Part 57 - Kenyataan

19.2K 2K 468
                                    

Hayyo apa kabar semua, semoga masih disini dengan perasaan yang sama 🙃

Next ? 1k vote + 400 coment jangan jadi silent readers ! Blm tembus, belum update 👌🏻

Tinggalkan vote dan coment kalian, jangan jadi silent readers. Hargain authornya 😡

~ Sejatinya berusaha baik-baik saja itu sangat menyakitkan ~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

~ Sejatinya berusaha baik-baik saja itu sangat menyakitkan ~

***

Tidak terasa kehamilan Tasya sekarang sudah hampir memasuki usia lima bulan, yang artinya sebentar lagi mereka dapat mengetahui jenis kelamin anak mereka. Tasya dan Erlan tidak mempermasalahkan mau perempuan atau laki-laki, yang terpenting sehat dan tidak kurang sedikitpun.

Pagi ini sepasang suami istri itu sedang bercengkrama di balkon kamar, ditemani suara kicauan burung dan semilir angin. Erlan menatap gemas sang istri, pakaian yang dipakai Tasya saat ini, sangat membentuk perut bulatnya. Belum lagi rambut Tasya yang tergerai kesana-kemari diterpa angin.

"Sini, sayang." Tasya mendekati Erlan yang langsung disambut pelukan hangat suaminya.

"Perut kamu tambah bulat sekarang, lucu banget." Erlan tak henti-hentinya mengecup perut Tasya, ia masih tidak menyangka akan ada Erlan junior.

"Anak kita sehat banget ya didalam, pasti nggak sabar pengen ketemu papa sama mama ya nak."

"Dia seneng dan sehat karena papanya selalu bikin mamanya bahagia. Jadi anak kita ikut seneng." Erlan menyembunyikan wajahnya diperut Tasya menahan rona merah dipipinya.

"Hishh malu!"

"Ciee si om salting." Goda Tasya.

Erlan terkekeh "Sehat didalam ya sayang, papa sama mama sayang kamu."Erlan mendongak menatap Tasya, membawa wanita itu duduk dipangkuannya.

"Sini duduk, jangan kelamaan berdiri nanti kaki kamu sakit."

"Aku berat loh kalau kamu pangku gini, yang ada kaki kamu kram."

"Nggak sayang, udah gini aja lebih enak."

"Pinggang kamu masih sakit ?" Tanya Erlan, sambil menguruti pinggang Tasya.

Tasya sendiri tidak pernah mengeluh sedikitpun pada Erlan, padahal dengan jelas Erlan melihat Tasya yang mengolesi pinggang bahkan kakinya dengan minyak telon setiap malam untuk meredakan pegal dibadannya. Saat ditanya wanita itu selalu mengelak.

"Nggak ada yang sakit, kan setiap malam kamu selalu urutin pinggang sama kaki aku. Makasih ya mas."

"Udah seharusnya seorang suami membantu istri. Selagi aku bisa, pasti bakal aku lakuin. Ini belum seberapa dengan perjuangan kamu mengandung dan itu nggak mudah." Tasya memeluk Erlan erat, sungguh Tasya sangat bersyukur.

Tasya Erlan (TERBIT)Where stories live. Discover now