15. Bro?

1.8K 200 6
                                    

Pyu pyu~
Ninu ninu~ 😃😃
Thank's for 12k reader's😭😭

Hari ketiga di Ilsan.
Kedua manusia itu bangun pagi-pagi sekitar jam 7. Padahal biasanya Seokjin ataupun Namjoon pasti akan bangun sekitar jam 8 atau jam 9 pagi, ingat kan kalo Seokjin punya gangguan mata? Jadi dia jarang bangun pagi. Tapi sekarang mereka bangun hampir bersamaan, merekapun langsung mandi sehabis bangun tidur, biasanya mereka akan sarapan dulu.

Cklak!

Cklak!

Pintu kamar dibuka bersamaan dan menampakkan keadaan keduanya yang sudah rapih dan tampan, tentu saja.

"Loh, Seokjin. Kamu udah bangun?", Namjoon bertanya terlebih dulu setelah menutup pintu kamarnya kembali. Dan tanpa Namjoon tau, telinga Seokjin berubah memerah entah karena apa.

"Lo sendiri, tumben udah mandi?", balas Seokjin tanpa menjawab pertanyaan Namjoon.

Yang ditanya cuma bisa menggaruk tengkuknya kaku karena dia bingung mau jawab apa, tidak mungkin dia jawab Jujur kalau semalam dia memimpikan Seokjin yang iya-iya sampai-sampai celananya basah di pagi hari.

Seokjin pun begitu, insiden pahanya tadi malam membuatnya jadi susah tidur dan terus menerus teringat hal itu. Belum lagi kalau ia ingat bagaimana mata Namjoon menatap pahanya, ia serasa ditelanjangi.
sialnya hal itu juga terbawa ke mimpinya dan mengharuskan Seokjin bangun pagi dan mandi air hangat untuk merilekskan badannya.

Tanpa menjawab pertanyaan satu sama lain, keduanya berjalan menuju dapur mencari bahan makanan untuk sarapan.

Tak banyak bicara, mereka mulai sibuk dengan kegiatannya masing-masing memyiapkan sarapan, beberapa kali bertukar pandangan singkat yang membuat keadaan semakin canggung entah karena apa.
Mereka bisa merasakan ada selimut kecanggungan disana namun tak ada yang berniat mencairkan suasana, keduanya kembali diam sembari menunggu ramyeon buatan Seokjin matang di dalam panci. Sementara Namjoon ambil duduk di kursi, sesekali ia memperhatikan gerakan kikuk Seokjin saat memasak yang ketara sekali kalau si empunya sedang grogi.

"Seokjin", panggil Namjoon pelan.

Dapat dia lihat bahu lebar Seokjin berjengit, kaget mungkin.

"Apa?", tanya Seokjin masih mengaduk ramyeon didalam panci.

"Hari ini kita sekalian ke sungai  ya, soalnya kemaren kan kita gak kemana-mana",

Seokjin menoleh, dahi berkerut tanda kalau ia sedikit bingung.

"M-maksudnya.. kemaren kan kita gak ngerjain apa-apa, dan hari ini seenggaknya kita harus kerja double. 4 hari lagi kamu kan balik ke Seoul",

Seokjin mengangguk tanpa menjawab apapun, ia kembali fokus pada pancinya yang isinya mulai mendidih itu.

Yah, setidaknya Namjoon tak membahas hal yang kemarin malam membuatnya malu.
Sementara Namjoon hanya bisa menghela nafas pelan, Seokjin yang sekarang sedang mode liliput malu itu membuatnya gemas sekaligus bingung mau membahas apa lagi karena Seokjin jadi jarang bicara.


Seoul, 09:38 KST.

Tanda buka di pintu masuk sudah di balik sedari pagi oleh Yoongi, semenjak Seokjin pergi ke Ilsan kini Yoongi menjadi morning person yang selalu bangun pada pukul 5 pagi.

Dia menjadi morning person bukan tanpa alasan, alasannya cuma satu yaitu Jeon Jungkook yang setia menelfonnya setiap pagi dan membangunkannya lewat telfon. Awalnya malas, tapi mau bagaimana lagi, cafe harus buka dan dia harus bangun.

Keadaan cafe pun tak sesepi waktu itu, sekarang sudah ada beberapa pelanggan yang kembali walaupun tak seramai dulu. Jungkook juga masih setia membantunya di cafe kalau kelasnya kosong.

KITA [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang