01. Sudut ruangan

3.9K 373 55
                                    


Siapa disini yang waktu sekolah suka duduk di pojok belakang ruang kelas?.

Aku 🌝

Katanya... tempat duduk murid itu mempengaruhi kecerdasan murid tersebut, biasanya murid yang duduk dibarisan terdepan adalah murid-murid teladan yang nilai akademinya diatas rata-rata, di bagian tengah adalah murid-murid netral yang mungkin nilainya masih bisa membantu untuk naik kelas, dan murid-murid dengan bangku dibarisan belakang adalah murid-murid nakal dan tak bisa diatur serta nilai akademi mereka jauh dari kata 'baik'. Tapi ketiga hal tersebut tak berlaku bagi Kim Namjoon.

Namjoon di masa sekolah dasar memang selalu duduk dibangku depan, sampai tahun ke 2 sekolahnya dia mulai bosan karena selalu ditanyai guru perihal pelajaran. Di tahun ke 3  Namjoon sudah loncat kelas ke kelas 5 dan dia juga berpindah posisi duduk menjadi di tengah, tapi hal ini malah membuat Namjoon tak konsentrasi belajar karena murid-murid baris belakang selalu mengganggunya dengan lemparan-lemparan bola kertas. Hingga tahun ke 4 nya (kelas 6) Namjoon kembali berpindah tempat duduk menjadi di pojok ruangan yang dingin dan sunyi tapi entah kenapa tempat itu membuatnya nyaman.

Tak ada yang berani menggangu Namjoon atau mungkin memang tak peduli dengan Namjoon. Karena hampir setiap hari Namjoon hanya akan diam di kursinya sembari membaca buku "kiat-kiat sukses UN" jadilah dia tak punya teman satupun selama dia sekolah dasar, tapi tak apa setidaknya nilai UN terbesar sudah dia kantongi untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu sekolah menengah.

Di sekolah menengah pertama Namjoon hanya menghabiskan waktu 2 tahun untuk lulus, dan terima kasih untuk 2 tahun itu juga Namjoon tak punya teman. Entahlah, sebenarnya Namjoon ingin berteman dengan yang lain tapi sayang teman-temannya yang tak mau karena Namjoon terlihat 'aneh' di mata mereka. Dan mulai saat itu, bangku pojok ruangan adalah tempat kesukaannya.

Di usia 12 tahun, Namjoon sudah masuk sekolah menengah atas. Hari pertamanya di sekolah ia lalui dengan tatapan-tatapan aneh dari teman sekelasnya, ini mungkin karena Namjoon adalah siswa paling muda disana jadi mereka enggan berinteraksi dengan 'anak-anak'.

1 minggu pertama, Namjoon mendapat 2 teman perempuan, tak perlu aku sebutkan namanya karena 2 manusia itu hanya memanfaatkan kepandaian Namjoon untuk mengerjakan tugas mereka dengan kedok bertanya pasal materi dan ingin mendiskusikannya dengan Namjoon. Tapi Namjoon tak sebodoh itu, dia memang menjawab pertanyaan itu dengan jawaban yang benar tapi dia putar-putar jawabannya.

"Namjoon-ah, inget pelajaran bahasa 2 hari lalu?", tanya si A sebut saja namanya Mawar. Namjoon mengangguk, tentu saja dia ingat. 2 hari lalu adalah hari dimana mereka di beri tugas 50 soal pilihan ganda dan 20 soal essay yang harus dikumpulkan lusa.

"Aku pengen diskusiin materi dari Kim-saem sama kamu soalnya aku agak gak paham", katanya lagi dengan nada manis yang dibuat-buat.

"Boleh", kata Namjoon singkat.
Setelahnya perempuan itu ambil duduk di depan Namjoon lalu membuka buku tulisnya yang berwarna pink terang bergambar Unicorn.

"Kamu inget kan materi paragraf waktu itu? Nah menurut kamu paragraf iklan itu mirip sama paragfar deskripsi gak sih? Kalo menurut aku sih beda", Namjoon ingat pertanyaan ini, pertanyaan menjebak No. 35 pilihan ganda.

"Menurutku sih beda, karena kalo paragraf deskripsi kan kaya nyebutin situasi. Kalo iklan kan ngga, biasanya isinya promo terus harus menarik dan wah, supaya banyak pelanggannya", jawab Namjoon yang ia sendiri tak tau sudah mengatakan apa pada perempuan itu. Tapi itu jaw8aban benar, namun jawaban itu tidak ada di pilihan ganda.

Setelah 45 menit mendiskusikan soal-soal yang berkedok diskusi. Akhirnya perempuan itu beranjak dari duduknya lalu berbasa-basi mengajak Namjoon pergi ke kantin. Tapi, Namjoon ya Namjoon, dia tetap betah diatas kursinya sampai bel pulang berbunyi.

KITA [NamJin]Where stories live. Discover now