16. Dinner

63.4K 6K 318
                                    

Jangan lupa ramein cerita ini ya🥰
klik bintang sekaligus komennya juga yang banyakkk

•••

"Jangan tinggalin gue ya, Na

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jangan tinggalin gue ya, Na."

Arsen sadar saat mengatakan hal itu, dan tanpa sadar pun Alanna mengangguk, mengeratkan pelukannya, tangannya terus mengelus lembut rambut Arsen.

Iya, Sen, gue nggak akan ninggalin lo. Tapi mungkin suatu saat lo bakal tau, kalo gue bukan cewek polos yang lo kenal. Dan mungkin karena keadaan, siap nggak siap gue harus terima itu semua, batin Alanna.

Arsen masih setia memeluk pinggang Alanna. Di rasanya itu Arsen terus diam, Alanna mencoba menguraikan pelukannya, namun Arsen menarik kembali tubuh Alanna dan memeluknya menjadi semakin erat.

"Sen, mau berapa lama?" tanya Alanna.

"Sampai pagi."

Alanna melotot. "Ya capek dong peluk gini terus sampai pagi. Encok pinggang gue yang ada."

Arsen diam dan menguraikan pelukannya. Alanna mengambil nafasnya dalam-dalam. Ia berusaha mengontrol detak jantungnya.

"Jantung gue nggak aman ya?" tanya Alanna sambil memegang dadanya.

Arsen menghendikkan bahu. "Nggak tau. Tadi gue denger kenceng bunyinya."

Alanna mencubit lengan Arsen. "Ih serius!"

Arsen terkekeh. "Kenapa? Deg-deg an?"

"Iyalah! Lo pikir aja gimana nggak deg-deg an jantung gue kalo deket sama lo!"

Alanna membulatkan matanya. Ia menutup mulutnya karena keceplosan mengatakan hal jujur barusan.

Astaga, Lan! Lo bodoh banget sih! Keceplosan kan jadinya, batin Alanna.

"Kenapa?" tanya Arsen. Alanna menggeleng. "Lo pikir lo doang? Gue juga kali." ucap Arsen jujur.

"Hah? Seriusan?" Arsen diam tak menjawab dan itu membuat Alanna berdecak sebal.

Keduanya saling diam dan tidak ada yang memulai percakapan lagi setelah itu. Alanna memegangi perutnya karena anak cacingnya rewel.

Alanna menepuk perutnya pelan. "Gue laper," Arsen menoleh. "Makan yuk. Deket sini katanya ada restoran gitu, kayaknya enak mau coba nggak?" ajak Alanna.

Arsen mengangguk. "Boleh."

Mereka berdua pergi meninggalkan rumah gudang ini menuju restoran. Arsen mengemudikan mobilnya itu pelan sambil mencari restoran yang pas.

•••

Mobil Arsen terparkir rapi di sebuah restoran yang baru saja mereka temukan. Setelah di sambut hangat oleh pelayan, mereka berdua memilih duduk di kursi bagian pojok.

ARSENIOWhere stories live. Discover now