1O─ Mimpi indah

970 156 30
                                    

Prima Esha Kartika

Prima Esha Kartika

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
















































···

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

···

Helaan napas lega terdengar, Yazdan menarik tangannya yang sebelumnya menggenggam erat koper. Lelaki itu terduduk asal di lantai. Akhirnya setelah perjuangan membawa koper-koper berat itu dari lantai bawah ke lantai di mana kamarnya berada, Yazdan bisa beristirahat dan melemaskan otot-ototnya.

"Wah, kasurnya empuk." Yeva tersenyum senang. Rupanya tempat tidur di kamar barunya tidak keras seperti yang ia pikirkan.

Netranya beralih memandang sekeliling. Sepersekian detik kedua sudut bibirnya kembali tertarik keatas membentuk seulas senyum.

Apakah seseorang yang merancang rumah barunya itu bekerja sambilan sebagai peramal? Lantas mengapa rumah dua lantai ini benar-benar sama seperti rumah impiannya? Mulai dari desain, interior serta lantai kayunya.

Yazdan mendesah berat, lelaki Jauhar itu bangkit dan meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku. Pandangannya beralih memandang sang istri.

"Gimana? Suka nggak?"

Yeva sontak menoleh dan mengangguk, "Suka! Banget malah."

Yazdan tersenyum, dia ikut duduk di samping belahan jiwanya. "Harus pake banget, sih. Rumah ini di desain kayak rumah impian lo."

Dua alisnya terangkat juga netranya yang sedikit membulat. "Oh ya?"

"Hm. Papah yang desain rumah ini semirip mungkin sama rumah impian lo."

"Ih, serius?" tanyanya terkejut dan langsung dibalas anggukan oleh lelakinya.

"Dua rius."

"Aaaa, jadi tambah sayang sama papah!"

"Iya. Gue juga jadi tambah sayang sama lo."

Yeva dibuat heran mendengarnya. "Kebiasaan, nggak nyambung."

yazvaWhere stories live. Discover now