16. Bunda

2K 209 13
                                    

Bener-bener sebulan 😂
Thank's for your support guys💕

Ah iya, mari kita terapkan sistem simbiosis mutualisme.. dimana gue Update dan memberi kalian sedikit hiburan, kalian juga ngasih vote dan comment sebagai balasannya.
Apa salahnya memberi seseorang apresiasi atas apa yang sudah dia tulis??

Enjoy the story~

Namjoon terbangun dipagi hari yang masih gelap, sebenarnya bukan pagi karena sekarang masih jam setengah 3. Setelah menerima chat dari pak Kibum dia jadi sulit tidur, sedikit memikirkan bahaya apa yang nanti terjadi kalau misalnya kakak Seokjin nemuin Seokjin disini karena kalau dilihat dari isi Chatnya pak Kibum benar-benar serius.

Namjoon masih mendudukkan dirinya di tepian ranjang sambil memegangi ponselnya yang masih menyala dan menampilkan chatroomnya dengan pak Kibum.

📩 Pak Kibum

Hati-hati Namjoon, abangnya Seokjin sekarang lagi di Seoul. Dia bisa aja ke Ilsan dan nyeret Seokjin ikut sama dia.
Jaga Seokjin, saya percaya sama kamu

Namjoon bahkan belum membalas karena ia masih bingung sebenarnya apa yang terjadi sama Seokjin, ayahnya dan juga kakaknya itu.

Okelah kalau masalah Seokjin dan ayahnya itu dia tau, tapi abangnya?? Namjoon bahkan belum pernah tau mukanya kaya gimana karena mereka belum pernah ketemu.

Cklak!

Tubuh Namjoon berjengit karena ada suara pintu terbuka lalu kepalanya menoleh kearah pintu kamarnya yang masih tertutup, mungkin pintu kamar sebelah yang dibuka, pikirnya.

'Hoaaaaaaamh~'

Terdengarlah suara orang menguap yang sangat keras yang pasti pelakunya adalah Kim Seokjin. Tapi tumben, kok jam segini udah bangun.

Namjoon beranjak menuju pintu kamarnya lalu ia buka perlahan, dilihatnya Seokjin yang sedang berjalan terseok menuju dapur sambil tangannya yang memegangi tembok.

"Seokjin?", panggil Namjoon dan membuat orang itu berhenti dan menoleh kebelakang.

"Ya?", sahutnya.

Namjoon menghembuskan nafas lega kemudian menyusul Seokjin yang kini sedang beranjak ke dapur.

"Kenapa bangunnya pagi banget?", tanya Namjoon sembari menarik kursi di meja makan lalu duduk disana sementara Seokjin mengambil minum dari kulkas.

"Gak tau, kebangun aja..", Seokjin menyusul Namjoon dan mereka kini duduk berhadapan.

Seokjin meminun airnya dengan pelan kemudian mengusap-usap matanya lalu mengusak rambutnya dengan gusar.

"Seokjin? Kamu kenapa?", tanya Namjoon lagi.

Seokjin mendongak dengan wajah setengah mengantuknya lalu menggeleng pelan.
"Temenin gue ngetik skripsi ya?", kata Seokjin lembut banget sambil ngeraih tangan Namjoon didepannya kemudian beranjak ke kamarnya untuk mengambil laptop dan beberapa buku refrensi lain.

Namjoon cuma diem disana masih memproses apa yang barusan terjadi, Seokjin megang tangan dia? Serius?

Cklak

Bunyi pintu terbuka kembali terdengar dan menampakkan sosok seindah malaikat sedang menjinjing tas dan juga laptopnya serta selimut abu-abu tersampir apik dilengan kirinya.

"Di sini atau di sofa?", tanya Seokjin lagi dan membuyarkan lamunan Namjoon.

"Eum.. terserah, kamu nyamannya dimana",

KITA [NamJin]Where stories live. Discover now