Part 35 - Untung Ada Kamu

52.9K 3.6K 584
                                    

Luv Luv makasih yang udah baca Part Sampai part ini

Yuk hargai penulis dengan memberi vote dan selipkan koment disetiap paragraf. Next ? 800 vote + 300 coment jangan jadi silent readers !

Kalau bisa jangan dilangkah tiap partnya ya, karena saling berhubungan

Bacanya pelan-pelan aja

Bacanya pelan-pelan aja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Hari ini Tasya berangkat ke sekolah dengan Bara. Bagas meminta Bara untuk mengantar anaknya, karena pak Dodit tidak bekerja karena pulang kampung. Awalnya Tasya menolak permintaan ayahnya, tapi karena hari sudah terlalu siang untuk ia menunggu taxi lagi jadi mau tidak mau ia menyetujui Bara untuk mengantarnya.

Bara menoleh melihat Tasya yang menuruni anak tangga. Tatapannya tak henti menatap gadis cantik yang berbalut hijab itu. Ia melihat aura Tasya sangat kuat dari pacar sebelum-belumnya, bisa dibilang mantanya dulu sangat cantik dan seksi karena seorang model terkenal. Saat memandang pertama kalinya hatinya sudah berdegup kencang. Ia juga tidak tau itu hanya rasa kagum atau rasa sayang sebatas adik kakak.

"Cantik." Batin Bara.

***

Selama diperjalanan menuju sekolah. Bella tak henti-hentinya berbicara. Berbanding terbalik dengan Tasya, Tasya orangnya tidak banyak bicara jika belum terlalu mengenal orang baru. Walaupun sebenarnya ia mengenal Bara sudah 3 tahun yang lalu, rasa canggungnya masih tidak bisa dihindarkan.

"Kak Bara, kakak belum punya pacar ?" Tanya Bella

"Kakak nggak cari pacar bel kakak carinya calon istri. Tapi sekarang kakak masih fokus kerja dan lanjutin kuliah. Tapi nggak nutup kemungkinan, kalau ada yang pas di hati, Langsung kakak temuin orang tuanya. Kakak nggak mau pacar-pacaran lagi, dari umur, mental dan financial kakak udah siap." Jawab Bara

"Ohhh. Tapi kok sekarang masih jomblo ? Nggak ada yang mau ya ? Padahal kakak ganteng."

"Nggak usah ditanggapin banget kak, Bella kalau ngomong asal ceplos kayak kereta api nggak ada remnya."

"Lah emang aku salah tanya ya kak ?"

Bara terkekeh "Nggak salah. Kakak nggak mau asal pilih, banyak yang cantik diluar sana. Tapi menurut kakak itu hanya bonus, yang terpenting itu hati dan akhlaq nya. Akhlaq itu nomor satu karena istri kakak nanti yang akan jadi guru buat anak-anak kakak. Percuma kalau cantik tapi kalau hatinya nggak baik itu sama aja nol. Itu menurut kakak ya."

"Ihh idaman banget. Nanti yang jadi istri kakak berutung banget loh dapetin kakak, coba aja jarak aku sama kakak nggak jauh udah aku minta jodohin sama ayah kali."

Tasya Erlan (TERBIT)Where stories live. Discover now