Part 25 - Pergi

62.5K 4.3K 546
                                    

Luv-Luv makasih kesayangan yang udah baca sampai part ini

Follow Tiktok aku @ndaaa1511

Next ? 500 vote + 300 coment jangan jadi siders :)

Enjoy !!! Selamat membaca

***
- Anastasya Cornelia
***

Setelah gadis itu mengembalikan cicin nikahnya pada Erlan. Ia mengeluarkan dompetnya didalam tas, tasya mengeluarkan black card yang pernah Erlan kasih ke dirinya. Tasya menarik tangan Erlan "Aku kembaliin kartu kamu, ini udah bukan hak aku lagi."

Setelah itu Tasya kembali mengambil tangan suaminya dan mencium punggung laki-laki itu. Erlan laki-laki kedua setelah ayahnya yang berhasil buat ia jatuh sedalam-dalamnya. Sungguh berat ia harus meninggalkan suaminya. Dalam rumus hidupnya ia tidak pernah mau gagal dalam pernikahan. Ia harap setelah ini Erlan akan memperjuanginya sama seperti ia memperjuangi dulu

"Aku pulang, semoga kamu bisa menemukan pendamping jauh lebih sempurna dari pada aku, tapi aku harap itu bukan Sara. Masih banyak perempuan yang lebih baik diluar sana. Aku pamit." Matanya sudah berkaca-kaca. Erlan sama sekali tak menggubris perkataannya sama sekali. Laki-laki itu hanya bertarung dalam pikirannya sendiri

"Semoga ini belum berakhir Tuhan." Gumamnya dalam batin

Tasya menarik kopernya menuju keluar Apartemen, ia melihat kebelakang sebentar dan tersenyum terpaksa dan setelah itu ia menutup pintu Apartemen kembali

Saat ia berjalan dilorong Apartemen maniknya bertemu dengan Ranson dan Kiara. Dengan cepat Tasya menyeka air matanya. Kiara dan Ranson menghampiri menantunya itu. Mereka tadi hanya ingin berkunjung ke Apartemen Erlan, tapi ia terkejut saat Tasya membawa satu koper ditangannya

"Sayang kamu mau kemana?" Tanya Kiara panik

"Kamu mau kemana nak?" Tanya Ranson

Tasya menatap Ranson dan Kiara secara bergantian "Tasya minta maaf ma pa. Mungkin Tasya udah nggak bisa ngelanjutin pernikahan ini ma. M-maafin Tasya ya ma, belum bisa jadi mantu yang baik buat mama sama papa. Mama sama papa jaga kesehatan." Tasya menundukkan kepalanya.

Wanita paruh baya itu menatapnya sedih dan kemudian menarik Tasya kedalam dekapannya. Tangisan Kiara pecah saat Tasya menangis dihadapannya

Ranson mengepal tangannya, ia sangat emosi dengan anak satu-satunya itu

"Nggak sayang nggak, kamu menantu paling baik buat mama sama papa. Mama mohon kamu jangan tinggalin suami kamu ya." Mohon Kiara

"Untuk sekarang Tasya butuh waktu sendiri ma." Tasya menguraikan pelukannya, ibu jarinya mengusap air mata Kiara "M-mama jangan nangis. InsyaAllah mama sama papa dapat menantu jauh lebih baik dari Tasya ma. Tasya ikhlas kalau suatu saat Erlan menemukan pendamping pengganti Tasya ma." Ucapnya sesegukan

"Pokoknya mama cuma mau Tasya yang jadi pedamping anak mama s-sayang."

Tangan Ranson terulur mengusap punggung istrinya. "Ma biarin Tasya tenangin dirinya dulu."

Ranson memeluk Tasya, ia sudah menganggap
Tasya anak perempuannya. Ia merasa gagal menjadi mertua yang baik buat menantunya "Kamu tenangin diri kamu dulu ya nak, papa sama mama akan selalu ada buat kamu. Kamu udah papa anggap seperti anak perempuan papa sendiri. Pintu rumah kami selalu terbuka buat kamu." Air mata Tasya kembali menangis, ia juga bisa merasakan bahu Ranson yang bergetar

Tasya Erlan (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang