Part 6 - Satu Atap

40.8K 3K 57
                                    

Luv Luv makasih yang udah baca Part Sampai part ini

Yuk hargai penulis dengan memberi vote dan selipkam koment disetiap paragraf. Jangan jadi silent readers !

Kalau bisa jangan dilangkah tiap partnya ya, karena saling berhubungan

Kalau bisa jangan dilangkah tiap partnya ya, karena saling berhubungan

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

***

Tasya menatap gedung-gedung yang menjulang tinggi didepannya. Kerlap-kerlip gemerlap lampu menyala sekitar Apartemen milik Erlan. Sepertinya bukan apartemen biasa, Tasya tidak heran karena mertuanya termasuk salah satu pebisnis handal di negaranya.

Lamunan Tasya buyar saat Erlan menutup pintu mobil dengan keras. Selalu saja menggunakan tenaga dalam, pikir Tasya.

"Lo mau tidur di mobil ?" Sinisnya.

Tasya menggeleng "Nggak, sabar ini juga mau keluar ambil koper."

Tasya menarik kopernya yang cukup berat dengan susah payah, sedangkan Erlan sudah jauh dari pandangannya. Tasya hanya bisa tersenyum meratapi nasibnya.

Tiba-tiba kopernya ditarik, siapa lagi kalau bukan pelakunya, Erlan "Narik koper sebuah aja lambat banget, gimana kalau gue suruh bawa tiga koper." Ketusnya.

Seulas senyum muncul dibibir Tasya.

"Lo mau gue tinggal ha ?!"

"Nggak, tungguin aku lan." Tasya berlari kecil menyamai langkahnya dengan Erlan.

"Nggak usah ke Gr an lo, bukan berarti gue terima lo sebagai istri gue !"

"Iya."

"Dengan cara seperti ini, aku yakin lambat laun kamu akan terima aku lan, sebagai istri sungguhan." Batin Tasya.

***

Erlan meletakkan cardlock dipintu apartemennya. Pria itu membawa koper Tasya hingga ruang TV. Semua gerak geriknya tidak luput dari pandangan Tasya. Jika saja Erlan menerima perjodohan mereka dengan ikhlas. Tasya akan menjadi wanita paling beruntung, diperlakukan seperti ini.

Apartemen dengan nuansa abu-abu dan putih, membuat kesan mewah dan luas. Sangat besar untuk ukuran mereka tinggal berdua.

Tasya menghampiri Erlan yang sedang membuka kemejanya. Tubuh kekar nya tercetak jelas di kaos yang ia kenakan sekarang.

"Sejak kapan kamu beli apartemen ini lan ? Kelihatannya masih baru, soalnya bersih. Biasanya kan anak laki-laki nggak suka berantakan." Tasya terkekeh kecil, sungguh ia tidak bisa membuka obrolan, terlebih lagi pria.

Tasya Erlan (TERBIT)Onde histórias criam vida. Descubra agora