53. Feelings

42K 3.5K 149
                                    

🚫Dalang di balik teror dan juga pesan misterius yang nimpa Alanna masih belum ketemu ya
belum mau tamat tenang aja

kawal terus dan bantu up cerita ini juga sampai sukses🥰

follow akun instagram 7 inti Ascencio🏴‍☠️
@arsenioaderald_ @riojohan_m
@samalfrad_ @mipanalfian_
@panjuloyee @geraldioaresta
@geriochrist

@alannazkadina
@alissyarahmania
@jihanzoee
@azalianabilaaa

•••

Pagi ini, Arsen lebih dulu bangun di bandingkan yang lain

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Pagi ini, Arsen lebih dulu bangun di bandingkan yang lain. Keenam sahabatnya itu, setelah shubuhan, mereka melanjutkan dan betah menelusuri alam mimpinya masing-masing, kecuali Geri.

Di pukul 6 pagi ini, Arsen menyibukkan dirinya di dapur. Menyeduh teh, dan juga membuat sarapan untuk dirinya sendiri. Arsen hanya mengenakan hoodie polos berwarna hitam, dan juga jogger pants berwarna abu-abu tua.

Terdengar suara langkahan kaki yang turun dari lantai dua. "Pagi," sapa gadis itu dengan nada suara serak khas bangun tidur. Dan kedua matanya masih setengah terbuka.

Arsen menoleh. Pemandangan yang ia dapat pagi ini adalah wajah gadis yang berhasil membuatnya jatuh sejatuh-jatuhnya seperti saat ini.

Arsen tersenyum. "Baru bangun?" tanya Arsen.

Alanna mengangguk sambil menutup mata, kemudian ia duduk di kursi meja makan. Menyandarkan kepalanya di atas meja. Alanna masih mengantuk. Penampilan Alanna sedikit berantakan karena baru bangun. Mengenakan baju tidur rumahan berlengan pendek dan bercelana panjang, yang bergambar boneka Teddy bear berwarna coklat.

Melihat wajah kantuk gadis itu, Arsen menghampirinya sambil membawa secangkir teh. Kemudian, ia duduk. Menatap Alanna yang masih menutup matanya dengan damai.

Tangan Arsen terulur mengelus surai gadis itu lembut. Arsen terus mengelusnya, sudah menjadi suatu kebiasaan karena ia sangat menyukainya. Elusan itu berpindah ke alis, hidung, dan berakhir di pipi.

"Lan," panggil Arsen. Alanna hanya bergumam. "Keluar yuk," ajaknya.

"Kemana?" tanya Alanna yang masih memejamkan mata.

"Ke mana aja," jawab Arsen. "Yuk."

Alanna menggeliat, dan mengubah posisinya duduk bersandar di kursi. Ia mengucek kedua matanya. "Aku mandi dulu tapi ya,"

"Nggak usah. Sikat gigi sama cuci muka aja. Aku tunggu," Alanna mengangguk. "Pake hoodie ya. Lagi dingin."

Alanna mengangguk lagi. Kemudian, gadis itu berdiri dan melangkah berat menaiki anak tangga guna mencuci muka dan berganti pakaian.

ARSENIOحيث تعيش القصص. اكتشف الآن