59

119 15 0
                                    

Happy Reading!
.
.

____________________________________☆

Seorang pemuda dengan setelan kemeja khas dosennya kini tengah terduduk tenang di ruangannya. Ia mengecek selembar demi selembar dari mahasiswa nya ini. 

"Hahh... kenapa jadi numpuk gini sih" helaan nafas lelah sedikit frustasi. Ia menopang dagu dengan tangannya kirinya. Sedangkan tangan kanan hanya memutar-mutarkan bolpennya, sesekali ia mengetuk meja.

"Assalamualaikum" terdengar ketukan dari pintu ruangannya. Kini ia menegakkan badannya dan berdehem sebentar.

"Waalaikumsalam. Masuk!" Ucapnya tegas dengan wajah datar, namun  setelah ia tau siapa yg mengunjungi ruangannya.. seketika matanya melebar.

"Kenapa kamu ke ruangan saya?  Saya bukan dosen di jurusan kamu" ucapnya kembali memasang wajah datar.

"Saya disuruh Pak Riski ke sini." Jawabnya yg kini mengahadap ke Nata.

"Ada urusan apa?" Nata menggerakkan tangannya-- mengisyaratkan orang yg ada didepannya ini untuk duduk.

"Bapak dipanggil pak Riski untuk Rapat nanti, dan katanya Bapak jadi perwakilan di jurusan ini."  Jelasnya yg kini melirik ke selembar yg berserakan dimeja.

"Kenapa saya yg jadi wakil?" gumam Nata sambil memegang dagunya.

"Ya mana saya tau pak" jawab Jeka dengan menghendikkan bahunya.

"Saya gak nanya kamu!"  Nata pun mengambil ponselnya.

"Pak" panggil Jeka yg dijawab deheman dari Nata.

"Bapak tau saya sama Kelly dari mana?" Jeka menatap nyidik ke arah Nata. Sedangakan dosen itu hanya fokus dengan ponselnya, tak dipungkiri ia terkejut dengan pertanyaan Jeka. Ia kira cowo itu akan lupa dengan hal yg dikatakannya pada waktu kumpul di Cafe.

"Hah?... bentar, saya mau ke  ruangan Pak Riski dulu." Nata pun bergegas membereskan kertas-kertas yg ada di meja lalu pergi meninggalkan Jeka didalam ruangannya.

Jeka mendesis sambil memukul meja dengan kesal. "Arghh.. kenapa jadi rumit gini sih"

Cowo itu pun  keluar dari ruangan Nata, ia berjalan sambil berfikir tentang siapa dosen yg baru saja ia temui tadi.

"Apa dia salah satu anak buahnya Kelly ya?....

Ehh tapi gak mungkin, masa anak buah malah nyuruh gue berhenti"

"Sebenarnya dia siapa?" Monolognya tanpa sadar ia malah menuju ke salah satu kelas 'temannya'

Seorang berambut pendek dengan warna blondenya, bibirnya sedari tadi ngoceh gak jelas. Ia memasukkan buku-buku ke  tas dengan kesal.

Setelah semuanya selesai, ia segera menggendong tas nya dan berjalan keluar dari kelas.  Tapi ketika ia hendak keluar dari kelas, tak sengaja ia tertabrak seseorang hingga jatuh. 

Cewe itu mendengus kesal, ia segera berdiri... siap-siap mengomel yg menabraknya.

"Ahh anjing, liat liat dong kalo jal--"  seketika matanya langsung melotot.

"Una?"

"Jeka?"

●●●●

"Una kemana sih, lama amat" Jihan dan Jeffri kini sedang berada di kantin, mereka lagi nungguin Una.

"Kamu udah chat dia belum Ji?" Tabya Jeffri sambil nyemil kentang goreng.

"Udah.. malah aku ancem kalo lama kita tinggal" Jihan kini mengedarkan pandangannya ke arah luar kantin. Berharap Una akan segera datang.

"Coba deh kita ke kelasnya" lanjut Jihan yg kini berdiri sambil ngegendong tasnya. 

"Belum habis ini Ay" Jeffri menunjuk kentang gorengnya yg masih banyak, sedikit cemberut waktu Jihan malah melotot ke arahnya.

"Yaudah bawa aja itu ketangnya, tibet amat!" Setelahnya Jihan langsung meninggalkan Jeffri.

"Yaallah.. kapan Jihan jadi perempuan? Lakik bener"  Jeffri pun membawa makanannya dan nyusul Jihan ke kelas Una.

Ketika ia hendak berbelok, Jihan langsung menghentikan langkahnya. Jeffri yg sibuk dengan kentangnya, hanya terus berjalan  sampai kerang belakang bajunya ditarik sama Jihan.

"Heh!.. ini gue berhenti, ikutan berhenti dong!" Dengus Jihan. Ia menyomot kentang dari Jeffri sambil mengintip yg ada di balik tembok sana.

"Apaan sih Ji, katanya mau ke kelas boncel"  ucapnya sambil menggigit kentang dengan kesal.

"Tuh liat" jihan menunjuk ke dua orang yg berada di depan kelas. Masih sama-sama terdiam.

"Lah.. Jeka ngapain disini?" Tanya Jeffri yg di balas gelengan dari Jihan.

"Gatau. Apa mungkin dia mau ngobrol kali sama Una" tebak Jihan sambil megang dagunya.

"Ngobrol?,  tuh anak gengsinya hilang juga yaa" ucap Jeffri sambil senyum menyeringai.

"Yaudah.. kita tinggal  aja Ji, biarin mereka nyelesain masalahnya sendiri" lanjut Jeffri sambil menarik Jihan.

"Ehh... kok gitu? Unanya lho nanti ngambek" Jihan menahan tangannya, tapi tak mempan buat Jeffri yg tenaganya lebih besar dibandingnya. Cowo berdimple nan berkulit putih itu pun tetap melanjutkan langkahan kakinya.

"Udah biarin. Sekarang kamu chat aja dianya, kita tinggal karena dia lama. Gitu aja." Ucapnya. Mau tak mau, Jihan pun menurut.

"Lepasin dulu tanganku"

"Pake tangan satunya lagi"

"HEH.. DIKIRA GUE KIDAL APA!"

"Ampun Nyai... 

pmsnya gini amat" cicit Jeffri sambil melepas tangan Jihan.

"APA?"

"Enggak Ji YaAllah"

●●●●

"Kak, makan siang bareng yuk!" Kelly menatap harap ke Aji.

Aji hanya menghela nafas lalu mengangguk mengiyakan ajakan dari Kelly. "Kalo bukan karena suruhan Nata udah gue jauhin lo anjir."

"Mau makan dimana?"

"Yg kemaren aja kak. Makanannya enak-enak ternyata" ucapnya antusias. Sedangkan Aji, ia nampak berpikir sebentar.

"Hm.. oke" ucapnya ragu.

"Yeyy! Ayo kak" ajaknya sambil menggandeng tangan Aji.

Merekapun menuju ke Cafe MingMin dengan menggunakan Mobil Aji tentunya. Kelly yg menyanyi random sedangkan Aji hanya diam dan fokus nyetir, namun pikirannya udah kemana-mana. Ada firasat gak enak. 

"Nat, kalo gue gagal gimana?"

_________________________





Sorry kalo ada salah penulisan kata. And thanks for reading. Don't forget to click on the star, guys.

See u!

Bestie✔Where stories live. Discover now