47

137 13 4
                                    

Happy Reading!
.
.

____________________________________☆

Malam ini Una dengan setelan kaos putih dan celana jeans dilengkapi kardigan warna merah marun. Rambut depannya ia cepit ke belakang pakai jedai. Tak lupa dengan tas slempang nya warna biru senada dengan sepatunya.

Una keluar dari kamar dan duduk diruamg tengah. Ada Jeffri disana yg masih nonton tv OVJ.

"Mau kemana?" Tanya Jeffri yg masih fokus ke tv.

"Jenguk Lisa" jawabnya lalu mengeluarkan ponselnya dari tas.

"Lah.. kok gak ngomong gue dulu? Bentar gue ganti baju dulu" ucapnya yg hendak berdiri namun ditahan Una.

"Ehh.. gausah jeff. Gue mau di jemput kok ini, gue chat dia dulu" katanya lalu mengetik sesuatu di ponselnya. 

"Sama siapa? Wisnu? Jeka?" Tanya Jeffri sambil menatap Una yg masih sibuk dengan ponselnya.

Una mendelik ke Jeffri. "Apasih Jeka Jeka" ketusnya, baru saja ia ingin mengeklik tanda kirim. Seseorang ada yg memencet bel rumahnya.  Dengan segera Jeffru lari kedepan, disusul dengan Una.

Ckelek!

"Ehh?" Heran keduanya. Jeffri memandang orang itu dengan bingung. Sedangkan Una memandang orang itu dan ponselnya secara bergantian.

"Lah, kan gue belum sharelock" batinnya bingung lalu melihat ke ponselnya lagi. "belum kekirim kok"

"Lho? Pak Chan?" Jeffri ternganga sebelum akhirnya ia menyuruh pak Chan untuk masuk.

"Sebentar, saya buatkan minum dulu" ucap Jeffri lalu menarik tangan Una. Una yg ketarik pun hanya pasrah mengikuti Jeffri sampe dapur.

"Ehh.. gaus--" telat sudah pak chan untuk menahannya. Mereka udah hilang dibalik tembok duluan.

Setelahnya mereka sampai didapur, Una langsung protes ke Jeffri. "Heh.. ngapain buatin teh, orang kita mau jalan langsung" protesnya lalu mengambil cangkir dan memasukkan 3 sendok gula ke dalamnya lalu menuangkan air hangat disusul teh selanjutnya.

"Gue cuma mau nanya ke lo, itumah cuma alibi doang."

"Itu lo mau ke RS bareng Pak Chan? Gak salah lo?" Tanya nya

"Ya tadinya gue mau minta anter lo. Terus dikampus gue ketemu dia, dan dia nanya gue yg waktu itu kenapa gue gak dateng. Jadinya gue kan gak enak sendiri, terus tadi dia minta buat ketemuan.. nah karena gue gak bisa, yaa mau gak mauu dia ikut ke RS juga."  Ceritanya sambil mengaduk-aduk tehnya.

Jeffri masang wajah cengo disamping Una. "Hah? Maksud?" Bingungnya.

Una mendengus kesal, ia meletakkan sendoknya di wastafel. Ia mengambil piring kecil dan nampan. "Panjang ceritanya.. udah ih, gue mau kedepan"


Disis lain, Pemuda itu duduk di sofa ruang tamu rumah Mereka. Matanya menelisik ke seisi ruang. Fokusnya kini teralih ke dua bingkai foto yg terletak di meja  pojok ruangan.  Ia berjalan mendekat ke foto itu. Mengambil satu foto yg menunjukkan perempuan kecil yg lagi duduk dengan menggunakan topi  putih dan jaket hitam.

Pemuda itu tersenyum sendu menatap foto itu. "Jadi selama ini saya benar. Tapi kenapa rasanya sakit ketika kamu sebenarnya..." gumamnya terhenti kala Una yg memanggilnya. Ia terkejut, hampir saja foto itu jatuh.

"Pak. Lho bapak ngapain disitu?" tanya Una yg berdiri  dibelakang Pak Chan. Dengan segera pemuda itu meletakkan kembali foto itu, dan menoleh ke Una dengan gugup.

Bestie✔Where stories live. Discover now