81

88 13 1
                                    

Gimana kabar kalian???










Happy Reading!
.
.

____________________________________☆

Perlahan matanya membuka.. hanya gelap dan sedikit bau amis, itu yg ia rasakan sekarang.  Tangannya yg kini  terikat mulai meraba disekitarnya. Beraharap  ada sesuatu yg bisa membantunya untuk lepas dari sini.  Sedikit meringis ketika kepalanya yg sekarang terasa sangat pusing. 

Ia baru  sadar kalo rambutnya baru saja di tarik sangat keras oleh wanita  itu. Ia rasa rambutnya akan terlihat menipis sekarang.

Dan satu lagi. Ia baru sadar kalau disini dia sendirian. Tak ada suara tawaan yg menurutnya seperti tawa iblis. Jadi merinding ketika mengingat itu.

Berusaha sedikit lebih tenang dan tidak panik agar cepat menemukan solusi buat keluar dari sini dengan segera. Tapi tak dipungkiri juga bahwa Wanita yg kini penampilannya berantakan itu juga takut.. ia belum siap mati, masih banyak yg ia belum rasakan disini. Bahkan ia merasa disini ibadahnya belum cukup. Ia juga tak mau masuk neraka. 

Kenapa malah mikir sejauh itu..







Hingga tak terasa ia berada dijauh dari tempat semulanya. Kini ia meraba ke meja panjang yg terletak dipojok.. ia merasa ada barang sesuatu diatasnya. 

"Pisau?" Batinnya, kembali meraba disekitar situ. Bahkan ia sedikit mengangkat tubuhnya agar mencapai itu. Ia tak kuat untuk membuatnya  berdiri, karna dia masih merasa pusing.

Selang beberapa menit ia mendapatkan pisau.. ia yakin kalau benda yg ada di  tamgannya ini adalah pisau lipat. 

"Untung gak diiket kebelakang" gumammnya  yg kini mulai melepas talinya dengan pusau itu. Setelah talinya terpotong, kini ia meraih kakinya yg sama terikat dengan tali. Cewe itu sedikit meringis ketika melihat kakinya yg lecet karna tali.

Dengan menggerakan tubuhnta kearah pintu, dan tentu dengan cara mengesot.. seperti suster ngesot.  Ia tak kuat jalan, kepalanya masih sangat nyeri juga kakinya yg seperti terkilir akibat jatuh tadi.

Dengan susah payah ia meraih knop pintu itu. Belum sempat ia meraih, pintu itu tetiba terbuka. Dengan cepat ia bersembunyi  dibalik pintu.





Bersamaan dengan itu. Pria yg tadi membuka pintu itu sedikit memajukan langkahnya. Dengan ponsel yg sudah menyalakan senternya kini mengarah ke dalam. Dan ternyata kosong, tak ada orang disana... hanya ada mayat laki laki yg mengenaskan di ujung. 

"Lo dimana na?" Gumamnya nyaris tak terdengar olehnya.  Bahkan ia tak merasa ada seseorang dibalik pintu.

Karna Una pun sekarang hanya bisa memejamkan mata dan menahan nafasnya agar dirinya tak ketahuan. Ia juga tak tau jika yg kini sedang berdiri di pintu itu adalah saudaranya-- Jeffri.

"Jeff tolongin gue. Gue takut..."  lirihnya.  Suara mereka menyatu tanpa suara. Dua-dua nya tak mengetahui saat itu. Dengan pikirannyayg masih fokus ke objek yg sama-- terbalik.

●●●●

"Lo yakin?" 

Jeka dan Aming segera mendekat ke Juna. Cowo itu hanya menunjukkan ponselnya. Memperlihatkan chatroom dengan atas nama Lisa.

Lisa
Pak Chan nyusul.

"Dia yg tadi kakinya ke tembak kan?" Tanya Aming seketika mengingat seseorang yg tadi berada di mobil Jeffri. Dengan kakinya yg dibalut kain.

Bestie✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang