O8─ Gemes

1K 190 47
                                    

···

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

···

"Bunda pergi?"

Yeva mengangguki pertanyaan yang keluar dari mulut Yazdan sambil meletakkan gelas berisi air putih di meja makan. "Hm. Ga lama setelah bunda pergi, lo pulang."

"Tapi kok sepi banget? Bu Marni, mana?" Tanya Yazdan lagi.

"Bu Marni pergi, jenguk keluarganya yang sakit."

Yazdan mengangguk-angguk mengerti, itu artinya hanya ada dia dan Yeva di rumah.

"Oh, iya. Tadi gimana? Lo pulang naik apa? Sama siapa?" Selepas menelan habis makanan yang ada di dalam mulut, Yazdan bertanya. Hari ini ia tidak bisa menjemput Yeva, sebab ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan.

"Sama Bara."

Yazdan kembali mengangguk dan melanjutkan acara makanannya.

"Kenapa?" Tanya Yazdan, melihat Yeva meringis sembari memegang perutnya.

Yeva menggeleng, "Gapapa."

"Sakit?"

Yeva kembali menggeleng, "Lo makan sendiri, gapapa? Gue mau ke kamar."

"Hm, iya gapapa. Gue ga harus selalu ditemenin, kok," Jawab Yazdan. Lantas Yeva bangkit dan melangkah. Tangannya masih memegang perut yang terasa sangat nyeri.

Yazdan memandang punggung Yeva yang kini telah hilang di balik tembok dengan tatapan bertanya-tanya. Istrinya itu kenapa?

"Sakit kali, ya?"

Selesai menghabiskan makanannya, Yazdan berganti mencuci alat makan kotornya. Merasa semua yang harus dilakukan di ruangan ini sudah tidak ada, Yazdan segera menghampiri Yeva yang sudah lebih dulu ke kamar. Memastikan apakah istrinya itu baik-baik saja.

Yazdan membuka pintu perlahan, sebelum sepenuhnya masuk ia mengintip keadaan di dalam sana. "Yeva?" Panggil Yazdan pelan.

Yeva tak menjawab. Gadis itu tengah memunggunginya dalam posisi meringkuk di atas kasur.

"Yeva? Lo gapapa?"

"Va?"

Tak kunjung mendapat balasan, Yazdan melangkah mendekat.

"Jangan deket-deket!" Sontak Yazdan memberhentikan langkahnya.

"Ha? Kenapa? Lo tau gue lagi jalan?" Tanyanya bingung.

"Lo gapapa, kan?"

"Yeva?"

"Lo sakit, ya?"

"Va?"

"Diemmm!" Sungut Yeva kesal.

Yazdan menaikkan satu alisnya. "Kenapa, sih?"

"Perut gue sakit! Diem! Jangan deket-deket!"

yazvaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang