13. Percikan Rasa

1.8K 201 27
                                    

Judulnya uwu gak tau isinya kek gimana 😂😂

Mobil Namjoon berhenti di parkiran salah satu cafe yang jaraknya tak cukup jauh dari taman, awalnya mereka ingin ke minimarket sekalian beli cemilan dan air minum cadangan. Tapi karena jaraknya yang lumayan jauh dan sekarang sedang jam istirahat kerja otomatis jalanan sedikit macet. Akhirnya Namjoon membelokkan mobilnya ke salah satu cafe terdekat yang pengunjungnya sedikit biar bisa langsung duduk.

Seokjin turun duluan karena ingin cepat duduk didalam sana sementara Namjoon masih sibuk memarkirkan mobilnya.
Seokjin masuk kedalam cafe dan dia disambut ramah oleh salah satu pelayannya, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh cafe ia lihat dekorasi dan design yang digunakan oleh cafe itu dan ternyata bertolak belakang dengan cafe miliknya. Didalam sini di dominasi warna hitam dan coklat, meja dan kursi pengunjung tebuat dari kayu jati yang berat, serta tak ada menu kue lain selain muffin dan cookies coklat di menunya. Ini bukan cafe, ini hanya coffee shop biasa dengan design mirip cafe. Seokjin jadi sedikit menyesal mengiyakan tawaran Namjoon untuk berhenti disini.

"Udah pesen?", tanya Namjoon saat ia sampai di meja dimana Seokjin duduk. Ia lihat Seokjin meliriknya malas lalu menyodorkan buku menu padanya.

Namjoon menerimanya dengan tatapan bingung, ia buka buku menu dan membaca daftarnya dengan kerutan tipis di dahinya.

"Sekarang paham?", tanya Seokjin dengan nada malas.

Ya. Namjoon paham.
Tak ada menu makanan disana kecuali cookies dan muffin.
Ia menggeret kursinya pelan lalu duduk dengan hati hati disana.

"Jadi gimana? Kita keluar lagi?",

"Gak usah lah, gak enak sama pelayannya tadi. Pesen aja, apa kek terserah", jawab Seokjin masih dengan nada malas dibalut kesal yang kedengarannya seperti orang ngambek.

"Yaudah kamu mau minum apa?",

"Apa aja, terserah elo",

"Yaudah bentar..",

Akhirnya Namjoon kembali berdiri dan menghampiri meja kasir untuk memesan.
"Mau pesan apa mas?-LOH... Namjoon?!!", pekik sang kasir yang wajahnya tak asing di mata Namjoon. Namjoon memiringkan kepalanya mengingat-ingat siapa wanita ini.

Dan baam!

"Hwasa?", tanya Namjoon akhirnya.

"Iya!! Masih inget gue kan lo?", pekik si mbaknya dengan antusias.

"Masih lah, kita kan pernah satu komunitas.. udah berapa lama kerja disini?", ucap Namjoon dengan senyum berdimplenya lalu ia menyodorkan buku menu yang sudah ia lingkari pesanannya ke mbak yang namanya Hwasa tadi itu.

FYI nih ya.. jadi Mba Hwasa ini dulunya satu komunitas sama Namjoon pas masa-masa dia masuk universitas tahun kedua dan Hwasanya masih SMA, mereka masuk komunitas Rap underground gitu soalnya Namjoon emang suka sama rap dan dia juga sering nulis-nulis lirik lagu sejak dulu dan mbak Hwasa ini salah satu partnernya kalo dia dapet Job di festival musik indie disitu.

"Baru 2 minggu sih lumayan lah buat nambah-nambahin penghasilan. Lo sendiri Kerja dimana sekarang?",

"Gue jadi dosen magang di Seoul", jawab Namjoon dan diangguki oleh Hwasa. Hwasa juga gak heran kalo orang se-jenius Namjoon bisa jadi dosen di usia muda.

"Dan sekarang lagi cuti?", tanya Hwasa lagi sambil menyerahkan 1 cup iced americano ke Namjoon.

"Engga, gue lagi nemenin mahasiswa gue bikin TAnya disini", jawab Namjoon sambil menyesap americanonya pelan lewat sedotan.

"Hmmm.. yang itu ya?", Hwasa menunjuk Seokjin yang sedang melihat keluar jendela dengan dagunya karena tangannya sibuk membuat pesanan Namjoon yang lain dan Namjoon mengangguk sebagai jawaban.
"Iya, namanya Seokjin", jawabnya.

KITA [NamJin]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora