12─ Ikut arisan

839 150 6
                                    

···

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

···

"Loh? Yeva? Yazdan?" Mamah kaget lihat anak dan menantunya yang ternyata beberapa kali membunyikan bel rumah tadi.

"Mamah!" Yeva berhambur memeluk wanita yang melahirkannya itu. Kangen, hehe.

"Ayo masuk."

"Siapa, mah?" tanya Bara yang sebelumnya fokus main PS.

"Nih, ada kakak sama kakak ipar kamu."

Dengernya Bara melotot kaget juga seneng, di tambah ada dua kantong kresek yang ada di tangan abang iparnya itu yang Bara yakini adalah makanan.

"Kakak─ abang!" Nggak terduga, kirain Yeva yang bakal di peluk tapi ternyata bukan. Yazdan yang di peluk.

Yazdan kaget. "Ih, peluk-peluk."

"Hehe, kangen gue, bang."

"Dih, nggak kangen sama gue gitu?" Ini salah deh kayaknya, harusnya kan Yeva yang di kangenin.

Nggak jawab, Bara cuma cengengesan.

"Nih, martabak," katanya sambil ngasih kresek martabak ke Bara.

"Asik, martabak!"

"Itu martabak manisnya buat mamah," kata Yazdan lagi.

Bara mengangguk, meletakkan martabak manis nggak lupa sama kemasannya juga di meja, tepatnya di hadapannya mamah.

"Ah, Yaampun. Tau aja mamah lagi pengin martabak," ucap mamah seneng.

"Abang! Sini! Maen PS, gue ada yang baru."

Dengernya Yazdan noleh dan nyamperin adek iparnya itu yang udah lebih dulu duduk di sofa ruang tv.

"By one kita bang!" Bara nantang.

Yazdan ngangguk-angguk tanda dia setuju. Laki-laki itu duduk di samping adik iparnya.

"Haha, gue yakin lo pasti kalah."

"Liat aja nanti."

Mamah senyum lihat pemandangan di depannya ini. Lain lagi sama Yeva, dia sedikit kesel karena Bara malah meluk dan nempelnya ke Yazdan bukan dirinya.

"Dari dulu Bara pengin banget punya abang, terus pas tau Yazdan ngelamar kamu yang otomatis nanti jadi abangnya dia seneng banget. Pernah juga kan, ya, Bara ngambek sampe satu minggu karena dia anak laki-laki pertama yang pastinya cuma bisa jadi abang bukan punya abang." Mamah geleng-geleng pelan nginget kejadian Bara ngambek seminggu karena nggak punya abang.

"Oh iya, gimana rumahnya, kak? Nyaman nggak?"

"Nyaman! Yeva sukaa."

"Bagus deh. Terus rumah tangga kakak? Gimana?" tanya mamah lagi.

"Hm..., nggak gimana-gimana, biasa aja."

"Udah ada tanda-tanda belum?" Mamah bertanya antusias.

"Tanda-tanda apa?"

yazvaWhere stories live. Discover now