30─ Gemoy, hati Abi sakit

570 110 17
                                    

···

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

···

Yeva meraup udara sebanyak-banyaknya, mata dengan pelupuk yang dibasahi oleh air itu menatap kendaraan yang berlalu lalang di jalanan. Satu tangannya meremat ujung seragam dinasnya sebagai pelampiasan sesak, sakit dan kecewa yang dia rasakan. Selain itu, Yeva juga berusaha nahan air matanya buat nggak lebih banyak ke luar.

Baru banget Yeva pergi dari kedai boba, di mana dia ketemu sama Jevan dan bikin dadanya bagai ditindih batu. Sesak.

Matanya melirik ke arah hp yang dia genggam. Yeva buru-buru hapus air matanya ketika lihat nama yang tertera di sana.

Si bebek 💟

Yazdan. Itu nama kontak Yazdan di hpnya.

Yazdan telepon dia.

Ya ampun. Yeva bahkan sempet lupa kalau Yazdan ada di kehidupannya sebagai orang yang begitu penting.

"Halo, Yazdan," kata Yeva ke Yazdan di seberang sana.

"Bunda? Abi udah sampe di sekolah. Bunda masih di dalem, ya?"

Dengernya Yeva mengerjap. "Oh─ udah sampe? Ini, aku─ aku habis beli boba di kedai depan sekolah."

"Oh, kalau gitu Abi ke sana─"

"Nggak usah! Aku aja yang ke sana. Nanti kalau kamu nyamperin ke sini, harus putar balik juga, repot. Ini aku udah selesai kok, mau nyebrang juga. Udah di pinggir jalan persis ini." Yeva menyela. Dia nggak mau lama-lama di sini. Takut kalau Jevan tiba-tiba ke luar. Dia juga butuh waktu buat hapus jejak air matanya dan menetralkan mimik wajahnya.

"Ya udah. Abi ke luar sekolah aja deh ya, biar Bunda nggak usah masuk ke sekolah lagi."

Yeva ngangguk samar. "Iya." Setelah itu, telepon tertutup. Yeva buru-buru hapus air matanya dan berusaha menormalkan mimik wajahnya. Ngaca juga di hp, apakah wajahnya udah nggak mirip kayak orang habis nangis, atau belum.

Berhubung jalanan sepi, Yeva nyebrang. Dia juga lihat mobil hitam punya suaminya udah terparkir di depan sekolah.

Senyumnya langsung merekah lihat presensi istrinya jalan ke arah mobilnya. Ketika perempuan itu masuk ke dalam mobil, Yazdan menyambutnya pakai senyuman. "Siang, Bunda sayang."

Yeva mendongak sekilas dengan senyum, perempuan itu nutup kembali pintu mobil dan kembali menunduk, berusaha biar Yazdan nggak lihat mukanya setelah nangis.

Hal itu, pastinya Yazdan sadari. Senyumnya hilang seketika. "Bunda nggak apa-apa?"

"Hm? Enggak, nggak apa-apa."

Yazdan ngangguk. "Terus..., bobanya mana? Katanya, tadi Bunda beli boba?"

Yeva diem, ngelirik barang-barang sekitarnya. Dan bener, boba yang tadi dia beli, nggak ada. Yeva lupa bawa. Kemungkinan, boba itu ada di meja yang tadi dia dudukin kursinya sama Jevan.

yazvaWhere stories live. Discover now