21. Malam di Ilsan

1.2K 127 18
                                    

Hello, long time no see~

Pagi hari sebelum berangkat ke Ilsan Seokjin memutuskan untuk ke kampus karena ada urusan sebentar dengan seseorang, ia berangkat lumayan pagi sekitar jam 7 mengendarai mobilnya. Ia sengaja berangkat pagi agar tak terlalu memakan waktu diperjalanan saat ke Ilsan nanti.

15 menit perjalanan dari Flat ke kampus, akhirnya Seokjin sampai dengan selamat.
Kakinya langsung melangkah menuju gedung jurusan Desain dimana dia memiliki janji dengan orang itu.
Matanya mengedar ke seluruh penjuru koridor sampai ia melihat sosok jangkung sedang bersandar disalah satu pilar koridor sambil merokok santai.

"Jack!", sapa Seokjin semangat sambil melambaikan tangannya.

Orang yang dipanggil Jack itu menoleh lalu mematikan rokoknya dan menghampiri Seokjin dengan senyuman terpampang di wajahnya.

"Udah jadi?", tanya Seokjin dan orang itu mengangguk.

Sementara itu di koridor jurusan Sastra ada Namjoon yang melihat semuanya, dari awal Seokjin berjalan cepat menuju gedung Desain sampai Seokjin menemui mahasiswa senior itu. Sebenarnya Namjoon sendiri memiliki sedikit urusan dengan surat izinnya selama menemani Seokjin di Ilsan sebelum ia pergi ke cafe untuk persiapan terakhir. Namun ternyata dia disuguhi bonus sarapan di kampus ini, Namjoon melihat dengan jelas bagaimana Seokjin berbicara dengan sumringah serta beberapa kali mengusap lengan mahasiswa itu.

Cemburu? Jangan ditanya. Tentu saja dia cemburu.

Di detik berikutnya, Namjoon melihat mahasiswa itu mengeluarkan sebuah Buku seukuran buku binder berwarna merah muda dengan hiasan bulu putih di sampulnya, dia memberikan itu pada Seokjin dan diterima dengan senang hati olehnya sampai-sampai Seokjin berjingkrak kegirangan.

Raut wajah Seokjin begitu cerah ketika ia membuka lembar demi lembar bukunya, lalu tersenyum malu-malu saat mahasiswa itu seperti mengatakan sebuah godaan pada Seokjin sembari menyenggol bahu Seokjin. Dapat Namjoon lihat dengan jelas pipi hingga telinga Seokjin bersemu kemerahan saat mahasiswa itu semakin menggodanya. Dan terakhir Seokjin memeluk pria itu sekilas lalu berjabat tangan sambil mengobrol.

"Joon.."

"....."

"Eh, Namjoon!",

"Yes sir!- astaga Hoseok! Ngagetin aja kamu", Namjoon hampir meloncat dan melemparkan tasnya karena terlalu terkejut lalu melanjutkan kegiatan 'melubangi kepala Jack dari jarak jauh'.

Hoseok mengikuti arah pandang Namjoon yang masih fokus pada Seokjin dan Jack, lalu tatapannya beralih pada wajah serius Namjoon.

"Panas ya masnya?", kata Hoseok dengan nada mengejek. iya, Hoseok sudah tau kalau Namjoon punya rasa pada Seokjin sejak rumor kencan mereka booming dikalangan mahasiswa.

"Diam kamu",

"Ciah saya-kamu, biasanya lo-gue. Kalo emang suka sana dijedor dong.. beraninya ngode doang, mending kalo dia peka kalo ngga gimana? Keburu diambil orang loh", lanjut Hoseok terus meledek, salah satu kegiatan menyenangkan baginya ketika melihat si tenang Namjoon tersulut emosi.

"Pinter banget ya mulutnya kalo masalah ngejek saya, sadar diri Hoseok kamu itu jomblo udah 2 dekade. Gausah repot jadi pakar cinta orang lain", balas Namjoon tak mau kalah.

Hoseok mengibaskan tangannya with his sassy gesture.

"Anda lupa ya pak, biasanya para Jomblowan dan jomblowati itu lebih ahli dengan urusan hati, makanya mereka awet ngejomblo karena selektif pilih yang pas sama hati",

Omongan Hoseok dibalas dengan pitingan dari Namjoon, membuat Hoseok reflek teriak heboh sembari tertawa geli.

Suara heboh di koridor seberang membuat Seokjin dan Jack mengalihkan perhatian mereka sejenak, Seokjin melihat Namjoon dan Hoseok sedang saling piting, sesuatu hal yang cukup langka karena Namjoon yang dikenal publik ber-image dingin dan serius, tapi ini bukan perkara besar sih. Seisi kampus tau kalau kedua orang itu sudah akrab sejak Namjoon pertama kali menginjakkan kakinya di kampus ini.

KITA [NamJin]Where stories live. Discover now