Arsa da Costa🧸

16.9K 863 1
                                    

Bradwell, Maxwell, dan Niall masih keluyuran di tengah malam ini. Bradwell yang pengemudi, Maxwell yang hanya memandang bosan jalanan yang mereka lewati, dan Niall yang sibuk dengan handphonenya.

"Daddy selalu menyuruh kita hal-hal yang aneh" Niall memecah keheningan di dalam mobil itu.

"Tapi dia tak akan menyuruh kita untuk hal-hal yang sia-sia dan membuang waktu" jawab Max.

"Dan dia selalu mempunyai tujuan ketika menyuruh kita" sambung Brad.

"Tetapi dia tidak tidak pernah mengatakan tujuannya, selalu menyuruh kita mencari tahu sendiri." Max dan Niall berucap bersamaan kemudian terdengar dengusan kasar dari keduanya.

Dalam mobil itu terjadi kembali keheningan. Mereka kembali sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Tetapi, ketika mata Max sibuk menjelajahi seisi hutan itu dia menemukan sesuatu yang aneh dari salah satu pohon.

"Berhentilah Brad!" seru Max dengan pandangan yang masih terarah di pohon itu dan Brad segera menghentikan mobil itu. "Sepertinya aku menemukan sesuatu."

"Dimana?" tanya Niall setelah turun dari mobil.

"Disana" jawab Max menunjuk objek itu.

Brad dan Max pun yang telah turun dari mobil sudah siaga dengan senjata mereka. Mereka pun berjalan pelan ke arah salah satu pohon lebih tepatnya belakang pohon itu. Samar-samar, mereka merdengar suara tangis ketika mereka lebih dekat dengan pohon itu. Brad segera memberikan kode kepada Max dan Niall untuk berhenti di tempat mereka sedangkan dia tetap berjalan ke arah suara tangis itu.

"Siapa kau?" tanya Brad dengan pistol yang menodongkan pistolnya ke arah sosok mungil yang masih menunduk itu.

Brad memang harus selalu waspada karena bisa saja bocah lelaki di depannya ini merupakan jebakan dari seorang musuh mereka.

Bocah mungil itu mengangkat kepalanya. Terlihatlah wajah putih mulus itu, mata bulat yang memerah karena tangis, bulu mata yang lentik, hidung mungil yang mancung dan bibir mungil yang masih melengkung ke bawah. Brad sedikit terpana melihat itu yang memang memakai senter kecil sebagai penerangan sehingga dapat melihat jelas pemandangan itu.

"K-kakak T-tolong Alsa,hiks"

"M-mereka membunuh mommy Arsa hiks hiks"

"Alsa takuuut "

"Hiks tolong Alsaa"

Bocah mungil itu memeluk kaki Brad diiringi isak tangisnya. Max dan Niall yang melihat segera mendekati Brad.

"Dia adalah orang yang kita cari selama ini." ucap Max setelah meneliti lebih detail anak lelaki itu.

Brad yang mendengarnya segera mengangkat bocah mungil ke gendongan koalanya dan berjalan ke arah mobil diikuti Max dan Niall di belakangnya.

"Membawanya pulang ke mansion?" Tanya Nall

"Ya. Tentu saja bodoh"

Max dan Niall segera melihat gelang di tangan mereka yang mengeluarkan cahaya berwarna biru yang menandakan bahwa misi mereka terlaksana dengan baik.

"Apakah anak itu hasil dari perselingkuhan Daddy?" tanya Niall dengan wajah seriusnya

Max memandang datar ke arah Niall. "Berhentilah berbicara yang tidak-tidak, kepalamu bisa dipenggal oleh Daddy. Kau tak mengerti apa yang kuucapkan tadi? Dia adalah orang yang selama ini kita cari."

"Bi- "

"Hey, cepatlah! Kenapa kalian begitu lambat berjalan" seru Brad membuat keduanya segera berlari ke arah mobil.

Little Gem [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang