31─ Aku cuma cinta sama kamu

513 91 10
                                    

···

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

···

Dengan pelan, Yeva nurunin satu-persatu anak tangga. Pupilnya bergerak ngelirik ke arah dapur sebagai tempat asal aroma sedap yang dia cium. Senyumnya seketika merekah kecil lihat punggung suaminya yang lagi sibuk masak buat makan malam.

Tapi nggak lama, senyumnya itu pudar. Rasa bersalah balik mengerubunginya.

Yeva jahat banget ya? Bisa-bisanya dia nangis-nangis sambil ceritain tentangnya sama si masa lalu ke suaminya. Bisa-bisanya dia masih mikirin cowok lain di statusnya yang udah jadi istri orang. Yeva nggak bisa bayangin, sakitnya Yazdan kayak apa waktu dengerin dia cerita sambil sesenggukan. Bahkan waktu bangun tadi, Yeva lihat matanya Yazdan sembab.

Ngerasa ada sesuatu yang datang dari belakang, Yazdan noleh, sedikit putarin badannya. Laki-laki itu diam sebentar lihat keberadaan Yeva di sana.  "Selamat malam." Yazdan berucap sambil tersenyum tipis.

"Malam," jawab Yeva sambil ngangguk pelan. Pelaaan banget. Nggak lupa, dia senyum. Senyum palsu lebih tepatnya.

Biasanya, Yazdan bakal ucapin selamat malam diiringi panggilan bucinnya. Kayak– 'selamat malam istriku, belahan jiwaku, Bunda dari anak-anakku, sayangnya aku' dan lain-lain. Habis itu, kalau nggak cium, Yazdan bakal meluk. Dan setelahnya dia bakal utarain rasa sayang, cintanya ke Yeva dengan alay dan lebay. Walaupun begitu, Yeva suka. Yeva suka kealayan dan kelebayan suaminya.

Tapi, hari ini.. cuma 'selamat malam'?

Yeva meremat sisian dress rumahnya, berusaha nahan rasa sakit, nyesek, rasa bersalah dan rasa nyesalnya. Sekarang, dia sama Yazdan jadi canggung dan Yazdannya jadi nggak banyak ngomong.

Pelan-pelan, Yeva samperin Yazdan yang lagi sibuk itu. Dia ngelirik apa yang lagi suaminya lakuin. Ternyata, Yazdan lagi bikin sup. "Sini, aku aja yang lanjutin," ucap Yeva pelan.

"Eh, nggak usah. Kamu duduk aja, aku lanjutin sampe selesai," balas Yazdan. Laki-laki itu setia pakai nada lembutnya, meskipun adanya kejadian nggak mengenakkan tadi siang.

Yeva ngangguk kaku. Aku-kamu? Nggak Abi-Bunda?

Akhirnya, Yeva duduk di salah satu kursi meja makan. Tatapan sendunya terpaku pada punggung suaminya.

Selesai masak, Yazdan naruh mangkuk sup dan piring lauk lainnya di meja makan. Ngelirik Yeva yang dari tadi terus menatapnya. Yazdan senyum, "Ayo, makan. Semoga aja nggak asin." Yazdan itu udah sering masak. Dan sering juga, masakannya itu asin.

Yeva cuma diem sambil terus natap suaminya, bikin laki-laki itu kebingungan.

"Yeva?" panggil Yazdan.

Yeva geleng-geleng pelan. Nggak bisa. Ke mana panggilan Abi-Bunda? Ke mana kata-kata, panggilan alay tapi Yeva suka dari Yazdan? Omongan random laki-laki itu? Yazdan yang clingy? Yeva bener-bener nggak bisa kayak gini terus, dan terus-menerus diselimuti rasa bersalah.

yazvaWhere stories live. Discover now