14. Mager Day

1.8K 183 15
                                    

Selamat membaca🌚

1 jam sudah berlalu dan Namjoon masih betah dengan bukunya sampai-sampai ia lupa kalau pahanya masih ditumpangi oleh kaki Seokjin.
Ia sesekali meminum teh hangat yang sudah dingin itu sembari lanjut membolak-balik halaman buku bacaanya. Namjoon memang orang yang suka berdiam diri dan bercengkrama dengan buku-buku dibandingkan harus hangout bersama teman-temannya. Ingat kan semasa sekolah Namjoon hanya mengenal beberapa nama siswa saja karena ia memang tak punya teman banyak.

Namjoon tersentak kaget saat tiba-tiba ada benda bergerak di atas pahanya, dan ternyata itu adalah sepasang kaki Seokjin yang sedang bergerak-gerak tak nyaman. Mungkin kedinginan.
Ia melirik sebentar ke wajah Seokjin yang masih terlihat damai namun dahinya berkerut kerut samar. Tangan Namjoon bergerak untuk menyentuh telapak kaki Seokjin dan dia tersentak karena kaki Seokjin terasa dingin ditangannya.

Namjoon mengambil 2 buah bantal sofa lalu ia angkat kaki Seokjin dengan hati-hati kemudian dia berdiri dari duduknya dan meletakkan kaki Seokjin diatas bantal sofa itu sementara dirinya berjalan menuju kamarnya untuk mengambil selimut miliknya.

Ia pasangkan selimutnya untuk menyelimuti tubuh Seokjin dan dapat ia dengar kalau Seokjin menggumam nyaman sebelum semakin menggerungkan dirinya diatas sofa. Tak lupa Namjoon pun mengambil ponsel Seokjin yang digenggamnya tadi lalu ia letakkan ke atas meja.

Namjoon tersenyum melihat Seokjin yang sepertinya sangat nyaman dengan posisinya itu. Tak lupa ia mengabadikan moment ini dengan ponselnya sebelum ia beranjak ke dapur untuk menaruh gelas tehnya.

Seokjin terbangun dari tidur siangnya dan langsung bangkit untuk duduk sambil mengumpulkan nyawanya yang tadi terbang entah kemana. Ia meregangkan badannya dan merasakan ada selimut abu-abu turun ke pangkuannya.

Seingatnya dia hanya rebahan dengan kaki diatas paha Namjoon sambil main game, setelahnya dia tertidur. Ia tak ingat kalau dia sempat mengambil selimut, Lagipula ini bukan selimutnya. Ia bahkan tak punya selimut berwarna abu-abu.

Dan... dimana Namjoon?

Seokjin tak melihat Namjoon semejak ia membuka matanya. Dan Masih dengan keadaan setengah sadar Seokjin berjalan ke arah dapur untuk mengambil minum, ia sesekali menguap dan mengedip-kedipkan matanya agar sadar sepenuhnya lalu kembali duduk di sofa.

Cklak!

Seokjin menoleh ke arah suara, pintu depan terbuka dan menampakkan Namjoon yang baru kembali entah dari mana sambil membawa cangkir dan buku ditangannya.

"Udah bangun?", tanya Namjoon yang kini sudah ambil duduk di single sofa karena sofa panjangnya di dudukin Seokjin.

"Hmm.. abis darimana?", tanya Seokjin.

"Dari depan, nyari angin.. oh iya Jin, kita jadi ke Lake park lagi gak? Soalnya diluar udah lumayan adem gak kaya tadi",

Seokjin diam sambil mikir, pengen sih pergi kesana lagi buat ambil gambar sama beberapa video tapi badannya terlanjur nempel sama sofa, males banget rasanya.

Seokjin menggeleng dengan bibir di pout-pout unyu gitu, membuat Namjoon diam-diam gemas melihatnya.

"Males ah.. udah sore", tolak Seokjin akhirnya.

"Ini masih jam setengah 3 loh..",

"Setengah 3 juga termasuknya Sore Namjoon", kukuh Seokjin.

Namjoon menghela nafas pasrah, udah iyain aja dah ya..

"Sekarang kamu mau ngapain?", tanya Namjoon lagi.

"Gak tau, rebahan lagi mungkin?",

Benar saja, Seokjin siap-siap merebahkan dirinya lagi diatas sofa dengan satu kaki sersampir tak elit di senderan sofanya. Udah kaya rumah sendiri pokoknya mah.
Sementara sang tuan rumah hanya menggeleng melihat kelakuan pujaan hatinya itu.

KITA [NamJin]Where stories live. Discover now