29─ Kita udah lama selesai

505 102 1
                                    

···

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

···

Yeva menatap lama roomchatnya dia sama Yazdan. Pesan yang Yeva kirimkan tentang dia minta dijemput cuma dibalas 'okee' sama Yazdan.

Sebenernya bukan masalah, tapi biasanya Yazdan balasnya nggak cuma 'oke' tapi ada tambahan, contohnya panggilan sayang.

Perempuan itu embusin napas panjang. Ingat-ingat kejadian kemarin sore, di mana ada seseorang yang ngechat dia dan berhasil bikin seupil jarak di antaranya sama Yazdan.

Setelah pamit sama guru-guru lain yang masih ada keperluan di ruang guru, Yeva jalan pelan ke luar sekolah. Tadi Yazdan ngechat lagi, kalau dia bakal sedikit telat karena ada urusan di kantor. Jadi Yeva mutusin buat pergi beli boba di kedai boba depan sekolah. Kebetulan, Yeva juga udah langganan beli di sana.

Daripada mikirin rumah tangganya terus, mending Yeva minum boba. Istirahat dulu.

Sambil nunggu bobanya, Yeva duduk di salah satu kursi di sana. Perempuan itu natap kosong ke depan. Mikir—nanti waktu Yazdan jemput gimana, ya? Canggung lagi nggak? Yazdan nggak mikir aneh-aneh kan, tentang kemarin? Gue harus minta maaf, sih. Terus buat orang itu..., dia dapet nomer gue dari mana, ya?

Dan banyak lagi pembicaraan Yeva sama otaknya.

Tapi pembicaraan sama otaknya terpaksa berhenti karena namanya dipanggil buat ambil boba. Yeva langsung aja nyamperin ke kasir dan bayar.

"Makasih, Mas," ucapnya, ambil alih satu gelas plastik boba yang dia pesan.

Masnya senyum manis. "Sama-sama, Bu guru. Selamat menikmatiii."

Yeva bales senyum dan berniat balik badan, sampai suara seseorang menginterupsinya.

"Yeva?"

Tubuh Yeva sontak menegang, tatapannya terpaku ke satu titik. Jantungnya juga sontak terpacu cepat. Suara itu– siapa? Suaranya familiar di telinga Yeva.

"Ini bener Yeva, kan?" katanya lagi, mendekat ke arah Yeva.

"Loh? Kakaknya kenal sama Bu guru cantik?" tanya Masnya. Inget kan, kalau Yeva udah langganan beli? Jadi nggak heran kalau masnya kenal sama Yeva.

Dia ngangguk, "Iya. Eumm, ini beneran Yeva, kan?"

Akhirnya, Yeva beraniin diri buat balik badan, seenggaknya noleh. Dan– deg. Dugaannya bener. Dugaan siapa orang itu ternyata, bener.

Napas Yeva tercekat sesaat. Matanya mengerjap beberapa kali kemudian dengan terpaksa, Yeva tersenyum tipis. "I-iya. Anda–"

"Jevan! Gue, Jevan! Masih inget, kan?" selanya cepat. Nggak lupa, senyumnya yang bikin matanya ilang.

Yeva justru diam sambil natap laki-laki di hadapannya– Jevan, yang berdiri dengan senyum khasnya. Senyum khasnya yang bikin hati Yeva menghangat seketika. Senyum itu, senyum yang udah lama menghilang dan Yeva kangenin.

yazvaWhere stories live. Discover now