19. Teror Mereka

1.4K 152 37
                                    

Hehe

Persiapan untuk projectnya 80% selesai dan sisanya akan mereka penuhi ketika sampai di Ilsan saat mereka sampai disana nanti. Sebenarnya Seokjin tak ingin buru-buru tapi teror dari pembencinya terus-menerus datang bahkan lebih dari kemarin, foto-fotonya dengan Namjoon di mini party waktu itu tersebar ke seluruh kampus hingga membuatnya terus diberondongi pertanyaan 'kamu pacaran sama Namjoon?' Dari berbagai pihak. tak berhenti sampai disana, teror barang-barang laknat yang ditaruh diloker Seokjin pun semakin parah dan semakin banyak jumlahnya, mulai dari borgol, tambang merah, benda berbulu mirip ekor, sampai gaun maid pun ada dan masih banyak lagi. entah dari mana mereka mendapatkan benda-benda itu tapi jujur saja Seokjin sudah muak melihatnya.

Contohnya hari ini, Seokjin lagi-lagi dihadiahi 1 paket barang-barang itu di dalam lokernya dan 1 paket kecil yang entah isinya apa, bungkusnya sebesar box iphone yang dibungkus dengan berlapis-lapis selotip dan juga bubble wrap. Untung lah dia punya cutter yang sengaja disimpan disana jadi ia mudah membukanya, setelah bungkusnya terbuka isinya ternyata 1 buah flashdisk dan beberapa lembar foto dirinya dan Namjoon waktu itu, tak ada surat ancaman atau apapun, hanya itu.

Seokjin berdiri cukup lama didepan lokernya karena dia sedang memeriksa isi flashdisk itu di notebooknya, dia juga memode silent notebooknya untuk jaga-jaga karena bisa saja saat isi flashdisk itu dibuka akan muncul suara-suara aneh.

Setelah tersambung Seokjin langsung membuka  satu-satunya folder yang ada disana, nama foldernya 'For Your Vanilla Time'.
Saat membukanya cukup memakan waktu karena ukuran foldernya hampir 1TB, namun setelah folder itu terbuka isinya menampilkan ribuan file yang bertumbnail 2 orang tak berbusana. Seokjin langsung menutup notebooknya dengan mata yang melebar dan nafas yang tersengal, bibirnya bergetar dan menjadi pucat seiring waktu. dengan cepat ia cabut flashdisk itu setelahnya ia langsung berlari ke halaman  belakang mencari batu besar untuk menghancurkan flashdisknya.

Mata Seokjin hilang fokus, nafasnya masih belum beraturan dan juga kakinya bergetar karena dipakai berlari kencang secara mendadak tanpa pemanasan.

Drrrrt~ drrrrrrt~

PIP-

"Halo Seokjin? Lo dimana? Pak Bogum nyariin dari tadi, katanya lo ada janji sama dia",

"...."

"Halo?"

"Iya? B-bilang ke Pak Bogum, g-gue gak bisa. Tiba-tiba gue gak enak badan jadi gue pulang lagi",

"Oke deh, cepet sehat lo.. dah ya, bye"

PIP-

Yang tadi itu Ken, teman Seokjin tapi beda fakultas, sama-sama mahasiwa abadi tapi selisih 2 tahun sama Seokjin. Ken sudah bertahan 5 tahun tanpa wisuda karena Passionnya yang  berkata "Gue wisuda kalo udah ada yang nyemangatin pas bikin skripsi", namun sayangnya belum ada.

Kembali ke Seokjin yang kini memilih duduk dibangku taman belakang dekat parkiran mobil kampusnya, fikirannya entah sedang terbang kemana karena jujur saja dia masih bingung dengan semua teror yang ia terima belakangan ini.
Berbagai pertanyaan mampir dikepalanya saat ini.

'Apa sih salah gue?'

'Kenapa mereka sebenci itu?'

'Apa karena Namjoon?'

'Tapi apa hubungannya'

'Siapa yang mulai semua ini?'

'apa mereka cemburu?'

'Salah kalo gue deket Namjoon?'

Dan masih banyak lagi hingga membuat Seokjin pusing sendiri.

KITA [NamJin]Where stories live. Discover now