Part 30 - Jeruji besi

44.3K 3.3K 435
                                    

Luv-Luv makasih kesayangan yang udah baca sampai part ini

Next ? 700 vote + 300 coment jangan jadi silent readers yukk :)

Happy Independence Day 🇮🇩

Happy Independence Day 🇮🇩

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Tasya berjalan lesuh menuju ruangan kunjungan. Bagas dan Laura sedang menunggunya disana. Gadis itu menghampiri kedua orang tuanya dan duduk berhadapan didepan ayahnya. Ia hanya menunduk enggan menatap Bagas dan Laura.

Hati siapa yang tidak teriris saat anak yang di jaga sepenuh hati, harus merasakan pahitnya kehidupan dan dituduh suami sendiri atas kasus percobaan pembunuhan.

Bagas mengambil kedua tanggan anaknya untuk ia genggam. "Sayang ayah percaya sama kamu. Sabar ya sayang, ayah janji akan keluarkan kamu dari sini secepatnya. Ayah udah sewa pengacara keluarga kita." Ia usap tangan anaknya itu

Tasya mengangkat kepalanya perlahan menatap manik kedua orang tuanya bergantian "Yah bun a-aku takut disini hiks , aku dijebak. Aku nggak salah bun ayah."

"Ayah tau anak ayah nggak salah."

"YaAllah cobaan apa lagi yang engkau kasih sama anak hamba, kalau boleh meminta biar hamba saja yang merasakan pahitnya kehidupan." Lirih Laura dalam batin.

Laura mengusap air mata Tasya "Sayang lihat bunda. Bunda, ayah sama Bella selalu ada disini disamping kamu. Jangan pernah merasa sendiri sayang ada Allah yang selalu disamping kamu. Kamu tahan sebentar ya sya." Laura ikut menitikkan air matanya

Bagas dan Laura sangat tau sifat anaknya. Tasya tidak akan senekad dan sejahat itu untuk membunuh orang terlebih lagi itu mertuanya yang sangat ia sayang. Mana mungkin seorang Tasya menyakiti seseorang sedangkan ia sendiri kalau sudah disakiti malah memaafkan orang tersebut.

Tasya menggelengkan kepalanya "Sya bukan pembunuh hiks. Sya cuma lihat papa sama pak Bayu udah tergeletak di jalan, sya cuma nolong mereka bun hiks."

"Iya sayang. Bunda tau."

"T-tapi sya takut sya dihukum bersalah karena sya pegang pisaunya ayah bunda." Lirihnya

"Doakan semoga papa segera sadar ya sayang. Itu akan membebaskan kamu nantinya, ayah juga akan cek cctv yang disekitar sana, sekarang. Apapun akan ayah lakukan untuk membebaskan putri kecil ayah. Nyawa sekalipun akan ayah beri."

Tasya hanya mengangguk, air matanya tetap turun membasahi pipinya. Ia sangat beruntung memiliki orang tua yang sangat sayang kepadanya.

Tasya Erlan (TERBIT)Where stories live. Discover now