Harta Karun 💀

2.8K 260 14
                                    

Happy reading clyzen 🛸

Pagi ini suasana hati si bungsu keluarga Da Costa sedang buruk. Akibat dari kejahilan Rigel membuat semua anggota keluarga terkena imbasnya.
Bahkan ketika berangkat ke sekolah Arsa tetap diam saja di gendongan Brad. Tak ada kecupan dan pelukan hangat dari si kecil itu membuat para orang tua rasanya lesu untuk berangkat bekerja. Setelah shalat subuh tadi, ada saja yang dilakukan Rigel kepada adiknya katanya sih agar ia tak terlalu rindu kepada adik bungsunya itu. Rigel dengan segala pemikiran anehnya memang meresahkan. Untung dia ganteng, kalau tidak pasti Delano lebih memilih melelang anaknya itu.

Canda :v

Lupakan soal itu karena saat ini pemeran utama kita yaitu Arsa Da Costa mulai terisak kecil di bangkunya. Moodnya benar benar buruk hari ini selain karena Rigel tadi pagi dia kehilangan kotak yang berisi harta karunnya yang ia simpan di lokernya.

"Kenapa dek? Ada yang sakit?" Alger segera membawa Arsa ke gendongan koala nya dan menimang-nimang bayi besar itu.

"Mau susu?" Tawar Evan yang di balas gelengan oleh Arsa.

"Adek kenapa? Coba cerita sama Yayah, Dadda atau baba" ucap Edgar yang hanya membuat Arsa semakin memperkeras tangisannya.

Ya, seperti yang kalian baca ketiganya membujuk Arsa memanggil mereka dengan Yayah, Dadda, dan Baba. Awalnya Arsa bingung dan ingin menolak tetapi dengan segala jurus rayuan dari ketiga pemuda ini membuat Arsa menerima untuk memanggil mereka dengan tiga panggilan itu.

"Hiks hiks yayah, halta kalunnya alsa hillang hiks" adu Arsa kepada Alger

"Hm? Emang adek taruh dimana?" Tanya Evan sambil membuatkan susu untuk si kecil kesayangan mereka.

"Hiks adek talo di lokel tapi hiks tadi pagi ndak ada disanaaa hiks" jawab Arsa dengan napas yang sudah tersengal-sengal membuat Edgar mengelus dada anak itu dan mengusap air mata di pipi chubby itu dengan tisu.

"Udah ya, nanti Yayah cari" Meski Alger berkata ingin mencarinya nyatanya ia berniat membelinya.

"Sini Al" ucap Edgar yang sudah siap dengan gendongan bayi di badannya. Alger pun membantu Edgar untuk memasukkan Arsa ke gendongan itu dan Evan yang dengan cekatan memberikan botol susu yang langsung di hisap rakus oleh bayi besar itu.

Edgar menimang-nimang Arsa agar anak itu cepat terlelap. Setelah beberapa menit susu di botol dot itu telah habis tetapi bibir mungil itu tak henti menghisap akhirnya Evan menyumpal bibir mungil itu dengan pacifer.

Suasana kelas itu hening tanpa ada suara sedikitpun karena mereka tau jika bayi mereka sedang rewel. Untung saja kelas ini berada di lantai yang berbeda dari kelas lain jadi sangat mendukung untuk suasana hening ini.

Akhirnya tak membutuhkan waktu yang lama, Arsa sudah terlelap di gendongan Edgar. Tak ingin tidur anak itu terganggu Elano McKenzie selaku ketua kelas menyarankan agar membawa Arsa ke ruangan khusus mereka yang langsung dituruti oleh ketiga pemuda itu. Untuk membantu ketiga pemuda itu, Elano juga akan menyebar anggota kelas ini untuk mencari harta karun yang dimaksud Arsa.

🍫🍫🍫

"Seratus satu, seratus dua, seratus tiga,.."

Evan yang memangku anak mungil itu tak bisa menahan kegemasannya mendengar Arsa yang tak lelah untuk menghitung semut yang sedang berjalan di tembok depan kelas mereka. Ia tak henti mengecup pucuk kepala Arsa yang aroma harumnya sangat membuat candu.

Saat ini mereka menunggu yang lain yang sedang mencari harta karun Arsa. Seluruh anggota kelas sangat tahu jika harta karun yang dimaksud Arsa adalah kotak yang berisi coklat dimana coklat coklat itu pemberian dari mereka untuk bayi besar di kelas mereka. Sebenarnya mereka ingin langsung membeli yang baru saja tetapi Arsa yang tak sengaja mendengar itu kembali menangis dan mengancam tidak akan berbicara dengan mereka selama seminggu. Langsung saja mereka bergegas mencari kotak itu dan melarang Arsa untuk ikut mencari.

"Dadda, adek mau gambal. Adek bosaan" rengek Arsa

"Hm? Yaudah kita kedalam aja ya" jawab Evan yang dijawab anggukan lucu oleh Arsa.

Sesampainya di tempat duduk Arsa, Evan merogoh laci meja Arsa karena biasanya anak itu menaruh peralatan menggambar nya disana. Tetapi ketika tangannya menyentuh sesuatu langsung saja ia mengeluarkan benda itu yang membuat Arsa terpekik senang ketika melihatnya.

"IIIH HALTA KALUN NYA ALSAAAA" pekik Arsa sambil bertepuk tangan riang yang posisinya duduk di atas meja nya.

Evan tentu saja ikut senang apalagi melihat tawa yang terdengar sangat menggemaskan. Arsa langsung saja meraih kotak itu dan memeluknya dengan erat.

"Emmm enyak" ucap Arsa ketika mencomot satu coklat kecil dari kotak itu.

"Dadda minta tisuu" sudah menjadi kebiasaan bagi seorang Arsa setelah memakan coklat pasti meminta tisu karena pasti wajahnya akan sangat belepotan.

"Sini Dadda bersihkan" ucap Evan yang kemudian dengan lembut membersihkan wajah cemong bayi itu. Sungguh pipi chubby dengan rona kemerahan itu rasanya ingin ia gigit.

"Jadi adek udah nggak sedih lagi kan?" Tanya Evan

"Iya, soalnya halta kalunnya alsa udah ketemu"

"Nanti Alsa mau ucap telima kasih sama Abang Abang yang lain kalna udah bantu Alsa untuk cali halta kalun" lanjut Arsa yang menumbuhkan rasa bangga tersendiri bagi Evan. Hey, biar bagaimanapun ia juga ikut andil dalam merawat dan mendidik bayi besar satu ini meskipun belum lama ini.

Tersadar akan sesuatu, Evan memberitahu di grup kelas mereka bahwa harta karun Arsa telah ia temukan di laci meja Arsa. Walaupun dengan typing yang singkat.

evndr_ : udh ktm, d lc.

Jika ingin tutorial typing cool tanyakan saja kepada Dadda Arsa yang satu ini. Di jamin tidak akan pernah di balas.

SADARLAH READERS MEREKA CUMAN FIKSI!

TBC






Sorry ya yang terakhir itu agak ngejleb dikit tapi gak papa, lanjutkan perhaluan mu ladies. Lagian nggak ada yang rugi kok.

Btw kalian peringkat berapa?


Little Gem [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang