17. Anak-anak

1.8K 172 9
                                    

Terimakasih karena sudah menunggu💜
Anjir ngaret banget apdetnya 😣
Lockdown bikin gue miskin, hikd- pake d 😭



"Udah semua??", tanya Namjoon pada Seokjin saat mereka memasukkan barang-barang mereka di mobil. Seokjin mengangguk sambil memberikan tas ranselnya kepada Namjoon lalu dia duluan masuk kedalam mobil disamping kemudi.

Ternyata 6 hari sudah berlalu dengan cepat, dan tugas skripsinya sudah 70% selesai diketik dan separuhnya sudah mendapat revisi dari Pak Bogum si dospem aslinya.
Seokjin melirik kearah spion untuk melihat Namjoon yang masih menata barang-barang mereka di kursi belakang, tak disangka Seokjin terlalu banyak membeli pakaian disini karena dia hanya membawa sedikit pakaian dari Seoul dan itu membuatnya merasa sedikit tak enak karena jadinya mobil ini penuh dengan barang-barangnya.

Tak lama Namjoon menyusul masuk dan duduk dikursi kemudi, ia memasang seat beltnya sebelum menjalankan mesin mobil dan menancap gas dengan kecepatan sedang.

"Mau beli makanan dulu gak??", tanya Namjoon pada Seokjin yang sedari tadi sibuk bermain ponsel.

Entah kenapa semenjak pulang dari hutan lindung itu Seokjin jadi sedikit diam, pas sampai rumah pun Seokjin langsung masuk ke kamarnya dan tak keluar sampai pagi tiba. Namjoon jadi sedikit khawatir karena Seokjin melewatkan makan malam, sudah ia tanyai beberapa kali tapi Seokjin tak menjawab dengan jelas cenderung bergumam sampai Namjoon tak menangkap apa maksudnya.

"Loh? Kok berhenti?", tanya Seokjin saat Namjoon memarkirkan mobilnya dihalaman salah satu bangunan 7/11.

"Saya butuh kopi, kamu mau?", jawab Namjoon sambil melepas setabeltnya sebelum turun dari mobil. "Atau mungkin kamu butuh cemilan? Barang kali kamu bosen, di sepanjang jalan sana gak ada rest area atau minimarket lagi soalnya", sambungnya.

Namjoon bisa liat gelagat gugup dari Seokjin sebelum akhirnya mengangguk mengiyakan tawarannya, keduanya pun turun dari mobil dan berjalan masuk kedalam 7/11.

Merekapun sibuk memilih beberpa jenis keripik kentang, wafer dan beberapa roti isi selai untuk bekal mereka dijalan.
Seokjin sudah memilih cemilannya dan memutuskan untuk mendekati Namjoon yang sedang sibuk membuat kopi disalah satu coffee mechine.

Namjoon terlihat menunggu kopinya sambil memilah-milih jenis biskuit yang kebetulan tersedia disamping coffee mechine, Namjoon terlihat serius membaca tulisan di kemasan biskuit itu sambil sesekali membolak-baliknya, dan entah kenapa Seokjin menyukai pemandangan seperti ini, Namjoon terlihat sedikit berbeda.

Prak!

"Oh!?", seru Namjoon saat bungkus biskuit itu terlepas dari tangannya dan terjatuh, clumsy as always. Seokjin yang melihatnya jadi terkikik kecil.

"Eh? Udah?", tanya Namjoon yang akhirnya menyadari keberadaan Seokjin dibelakangnya. Seokjin mengangguk menjawab pertanyaan tadi.

"Apa nih?", tanya Seokjin saat Namjoon menyodorkan satu gelas kopi padanya, walaupun bingung tapi Seokjin masih menerimanya.

"Cappucino", jawab Namjoon singkat sebelum mengambil alih keranjang belanjaan dari tangan Seokjin.

"Kok.. lo tau gue suka cappucino?", tanya Seokjin namun tetap meminum cappucinonya.

Namjoon sendiri gelagapan karena bisa-bisanya dia gak nanya dulu ke Seokjin supaya Seokjin gak nanya hal ini ke dia, kalo Seokjin curiga kan bahaya.

"Ne-nebak aja", jawabnya sambil menggaruk tengkunya yang tak gatal. Seokjin pun mengangguk tanpa curiga lalu berjalan ke arah kasir.
Sesekali ia berhenti di rak coklat dan cookies untuk memilah-milah lagi, namun akhirnya tak jadi karena ia merasa sudah cukup dengan cemilan yang ia pilih bersama Namjoon lagi pula ia harus berhemat untuk pembuatan filmnya dan juga untuk modal cafenya karena kata Yoongi cafenya jadi sepi semenjak Seokjin pergi, ia menaruh kembali dua batang coklat susu itu ke raknya lalu lanjut berjalan ke arah kasir.

KITA [NamJin]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ