23. Tapi mirip...

1K 112 35
                                    

Sepatu dan tas berserak, alat-alat syuting teronggok disudut ruang tengah, sementara pemiliknya sedang berpencar mencari tempat ternyaman untuk rebahan. Ada yang di atas sofa, di karpet, di lantai, bahkan di depan lemari es juga ada, Jimin dan Taehyung orangnya.

Syuting hari ini harus berhenti di tengah hari karena cuacanya yang tak bersahabat, pagi mendung dan berangin, masuk jam siang malah panas seperti panggangan barbeque, Kalau diteruskan untuk syuting resikonya cuma 1. Meriang berjamaah yang ada makin ribet nanti.

"Kak, lempar air mineral dong...", pinta Beomgyu dari sofa, bergelayut disandaran sofa menatap dua sejoli yang sama-sama rebahan didepan lemari es yang terbuka. seperti tak punya tenaga untuk mengangkat badan, lagi-lagi Beomgyu meminta air mineralnya segera dilempar.

"Satu lagi kak", suruhnya lagi setelah menerima 3 botol. Dan dituruti oleh Taehyung yang sudah siap melempar botol air mineral itu.

Hap!

Beomgyu bersorak kecil saat botolnya ia tangkap, ditenggaknya air mineral itu sampai tinggal setengah setelahnya mendesah lega karena rasa hausnya telah terobati.
Ia lirikkan matanya ke samping dimana Hueningkai sedang sibuk mengibas-ngibas lehernya yang berkeringat karena tertutup rambut yang mulai memanjang hingga menutupi tengkuk, padahal AC ruangan sudah menyala dengan suhu terendah tapi entah kenapa panasnya masih sama. Ia juga sudah minum air mineral dari Beomgyu tadi tapi rasanya belum cukup.

"Kuncir dulu rambutnya, atau mau gue yang kuncirin?", tawar Beomgyu pada akhirnya.

"Ngga deh nanti malah dikepang dua rambut gue, mending nguncir sendiri aja. Ada karet gak?",

"Bangsat, udah ditawarin baik-baik padahal. Ada nih.. jangan sampe putus tapi", umpat Beomgyu namun tetap melempar kunciran rambut yang ia simpan dikantong celananya pagi tadi.

"Kalo putus ya balikan lah", balas Hueningkai acuh sembari menguncir rambutnya sembarang. Bodoamat sama looknya yang penting mah gak gerah, gitu.

"Gak gitu konsepnya anjir", dilemparnya bantal Sofa ke arah Hyuka tapi malah diterima baik olehnya lalu dijadikan bantalan kepala dan kembali rebahan dikarpet tanpa peduli akan umpatan-umpatan Beomgyu.

Sementara 2 orang dewasa lainnya menyibukkan diri di dalam kamar, Namjoon dengan buku dan lembar-lembar kertas serta pulpen sebagai perantaranya untuk menuliskan hasil bacaannya untuk membantu Seokjin dalam menggarap Skripsi. Sedangkan Seokjin kini fokus memandangi layar laptopnya, earphone terpasang di kira-kanan telinga, fokus mendengarkan arahan-arahan dari dosennya di seberang sana. Sesekali mencatat poin-poin penting yang terlewat untuk dibahas di dalam skripsinya.

"Udah saya kirim filenya dengan format dokunen pak, biar bapak gampang nyoret-nyoretnya nanti", ujar Seokjin pada dosennya.

Ia mengangguk beberapa kali saat mendengar dosennya bicara, sesekali mengulum bibir agar fokusnya tak pecah kemana-mana saat diingatkan untuk fokus pada skripsinya yang menurut dosennya itu terbengkalai. Padahal Seokjin sendiri sudah mati-matian mengatur waktu agar semuanya ter-handle dengan sempurna, Tapi yang namanya manusia selalu saja lalai.

Setelah panggilan selesai Seokjin langsung merebahkan badannya  bersandar pada tepian ranjang dimana Namjoon duduk, kepalanya menoleh pada Namjoon yang tengah sibuk mencatat sampai dahinya berkerut tiga.

"Fokus banget", celetuknya, karena penasaran akhirnya Seokjin ikut naik keatas ranjang yang tak seberapa besar itu lalu mengambil selembar kertas merah muda yang penuh dengan tulisan Namjoon.

Dibacanya setiap kalimat yang tertoreh disana dan ia langsung paham kalau yang ditulis Namjoon sama dengan pembahasan skripsinya, diliriknya mimik muka Namjoon yang masih sangat serius mencatat sampai keberadaan Seokjin seperti tak terlihat.
Sadar tak sadar Seokjin mengubah posisi duduknya, dia menekuk lututnya didepan dada dan menyandarkan dagunya diatas lutut, tangannya sibuk merapihkan kertas-kertas itu sesuai nomor urut yang Namjoon tulis di setiap lembarnya, setelah pekerjaan ringannya selesai Seokjin kembali diam memperhatikan wajah serius Namjoon saat mencatat kata demi kata yang ada dikepalanya.

KITA [NamJin]Where stories live. Discover now