41─ Serba-serbi hari ini

443 68 17
                                    

···

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

···

Kayaknya, Yazdan sekarang jadi salah satu orang tergabut di Indonesia. Jam di mana orang-orang pada kerja, kuliah, sekolah dan lain sebagainya, laki-laki itu justru ngelamun, uring-uringan di sofa ruang keluarga.

Alasannya? Diusir.

Yazdan diusir sama Yeva dari kamar. Katanya, perempuan itu sebel liat mukanya Yazdan, nggak mau liat bahkan nggak mau liat Yazdan napas.

Gimana Yazdan nggak uring-uringan? Yang biasanya dia nempel banget, apalagi di hari Rabu gini yang biasanya dia kerja, sengaja libur buat menghabiskan waktu bareng anak istri. Sebenernya tujuan liburnya itu karena hari ini ada jadwal check up sih. Tapi tetep aja, bisa dimanfaatkan buat mesra-mesraan. Apalagi Yazdan sengaja kerjain semua kerjaan karena nanti dia bisa cuti lama dan ngerawat anak pertamanya sebagai Abi newbie.

Tapi kenyataannya? Yazdan malah diusir dan nggak boleh masuk kamar karena Yeva sebel liat dia napas.

"Kenapa sih, Kak? Kakak harusnya tau, Abi itu mau ngebucin! Bukannya malah nyuruh Bunda ngusir Abi!" oceh Yazdan nggak terima ke bocil yang ada di dalem perutnya Yeva. Yang nggak lain adalah anaknya sendiri.

Cih, padahal kalau bukan karena dia, bocil itu pasti sekarang nggak ada di perutnya Yeva.

Matanya ngelirik sebentar ke arah jam dinding. Udah jam 9 lebih, dan di jam 11 mereka ada janji sama dokter kandungan buat check up. Mereka harus arus siap-siap dari sekarang, wanti-wanti bakal macet.

"Samperin aja kali, ya? Tapi kalau Yeva masih sebel sama gue gimana?" Yazdan bergumam ngerengek. Dia trauma banget sama usirannya Yeva, benar-benar membuat hati mungilnya tersakiti. Yeva nggak pakai kata-kata kasar sih, tapi bayangin aja diusir sama belahan jiwa karena sebel liat muka kita.

Gimana Yazdan nggak tersakiti dan galau?

"Samperin ajalah!" Dengan satu gerakan, Yazdan bangkit dan hendak melangkah. Dia ambil napas dalam-dalam. Oke, dia udah siap apapun yang akan terjadi, meskipun dia bakal diusir lagi, dia udah siap!

Pelan-pelan, Yazdan buka pintu kamarnya. "Bunda?" panggilnya. Setelah tutup pintu, Yazdan jalan sedikit dan berhasil temuin Yeva. Perempuan itu lagi duduk di sofa samping jendela dan memunggunginya, menghadap ke arah jendela.

"Say─eh?" Kerutan alis Yazdan terbentuk, ketika jalan mendekat Yazdan denger suara orang terisak, yang siapa lagi kalau bukan Yeva sumbernya.

Yazdan langsung panik. "Bunda? Bunda kenapa?" Bener aja, Yeva nangis! Sedikit maksa, Yazdan bikin Yeva menghadap ke arahnya yang lagi berlutut, panik liat Yeva udah nangis.

"Sayang, hei, kenapa? Kenapa nangis─perutnya sakit, hm? Kram? Atau mau sesuatu?" tanya Yazdan bertubi-tubi. Siapa tau Yeva ngidam tapi nggak mau bilang ke Yazdan, jadi Yazdan harus nebak apa yang Yeva mau.

Ini udah kejadian dua kali, jadi Yazdan tau :)

Bukannya jawab, Yeva malah nangis kejer liat muka Yazdan di hadapannya. "Kamuuu! Dibilang aku nggak mau liat mukaa kaamuuu!" katanya di sela nangisnya.

yazvaWhere stories live. Discover now