86

133 16 1
                                    

Happy Reading!
.
.

____________________________________☆

Setelah menjenguk Raisa yg kini ditahan di sel itu, keduanya langsung menuju ke rumah sakit. Kasian Una sendirian disana.

"Kak" panggil Kelly. Nata yg kini sedang memakai seatbelt nya menoleh.

"Mulai hari ini, tolong jangan bahas tentang Mommy lagi ya."

Nata terdiam sebentar sebelum akhirnya ia mengangguk.  Mereka pun bergegas menunju ke rumah sakit.




Una menatap kearah jendela. Tangan menyentuh kaca, dia kangen diluar. Kangen belanja bareng para girls, kangen jajan berdua sama Jeffri, kangen semuanya.  Pandangan nya teralih ke bawah, dia melihat mobil familiar.

Tak lama kemudian pintu terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya. Wanita itu tersenyum ke arah Una dan mengucapkan salam.

"Waalaikumsalam." Jawab Una sambil tersenyum juga.

"Gimana keadaanmu Na? Ada yg masih sakit?"  Bunda Susi menghampiri Una yg masuh berada di balkon.

"Baik Bun, udah enggak sih... cuma kalo mau jalan masih lemes" 

Bunda mengangguk-angguk, "udah makan belum?" Tanya nya sambil mengelus rambut Una.

"Belum. Aku belum laper Bun" 

Bunda cuma mengangguk, dia beralih ke tirai. Memandang nya dengan sendu. "Masih belum sadar juga ya?" Gumamnya lirih. 

Una mendongak, dia juga menatap kearah tirai itu. "Bunda" panggilnya.

"Ya sayang? Kenapa? Mau makan?"  Kini Bunda mensejajarkan tingginya dengan Una yg duduk di kursi roda.

"Jeka pasti bangun kan Bun?, dia gak ninggalin Una kan?" Suaranya sedikit parau. Bahkan matanya sudah berkaca-kaca.

Bunda menggenggam tangan Una dan mengangguk yakin. Walaupun dalam hatinya masih ragu. Dia tersenyum lagi. "Pasti sayang"



●●●●

Rosa dan Yuna kini berada di falkultas ilmu hukum. Tujuannya sekarang menghampiri kelas Lisa.

"Gila.. Cakep-cakep anjir." Rosa melirik Yuna lalu mendengus.

"Inget, udah tunangan Lo!." Peringatnya buat Yuna mendengus.

"Gue hanya menganggumi ciptaan tuhan Ros. Lo mah ga ngerti" decaknya sambil menyenggol tangan Rosa.

"Eh tapi katanya kemaren ada yg nembak Dhika lho" kata Rosa.  Kedua cewe itu nerhenti didepan kelas yg mereka tuju. Dan ternyata didalam masih ada Dosen.

Mereka milih untuk duduk di tangga yg letaknya tak jaih dari kelas. Yuna mengeluarkan ponselnya untuk mengabari tunangannya buat gausah jemput dia.  Rosa sendiri bawa mobil, gak dianter sama Juna karena cowo itu masih sibuk soal skripsi. Rosa gamau ganggu tunagannya dulu.

"Jihan katanya mau nyusul." Ucap Yuna yg kebetulan tadi Jihan chat dia.

Rosa mengangguk, Yuna yg hendak memasukkan ponselnya kini tertahan. Ada bunyi notif.

"Kak Nata masih dikampus gak?" Ucap Yuna yg membacakan pesan.

"Kak Nata? Pak Chan maksudnya?, siapa yg chat?"

"Kelly"

"Ohh.. mau nyari?" Tawar Rosa.

"Kayaknya Lisa masih lama deh." Lanjutnya.

"Katanya juga disana ada cogan, berondong Yunn" tambahnya dan langsung disetujui Yuna. Kedua cewe itu dengan semangat menuju ke falkultas Nata berada.

"LISAAAA, GUE TINGGAL BENTAR YAA" disaat itu Yuna teriak. Padahal  di kelas masih ada Dosen.



●●●●

"Assalamualaikum"

"Eh? Waalaikumsalam."

Wisnu tersenyum, kini ia menghampiri Una yg masih berada di balkon. Pria berparas tampan itu meletakkan bunga yg dia bawa ke pangkuan  Una.

"Ehh? Makasih Nuu" Una yg masih menatap jendela itu sedikit terkejut.  Ia menampilkan senyumnya.

"Duduk Nu"

Wisnu mengangguk, ia duduk dia dikursi sebelah Una. "Gimana Na keadaan mu?"  Tanya nya.

"Hmm.. lumayan. Cuma kalo mau gerak sendiri masih kaku" 

Wisnu mengangguk-anggukan kepalanya, setelahnya mereka hening. Sama-sama menikmati pemandangan dari balkon rumah sakit.

Wisnu baru teringat, ia melupakan teman satunya yg masih sakit. Kini ia menoleh ke Una. "Na, Aku ke sebelah dulu ya" izinnya.

Una terdiam sebentar sebelum akhirnya ia mengangguk pelan.

Wisnu tersenyum dan mengelus rambut Una lembut. Dia pun menuju ke sebelah.. tempat Jeka berada.

Pria itu duduk disamping ranjang tempat Jeka. Menatapnya dengan sendu. "Jek...."

"Kapan lo bangun?..." monolognya.

Tak terasa setetes air mata mulai mengalir. Wisnu mengusapnya. Dia menghela nafas sebelum akhirnya ia beranjak dari kursinya. "Gue pamit ya Jek. Cepet bangun. Ada yg kangen banget sama Lo"  ucapnya lalu pergi.

Wisnu cukup terkejut ketika ia hendak menuju tempat Una... ternyata perempuan itu berada di antara pembatas. 

Wisnu  bisa melihat kalau Una sekarang menangis. Entah sudah berapa kali air mata perempuan itu terus keluar.  Dari pertama ia lihat tadi, mata Una sedah sembab. 

"Na..." 

"Gue takut Nu..."  isak perempuan itu dengan gemetar.

"Gue takut dia gak bangun.."

______________●


Maaf pendek:((
Besok aku bakal update lagi yeyyy:D

Sorry kalo ada salah penulisan kata. And thanks for reading. Don't forget to click on the star, guys.



See u!

Bestie✔Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon