O6─ Na tu de jis

1K 189 7
                                    

···

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

···

Malam telah telah tiba, jam pun sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Dan di malam hari yang dingin ini, hujan turun. Membuat cuaca terasa menjadi lebih dingin.

Mari kita pergi ke kamar pasutri 2Y. Kamar mereka sudah gelap, ruangan tersebut hanya dibantu oleh sebuah lampu tidur untuk sedikit menerangi.

"Nggak tidur?" Tanya Yazdan, setelah meletakkan laptop miliknya di meja. Ia duduk di samping sang istri.

Sebagai balasan, Yeva menggeleng, "Belum ngantuk."

"Sini, tidur. Gue kelonin." Yazdan beranjak, membaringkan tubuhnya.

"Dih, apa sih." Yeva menatap sinis.

"Tiduran, Va."

"Y-ya, nanti."

"Tiduran. Nurut, sama suami."

Yeva menghela napas, ia mengalah. Menurut dengan apa yang Yazdan perintahkan, Yeva membaringkan dirinya dalam posisi memunggungi Yazdan.

Melihatnya, Yazdan mendengus sebal. "Hadep sini, dong."

"Nggak mau."

"Gue mau liat muka, lo. Bukan punggung lo."

Lagi, Yeva mengalah dan menuruti perintah suaminya.

"Hm." Dehem Yeva, ketika sudah mengubah posisinya menjadi berhadapan dengan Yazdan.

"Nah gitu dong!"

"Udah, kan? Tidur." Yeva memejamkan matanya, membuat Yazdan kembali mendengus.

"Baru jam sembilan, nanti dulu tidurnyaaa." Rengek Yazdan.

"Jam sembilan itu udah malem, tau!" Ucap Yeva sedikit mengomel. Lantas Yeva kembali memejamkan kedua matanya.

"Ih, nanti Yeva."

"Apa sihhh." Yeva memasang wajah kesalnya.

Tak langsung menjawab, Yazdan mengubah mimik wajahnya menjadi kesal sembari menatap kedua mata Yeva.

"Sinian lagi. Jauh banget deh, kayaknya." Yazdan merasa jaraknya dengan Yeva cukup jauh.

"I-ini udah. Nanti malah sempit." Jawab Yeva. Perempuan itu, malah sedikit menggeser tubuhnya kebelakang.

"Yaampun, Va. Jaraknya kejauhan, ini yang kosong ditaruh tiga guling cukup kayaknya."

"Terus, lo mau sedeket apa?!" Tanya Yeva sewot.

"Deketan sini, ih. Nggak bakal dosa, kok. Udah sah."

Giliran Yeva yang mendengus. Perempuan itu bergeser, menjadikan dirinya lebih dekat dengan Yazdan. Lebih baik begitu, daripada harus berdebat kecil dengan kepala keluarganya itu.

"Udah."

"Ck." Yazdan berganti menggeser tubuhnya. "Nah, gini! Kan lebih deket."

"Y-ya, terserah." Setelah berucap, Yeva sedikit menenggelamkan tubuhnya ke dalam selimut.

yazvaHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin