir didalam nya, Sanzu", ucap Mikey lalu mulai melayangkan kakinya pada para gerombolan itu.

   Pipi Hakazu terkena cipratan darah disaat Sanzu menebas beberapa kepala dari orang orang disana, Hakazu tertawa saat Mikey melayangkan tendangan nya.

     "Hah, selesai", ucap Sanzu lalu bersandar pada pohon yang berada didekat Hakazu, Mikey menggendong Hakazu lalu membersihkan cipratan darah yang menempel di pipi Hakazu.

     "Kau hebat, Hakazu", ucap Mikey lalu mengecup singkat pipi Hakazu.

   Mereka meninggalkan mayat yang masih segar tadi, Hakazu menatap kebelakang namun matanya ditutup oleh Sanzu.

     "Masih belum cukup usia untuk melihat yang itu ya?", ucap Sanzu.

     "Yayayaya papa", ucap Hakazu, Mikey dan Sanzu langsung berhenti melangkah kan kakinya.

     "HAKAZU BILANG APA?!", kaget (Name) lewat earphone.

     "Papapapapa", ucap Hakazu, (Name) merasa bangga pada anak nya.

     "Benar, papa", ucap Sanzu sambil tersenyum.

     "Ayo bersihkan diri dulu", ucap Mikey.




- - - - -

   Malamnya, Hakazu tertidur di tubuh Sanzu. Mikey bersender pada pundak Sanzu begitu juga Rindou, (Name) dan Ran mengambil kamera lalu mengambil foto mereka.

     "Mau makan dulu? Koko?", tanya (Name) sambil kembali melihat lihat foto yang tadi dia ambil.

     "Tidak, aku tidak nafsu", ucap Koko lalu bersandar pada punggung lebar (Name), (Name) tertawa sendiri saat melihat semua foto Hakazu yang ada di kamera nya.

   Koko melihat leher belakang (Name), benar benar mulus tanpa jejak sedikit pun. Koko menjilat pelan leher istrinya, (Name) tersentak pelan.

     "Koko?", panggil (Name).

     "Hmm, aku merindukan bau ini, sudah lama kita tidak berdua", ucap Koko, ia kembali mengecup leher belakang (Name) sampai meninggalkan tanda.

     "Koko", (Name) mengerang saat Koko juga meremas pelan dada nya.

     "(Name)", gumam Koko, (Name) berbalik lalu mengusap pelan surai Koko.

     "Kenapa, Koko tidak pernah mencolok seperti yang lainnya, kau juga tidak pernah bercerita ataupun meminta sandaran, aku khawatir", (Name) memeluk erat Koko, tangan lembut (Name). Koko menangis pelan,

     "Koko, mau ke pantai? Ayo cari udara segar", ajak (Name), Koko mengangguk.

   (Name) menarik pelan tangan Koko, (Name) membawa Koko ke pinggir pantai. Koko menghirup udara pantai dalam, (Name) tersenyum saat melihat Koko mulai baikan.

     "Akane, kira kira sedang apa yaa, bu - bukan nya aku gamon!! Maksud ku inui", ucap Koko yang merona, (Name) tertawa kecil.

     "Inui, yang rambutnya putih itu ya, dia lucu juga", ucap (Name), Koko menatap langit lalu tersenyum.

     "Aku, entahlah, aku menjauhinya karena aku menyayangi nya, apa dia mengerti?", tanya Koko.

     "Koko, dia pasti paham, memikirkan Inui terus terusan sampai sampai tidak makan bahaya lho", ucap (Name), Koko tertawa kecil.

     "Kalau ada istri ku yang cantik kenapa aku harus memikirkan nya lagi", ucap Koko lalu menggendong (Name), Koko mencium pelan bibir (Name).

     "Koko, aku menyayangi mu", bisik (Name), Koko kembali mencium bibir (Name).

     "Mamanaunana papa ", ucap Hakazu, Koko dan (Name) menoleh.

     "Hakazu, kenapa terbangun?", tanya Koko, ia menurunkan (Name) dari gendongan nya lalu menggendong Hakazu.

     "Ayo tidur bersama", ajak (Name), Koko dan Hakazu saling tersenyum.

   Malam itu, Hakazu, Koko dan (Name) tidur dikamar bertiga. Posisinya Koko dikiri, (Name) dikanan dan Hakazu ditengah tengah.

     "(Name), terima kasih", ucap Koko sambil berbisik, (Name) tersenyum pelan.

     "Apapun untuk suami ku", ucap (Name), Koko memejamkan matanya perlahan begitu juga (Name).

   'oyasumi'


- - - - - - - - - -

     "(NAME)!!!!", teriak Mikey, sontak (Name), Koko dan Hakazu langsung terbangun. (Name) berlari menuju tempat dimana Mikey berteriak, Mikey yang mendengar kedatangan (Name) langsung memeluk (Name) erat.

     "(Name)", ucap Mikey, (Name) mengusap pelan rambut Mikey.

     "Kue ku, dimakan Takeomi dan Sanzu", ucap Mikey sambil menangis, (Name) menghela nafasnya pelan.

      "Mikey, aku kaget tau", (Name) menatap Sanzu dan Takeomi yang memakan kue itu tanpa rasa bersalah.

      "Nanti bisa beli lagi, ya kan Hakazu?", tanya (Name), Hakazu menepuk tangan nya sambil tertawa.

     "Mikey, jangan menangis lagi", ucap (Name), Mikey mengangguk lalu berjalan mendekati Hakazu.

     "Aku masih mengantuk, kalian berdua juga cari gara gara", kesal (Name) saat mereka berdua, Sanzu mendekati (Name) lalu menjilat pipi istrinya.

     "Aku merindukan istri ku, tidak, aku merindukan mama", ucap Sanzu, Hakazu berteriak tidak suka.

     "Mamamammamamama", Hakazu mengangkat kedua tangan nya, Koko menurunkan Hakazu. Hakazu berjalan mendekat pada (Name) lalu memeluk kaki (Name),

     "Hakazu?", kaget (Name), (Name) menggendong Hakazu. Hakazu mengecup pipi (Name) mereka semua tercengang dibuatnya, Hakazu tertawa lalu memeluk (Name) erat.

     "Fix, Hakazu saingan baru", ucap Kakucho, (Name) tertawa pelan saat melihat semua wajah suaminya yang kesal melihat tingkah Hakazu.

     "Hakazu juga suka cium yaa", ucap (Name) sambil mengangkat tubu Hakazu ke atas, Hakazu tertawa keras sambil menepuk tangan nya.

     "Ngomong ngomong, Hakazu sangat keren saat menembak para gerombolan tadi", ucap Kakucho sambil berbinar, (Name) menurunkan tubuh Hakazu lalu mencium pelan kening Hakazu.

     "Benar, Hakazu sangat kuat, dia memiliki kekejaman yang mirip dengan Sanzu", ucap (Name),

     "Tentunya, dia kan anak ku", ucap Sanzu, mereka semua tertawa mendengarnya.

     "Anak kita semua"







tbc

book wakasa udah up ya

𝐁𝐨𝐧𝐭𝐞𝐧 𝐆𝐢𝐫𝐥Where stories live. Discover now